Jangan Panik !!, Makin Banyak yang Terdeteksi, Penanganan Covid-19 akan Semakin Optimal di NTB

MandalikaPost.com
Selasa, April 21, 2020 | 16.14 WIB Last Updated 2020-04-21T08:17:48Z
Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah dan Wagub Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah. (Ist)

MATARAM - Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Provinsi NTB meningkat dalam beberapa hari terakhir, hingga mencapai 93 kasus komulatif pada Senin malam (20/4), di mana 11 diantaranya berhasil sembuh.

Peningkatan kasus terdeteksi itu merupakan bagian dari keberhasilan upaya contact tracing yang terus dilakukan terhadap klaster Gowa di NTB. Peningkatan angka ini juga tak perlu dikhawatirkan apalagi sampai panik. Sebab secara logika, semakin banyak yang terdeteksi, akan semakin mudah membatasi pergerakan penularan Covid-19.

Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah mengatakan, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 kemungkinan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Hal itu disebabkan Satuan Gugus Tugas NTB telah melakukan contact tracing sekaligus rapid test telah terhadap 1.157 klaster Gowa di NTB.

Dari hasil test cepat tersebut, sebanyak 327 orang menunjukkan hasil reaktif.

“Kita sudah mendata teman-teman cluster GOWA jumlahnya lebih dari 1000an. Dan hasil rapid test sementara sudah 367 yang reaktif. Biasanya yang reaktif ini lebih dari 50 persennya jadi positif. Artinya kita harus siap-siap di beberapa hari ke depan terjadi lonjakan jumlah yang positif," kata Gubernur Zul, Selasa (21/4).

BACA JUGA : Total Covid-19 NTB, 93 Positif 11 Sembuh

Namun menurutnya, peningkatan jumlah kasus ini tidak perlu membuat panik masyarakat. Apalagi dengan terdeteksinya kasus positif baru, maka pencegahan penyebarannya bisa ditekan, sementara penanganan untuk pasien positif bisa lebih optimal.

"Tetapi tentu lebih baik menyalakan lilin dari pada kita mengutuk kegelapan. Daerah-daerah yang kebetulah sudah cukup banyak yang reaktif harus segera menyiapkan diri dan masyarakat harus secara psikologis disiapkan untuk menerima kenyataan ini,” ujarnya.

Gubernur Zul mengatakan, hal yang cukup baik bahwa semua klaster Gowa telah teridentifikasi, sehingga meminimalisir terjadinya transmisi lokal atau penyebaran Covid-19 di daerah ini.

“Banyak yang terkejut ketika lonjakan yang positf Korona naik begitu cepat di tempat kita. Mestinya kita tidak perlu terkejut karena cluster-cluster alhamdulillah sudah teridentifikasi. Dan dengan sudah teridentifikasi insyaallah kita jadi lebih mudah menanganinya,” ujar Zulkieflimansyah.

Dia mengatakan, klaster Gowa adalah pasien terbanyak positif COVID-19 karena jamaah tablig yang pergi ke Gowa melakukan interaksi fisik dengan salam-salaman.

“Salah satu cluster yang banyak terkena wabah ini adalah saudara-saudara kita jamaah tablig (JT) yang kebetulan mengikuti acara di Gowa. Saya kebetulan pernah ikut aktivitas jamaah tablig ini, sebuah komunitas yang luar biasa dan bekerja dgn penuh cinta dan keikhlasan,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika kebetulan banyak anggota JT yang terpapar positif, tentu bukan karena kesengajaan. Tapi karena komunitas ini guyub, sering berjabat tangan dan sering bersama-sama. Inilah yang membuat penularan COVID-19 di JT jadi lebih cepat.

"Menyalahkan teman-teman JT tentu tidak tepat, dan teman-teman JT yang kebetulan pernah ke Gowa juga harus terbuka dan sadar bahwa COVID-19 ini bukan aib dan bisa disembuhkan. Sehingga tak perlu bersikeras untuk tidak mau dites atau diperiksa,” jelasnya.

Gubernur Zul mengatakan, di lokasi isolasi selama dua pekan pasien akan diberikan vitamin dan diminta berolahraga dengan teratur. Itu akan mempercepat proses penyembuhan.

“Menyembuhkan yang positif COVID-19 ini tidak susah. Isolasi 14 hari, makan makanan yg sehat, cukup vitamin C dan E, berolah raga dll insyaallah sembuh. Berikut kami sampaikan data dari cluster Gowa, bukan untuk bikin panik tapi agar kita lebih dini menyiapkan diri. (Penyakit) Ini Insya Allah bisa disembuhkan dan diselesaikan,” katanya.

Gubernur Zulkieflimansyah menambahkan, dalam menangani pandemi Covid-19 Pemprov NTB memfokuskan pada dua aspek, yakni aspek kesehatan berkaitan dengan upaya minimalisir penyebaran dan penanganan medisnya, serta aspek ekonomi berkaitan dengan dampak sosial ekonominya.

Ia berharap masyarakat tidak perlu panik, namun tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah selama masa pandemi ini.

"Jadi hati-hati dan waspada harus, tapi jangan sampai panik berlebihan terutama di daerah-daerah yang baru terkonfirmasi ada yang positif. Sikapi secara wajar, lebih bagus ketahuan positif dan segera diantisipasi daripada kelihatan nol tapi sebenarnya sudah banyak yang tertular. Ini penyakit bukan Aib dan bisa disembuhkan. Hanya penularannya yang begitu cepat," katanya.

Update Contact Tracing Klaster Gowa di NTB.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB membenarkan pergerakan angka kasus positif Covid-19 itu berkaitan dengan hasil contact tracing secara serentak untuk klaster Gowa di seluruh wilayah NTB.

"Jumlah tentu akan meningkat dari hasil contact tracing cluster Gowa. Sampai hari ini penambahan pasien masih mengikuti curva yang kami buat diawal pandemi, tapi semoga dua minggu ke depan curva ini bisa melandai," katanya.

Eka menjelaskan, upaya contact tracing juga terus dilakukan bukan saja terhadap kontak erat dengan pasien positif, tetapi juga terhadap kontak erat hasil rapid test yang reaktif. Sehingga, kemungkinan penyebaran bisa dideteksi lebih dini karena contact tracing bisa diisolasi atau karantina.

"Memang proses karantina ini sangat tergantung pada ketersediaan  ruang dan pergerakan team di lapangan. Tapi minggu-minggu ini pekerjaan ini jadi lebih mudah karena ODP dan OTG lebih kooperatif, sehingga test kepada mereka juga lebih mudah," katanya.

Update Covid-19 NTB 20 April 2020. (Sumber: Dinas Kominfotik NTB)

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah menekankan pentingnya masyarakat agar tetap disiplin dan mentaati anjuran pemerintah.

"Keberhasilan negara-negara yang mampu menekan pandemi itu umumnya karena masyarakatnya disiplin. Mentaati anjuran pemerintah untuk jaga jarak, rajin cuci tangan, dan lebih banyak diam di rumah. Kalau terpaksa keluar rumah, gunakan masker," katanya.

Ia juga meminta masyarakat bisa menyikapi kondisi pandemi saat ini dengan tenang dan tidak perlu panik.

Umi Rohmi menjelaskan, lonjakan kasus yang terjadi karena NTB saat ini telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19. Dengan adanya alat tersebut, hasil test akan dapat diketahui hanya dalam waktu yang jauh lebih singkat.

"Alhamdulillah Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak sekitar dua minggu yang lalu itu sudah memiliki alat sendiri, sehingga untuk menentukan positif itu hanya butuh satu sampai dengan dua hari. Itulah kemudian mengapa setiap hari kita mendengar jumlah yang positif itu banyak karena memang sesungguhnya yang positif-positif sekarang itu, sejak awal di pertengahan Maret itu sudah masuk ke NTB," jelasnya.

Wagub Rohmi berharap kerjasama dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik. Edukasi, kelengkapan sarana dan prasarana penanganan Covid-19 kedepannya diharapkan terus ditingkatkan hingga ke pelosok-pelosok desa.

"Insya Allah dengan kerjasama yang baik antara eksekutif, legislatif dan seluruh elemen di Nusa Tenggara Barat masalah yang sulit ini akan bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya," pungkasnya. (*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jangan Panik !!, Makin Banyak yang Terdeteksi, Penanganan Covid-19 akan Semakin Optimal di NTB

Trending Now