Pasien Diabetes yang Meninggal di RSUD Provinsi NTB Belum Tentu Positif Covid-19

MandalikaPost.com
Minggu, Maret 29, 2020 | 11.56 WIB Last Updated 2020-03-29T03:57:28Z
Kalak BPBD NTB, Ahsanul Khalik.

MATARAM - Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahsanul Khalik mengatakan, seorang pasien asal Mataram yang meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Provinsi NTB, Sabtu sore (28/3) belum dipastikan positif Covid-19.

Masyarakat diimbau tidak panik, namun harus tetap waspada dan mengikuti semua anjuran pemerintah.

"Pasien yang meninggal ini sebelumnya dirawat karena menderita diabetes melitus, gangguan jantung dan hipertensi. Untuk diketahui pasien ini juga tidak punya riwayat bepergian ke daerah pandemi Covid-19," kata Ahsanul, melalui siaran pers tertulis, Minggu (29/3) di Mataram.

Ahsanul memaparkan, pasien asal Kota Mataram ini masuk ke IGD  RSUD Provinsi NTB pada hari Rabu (25/3), di salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Mataram dengan riwayat Diabetes  Melitus, Jantung dan Hipertensi.

Pasien masuk ke RSUD Provinsi NTB sudah dalam kondisi lemah dan ditangani secara intensif oleh tim medis RSUD.

"Karena saat ini kita sedang ramai dengan kasus Covid-19, dan tanda awal dari pasien yang dalam kondisi lemah dan keluhan sesak nafas, maka pihak RSUD Provinsi sesuai SOP mengambil langkah melakukan isolasi pada Jumat siang (27/3)," jelasnya.

Pihak RSUD Provinsi NTB terus dilakukan pemantauan serta perawatan kepada pasien. Namun pada Sabtu (28/3) kondisi pasien semakin lemah dan dinyatakan meninggal dunia pasa  pukul 16.30 Wita, di hadapan keluarga dan tenaga medis.

Menurut Ahsanul, meski pasien tidak memiliki riwayat melakukan perjalanan ke daerah pandemi Covid-19, tetap kemudian dilakukan pengambilan swab untuk diuji di Litbangkes Kemenkes RI.

"Saya berharap masyarakat tidak berspekulasi, dan tidak mengambil kesimpulan sendiri serta tidak berbagi informasi yang belum kita dapatkan kebenarannya bahwa pasien ini meninggal karena Covied- 19, terlebih pasien tidak pernah atau tidak punya riwayat bepergian dan tidak punya riwayat kontak juga dengan penderita Covid-19," tukasnya.

Ia berharap semua pihak dan masyarakat bisa tenang dan bersabar menunggu hasil resmi dari Litbangkes.

Tes swab merupakan tes yang dilakukan dengan pengambilan cairan  pada hidung atau tenggorokan. Dari hasil tes swab inilah keberadaan virus corona dalam tubuh dapat diketahui.

"Diagnosis corona didapat melalui tes swab terhadap sampel yang dikirim ke laboratorium Litbangkes Kemenkes RI," katanya.

Terkait prosesi pemakaman jenazah, Ahsanul menjelaskan, hal itu dilakukan sesuai protokol dan SOP dan untuk menjaga keselamatan masyarakat secara luas.

"Sehingga penanganan terhadap jenazah dilakukan seperti penderita Covid-19, ini semata-mata sebagai sebuah kewaspadaan, sehingga pada saat pemakaman masyarakat tidak perlu khawatir. Sekali lagi masyarakat percayakan bahwa yang dilakukan dalam penanangan jenazah almarhum adalah yang terbaik untuk kepentingan masyarakat karena kita tidak berspekulasi apakah almarhum positif atau negatif Covid-19," paparnya.

Ahsanul menegaskan, yang paling penting saat ini adalah, semua pihak mengikuti petunjuk yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, tetap saling mengingatkan dan saling menjaga.

"Masyarakat agar tetap rajin cuci tangan, jaga jarak (physical distancing), jalankan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi vitamin, jauhi keramaian dan jangan termakan berbagai isu dan informasi hoax.
Dapatkan informasi dari sumber Resmi dan dapat dipercaya," katanya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pasien Diabetes yang Meninggal di RSUD Provinsi NTB Belum Tentu Positif Covid-19

Trending Now