Kepala Dikes NTB, Nurhandini Eka Dewi. |
MATARAM - Pemerintah Provinsi NTB menyatakan wilayahnya masih bebas dari kasus positif Covid-19, hingga Senin petang (23/3).
"Pengumuman nasional sore tadi, ada 22 Provinsi (yang ditemukan kasus positif), alhamdulillah NTB masih biru, belum ada kasus positif Covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Nurhandini Eka Dewi, dalam jumpa pers Senin petang (23/3) di Posko Waspada Covid-19, Kantor Gubernur NTB.
Ia memaparkan, hingga Senin sore Dikes NTB mencatat total orang diperiksa di NTB sebanyak 348 orang, terdiri dari 21 Pasien Dalam Perawatan (PDP) dan 327 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Dari 21 PDP yang terdata saat ini 11 orang sudah selesai pengawasan dan dinyatakan negatif. Sementara 10 PDP lainnya masih dalam pengaswan dan di rawat di rumah sakit.
Sementara untuk 327 ODP saat ini sebanyak 149 orang sudah selesai pemantauan dan 178 orang masih dalam pemantauan. Mereka melaksanakan karantina mandiri di rumah, dengan pemantauan petugas kesehatan terdekat.
Eka mengakui dalam empat hari terakhir jumlah ODP meningkat tajam di NTB. Hal ini dipicu pembatasan aktivitas dengan ditutupnya kantor dah sekolah di luar negeri yang menyebabkan banyak Buruh Migran asal NTB pulang.
"Sehingga di beberpaa daerah peningkatan ODP cukup tinggi seperti di Lombok Timur dan Kabupaten Bima," katanya.
Namun ia menekankan, hingga Senin sore belum ada kasus terkonfirmasi positif Covid19 di NTB.
Ia mengatakan, sepanjang Senin banyak informasi yang tersebar di media sosial yang tidak valid. Misalnya tentang dugaan positif Covid di Labuapi, Lombok Barat, dan dua dugaan kasus di Sumbawa Barat.
"Jadi hari ini saya juga dapat pertanyaan masuk cukup banyak tentang itu. Saya sampaikan itu tidak benar," katanya.
Menurut Eka, meski jumlah ODP meningkat namun saat ini NTB masih dalam fase satu atau kewaspadaan, karena belum ada positif Covid-19.
Menyusul meningkatkan jumlah ODP di NTB, maka Pemprov NTB juga sudah menyiapkan skenario penanganan jika nantinya masuk fase dua.
Ia mengimbau masyarakat, untuk tidak panik namun tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah.
"Yang terbaik mencegah itu dengan membatasi kontak. Bukan hanya social distancing tapi juga body distancing karena semakin banyak kontak semakin tinggi resikonya. Kenapa sekarang Satpol PP, TNI dan Polri juga mengumumkan ini, karena memang sosial distancing ini mudah dan bisa dilakukan oleh semua. Caranya dengan tidak berada di luar rumah, bepergian bila ada keperluan saja, itu yang terbaik saat ini," katanya.