Sejumlah wisatawan mancanegara yang hendak menyeberang ke Gili Trawangan, di pelabuhan Bangsal, Lombok Utara. |
MATARAM - Isu lockdown akan diberlakukan di Gili Trawangan dan semua bandara dan pelabuhan di NTB menimbulkan kepanikan di pulau wisata Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB.
Pemprov NTB segera mengklarifikasi dan menyatakan isu tersebut hoax.
"Kita dapat informasi wisatawan di Gili Trawangan panik dan berebutan eksodus meninggalkan Gili Trawangan, akibat informasi keliru dan hoax yang disebar tentang penutupan seluruh akses ke NTB. Itu semua tidak benar, tidak ada lockdown," kata Kepala Dinas Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi, Senin sore (16/3) di Posko Waspada Covid-19, Kantor Gubernur NTB, di Mataram.
Ia menjelaskan, Pemerintah NTB menetapkan status siaga darurat bencana non alam, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona ke NTB, sejak Minggu malam (15/3) berdasarkan hasil rapat terpadu.
Dalam keputusan rapat, hanya akses masuk ke Gili Trawangan ditutup sementara selama 14 hari, khususnya bagi kapal cepat dari Bali. Sementara Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah, dan Pelabuhan Lembar di Lombok Barat tetap beroperasi seperti biasa.
"Yang di Gili Pertimbangannya di Bali kan sudah ada positif Covid-19. Tapi yang ditutup itu untuk yang datang (dari Bali), boat yang keluar Gili tetap diperbolehkan, sehingga wisatawan bisa keluar tanpa panik," katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Ahsanul Khalik menjelaskan, pihaknya sudah meminta Pemda Lombok Utara dan para pelaku wisata di tiga Gili, Trawangan, Air dan Meno untuk memberikan informasi yang tepat pada wisatawan, agar mereka tidak panik dan meninggalkan Lombok.
"Tidak Benar 3 Gili Lock Down, karena kami Pemerintah Daerah hanya melakukan pembatasan untuk dua pekan ke depan.
Bisa jadi isu yang tidak benar ini dikeluarkan oleh orang yang tidak mengerti dan bahkan pesaing kita dalam pengembangan dan bisnis wisata," katanya.
Menurut Ahsanul, penutupan akses masuk dari Bali ke Gili Trawangan dilakukan untuk memastikan bahwa kawasan Gili aman dari Covid-19.
Selama penutupan 14 hari itu, Tim Gugus Tugas bersama Dinas Kesehatan dan stakeholders terkait lainnya akan melakukan pembersihan lingkungan dan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat publik di Gili Trawangan, Air dan Meno.
"Jadi wisatawan yang ada di Gili saat ini sebaiknya menikmati wisatanya dengan tenang dan tidak perlu panik. Tidak perlu meninggalkan Lombok, kami hanya menutup penyeberangan sementara 14 hari," katanya.