Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan keterangan pers di Posko Waspada Covid-19 NTB, di Mataram. |
MATARAM - Status siaga darurat bencana non alam untuk penanganan Covid-19 di NTB sudah meningkat dari Fase I ke Fase II menyusul satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di NTB.
Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah menekankan, agar dalam fase II ini aparatur pemda dan masyarakat benar-benar taat dan patuh pada prosedur penanganan yang ditetapkan pemerintah.
"Saat ini yang dibutuhkan adalah bukan kepanikan dan berita-berita yang tidak benar.Yang dibutuhkan adalah kepatuhan dan kesungguhan untuk bagaimana kita mengikuti prosedur yang ada," tegas Rohmi yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Selasa (24/3) dalam jumpa pers di Posko Waspada Covid-19 NTB di Mataram.
BACA JUGA : Pasien Covid-19 01-NTB Ditangani dengan Baik, Masyarakat Diminta Ikuti Anjuran Pemerintah
Rohmi menekankan, dalam penanganan Covid-19 ini kesiapan pemda dan fasilitas kesehatan yang bagus pun tidak akan ada artinya tanpa kesadaran setiap warga untuk memproteksi diri dan mengikuti anjuran pemerintah.
Ia juga meminta semua pihak untuk saling mendukung dan bersama-sama menghadapi fase II ini. Berhenti saling menyalahkan dan sama-sama membangun semangat bersama.
"Saat ini jangan dimasuki oleh ranah politik karena kita bicara nyawa. Sudah bukan saatnya saling menyalahkan, sudah stop kita untuk saling mentertawakan dan menganggap guyon anjuran pemerintah termasuk social distancing," tukasnya.
Selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Rohmi menegaskan, pihaknya bersama stakeholders terkait tidak bosan- bosan menyampaikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat.
"Yang sangat penting pertama, 85 persen dari orang yang terpapar virus ini tidak menunjukkan gejala apapun, gejalanya tidak berat. Artinya harus waspada semua kita bisa saja kita enggak tahu ini yang harus kita pahami," katanya.
Ia menegaskan, kalau ingin proses penanggulangan ini berjalan dengan baik, maka masyarakat harus merasakan seolah olah kena dan tertular.
"Jadi merasakan seolah olah, sehingga kita bisa jaga diri, kita selalu mengingatkan lingkungan kita dan siapapun yang kita temui untuk jaga kebersihan, jaga jarak, cuci tangan, selalu jangan pegang muka, jangan berbagi makanan, jangan berbagi tempat makanan dan seterusnya," papar dia.
Dengan mengurangi interaksi dan kontak fisik di luar dan disiplin taat mengikuti anjuran pemerintah, diharapkan kasus Covid-19 ini bisa ditangani dengan baik.
"Sudah stop kita untuk saling mentertawakan dan menganggap guyon hal-hal yang berbau jaga jarak. Banyak orang yang terinfeksi dia baru sadar setelah dua minggu, tiga minggu atau satu bulan berinteraksi rapat dengan orang yang ternyata positif dan ini betul betul membutuhkan kepedulian semua kita," katanya.
Wagub Rohmi menyampaikan, saat ini pemerintah fokus bekerja untuk penyiapan fasilitas sarana prasarana fasilitas kesehatan, serta edukasi yang terus menerus dan makin tajam.
Edukasi juga melibatkan semua pihak hingga ke tingkat Desa, agar sosialisasi bisa lebih masif.
Pemprov juga berkoordinasi dengan sepuluh Kabupaten dan Kota sewilayah NTB.
"Sudah kita lakukan semua bahkan kooperatif dan luar biasa ya bupati walikota juga bergerak semuanya," katanya.
Menurutnya, negara-negara yang sudah sukses menangani Covid-19 seperti Jepang dan Korea itu bisa dilakukan karena masyarakatnya partisipatif dan disiplin mengikuti anjuran pemerintah.