Data update Covid-19 Provinsi NTB. (Sumber : Gugus Tugas Covid-19 NTB) |
MATARAM - Perkembangan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di NTB meningkat menjadi 4 kasus, setelah penambahan dua kasus pada Selasa (31/3).
"Kasus positif per Selasa (31/3) ini bertambah dua, sehingga menjadi 4 kasus," kata Kepala Pelaksana BPBD NTB, H Ahsanul Khalik, Selasa petang (31/3), di Mataram.
Ahsanul menjelaskan, dua kasus terkonfirmasi positif adalah Pasien 03-NTB, seorang pria berusia 44 tahun, dan Pasien 04-NTB seorang pria berusia 46 tahun.
Pasien 03-NTB merupakan penduduk Kota Mataram dan pasien 04-NTB merupakan penduduk Provinsi Bali yang tengah berkunjung ke Kota Mataram.
Menurutnya, yang bersangkutan kemungkinan tertular di luar NTB karena memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit dalam periode 14 hari terakhir.
"Kedua penderita saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak tanggal 22 Maret dan 23 Maret 2020," katanya.
Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak tanggal 22 Maret dan 23 Maret 2020," katanya.
Sementara perkembangan jumlah orang diperiksa dalam status siaga darurat Covid-19 di NTB juga tercatat meningkat terutama untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Hingga Selasa (31/3) jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat sebanyak 31 orang, sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 887 orang.
Ahsanul mengatakan, jumlah ODP meningkat karena Pemerintah Provinsi NTB, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NTB, dan sinergitas antar Pemda Kabupaten/Kota melakukan pengetatan dan peningkatan kewaspadaan di sejumlah pintu masuk.
Peningkatan ODP juga terjadi lantaran banyak masyarakat NTB yang pulang dari luar daerah atau luar negeri. Selain itu, juga hasil contact tracing oleh petugas kesehatan terhadap empat kasus positif sebelumnya.
"Jadi standar protokolnya memang begitu. Mereka yang datang dari luar daerah atau luar negeri diperiksa, dan kalau ada riwayat bepergian ke daerah terpapar maka akan masuk dalam status ODP karena harus dipantau. Ini menyebabkan jumlah ODP meningkat, tapi ODP bukan pasti positif," katanya.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) ialah orang dengan gejala demam (>38°C) atau ada riwayat demam atau ISPA tanpa Pneumonia dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ialah orang yang mengalami gejala demam (>38°C) / riwayat demam, ISPA dan Pneumonia ringan hingga berat, serta memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir.
Ahsanul menekankan, peningkatan ODP tidak perlu membuat panik masyarakat. Sebab, semakin banyak ODP maka semakin meminimalisir potensi penyebaran Covid-19 di NTB.
"Peningkatan jumlah ODP ini justru menujukkan bahwa NTB serius dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Dan masyarakat tidak perlu panik karena ODP ini belum tentu terpapar Covid-19," katanya.
Ia menambahkan saat ini Pemprov NTB terus berupaya meminimalisir penyebaran Covid-19 di wilayah NTB. Edukasi, sosialisasi dan penyemprotan disinfektan juga terus dilakukan bersama dengan Pemda Kabupaten dan Kota di NTB.
Menurutnya, yang paling penting adalah partisipasi masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah. Terutama dalam hal penerapan sosial distancing, menerapkan pola hidup sehat, dan menghindari kerumunan orang dalam jumlah banyak.
"Jadi peran masyarakat juga sangat dibutuhkan. Perlu kesadaran bersama untuk memerangi penyebaran Covid-19 ini," katanya. (*)