Update Covid-19 Kota Mataram 62 Positif, 11 Sembuh

MandalikaPost.com
Jumat, April 24, 2020 | 23.54 WIB Last Updated 2020-04-24T15:55:49Z
Direktur RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra.

MATARAM - Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah berapa hari terakhir di Kota Mataram. Namun, peningkatan angka kesembuhan juga terus meningkat di ibukota Nusa Tenggara Barat ini.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB menyebutkan, ada penambahan 9 kasus terkonfirmasi positif di Kota Mataram pada Jumat malam (24/4), sehingga secara komulatif jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Mataram menjadi 62 kasus.

Namun data yang sama menyebutkan, ada  3 pasien positif yang dinyatakan sembuh pada Jumat malam (24/4), sehingga secara komulatif angka kesembuhan di Kota Mataram mencapai 11 orang.

Dibanding daerah Kabupaten dan Kota lainnya di NTB, Kota Mataram saat ini menjadi daerah dengan jumlah kasus positif Covid-19 paling tinggi. Tapi, Kota ini juga mencatat angka kesembuhan yang paling tinggi.

Dari 20 pasien yang dinyatakan sembuh hingga Jumat malam (24/4), sebanyak 11 orang diantaranya merupakan pasien penduduk Kota Mataram. Sisanya, tersebar 5 di Lombok Timur, 2 di Lombok Barat, 1 di Lombok Tengah, dan 1 di Sumbawa.

Peningkatan kasus terkonfirmasi positif di Kota Mataram disebabkan kemampuan Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram yang cukup baik dalam melakukan contact tracing. Selain itu ketersediaan sarana uji swap yang semakin memadai setelah Laboratorium RS Universitas Mataram (Unram) ditunjuk Kemenkes sebagai salah satu Lab penguji Covid-19, memperkuat Laboratorium Biomedik RSUD Provinsi NTB.

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra mengatakan, percepatan kasus positif yang terdeteksi di Kota Mataram disebabkan regulasi penanganan Covid-19 yang semakin baik di Kota Mataram. Hal itu meliputi upaya contact tracing terhadap beberapa klaster, pola screening dengan Rapid Diagnosa Test (RDT) dan uji swab yang kini bisa lebih cepat.

"Peningkatan kasus positif di Kota ini kan menunjukan bahwa upaya tracing dan screening yang kita lakukan lebih ketat dan cepat. Sehingga treatment dan penanganan medis juga bisa lebih maksimal," kata dokter Jack, sapaan akrabnya.

Dokter Jack memaparkan, pola screening dilakukan Gugus Tugas Kota Mataram baik terhadap ODP dan OTG mengunakan RDT. Kemudian yang hasilnya menunjukan reaktif, langsung diisolasi di Wisma Nusantara, untuk dilakukan uji swab berikutnya di laboratorium.

"Selama di Wisma Nusantara, mereka di-suplay kebutuhan makanan sesuai dengan gizi covid-19 dan suplemen secara teratur, sambil menunggu hasil uji swab di laboratorium, untuk memastikan positif atau negatif," katanya.

Menurutnya, jika kemudian hasil uji swab dinyatakan positif, maka pasien bersangkutan akan langsung dibawa untuk dirawat di ruang isolasi yang tersedia di RSUD Kota Mataram. Sementara yang hasil swabnya negatif bisa dipulangkan setelah ada surat dari Dinas Kesehatan maupun Rumah Sakit rujukan.

Selain penanganan dari sisi kesehatan dan medis, Kota Mataram juga mempunyai sejumlah kebijakan strategis dalam menekan angka penyebaran Covid-19. Misalnya pemberlakukan pembatasan jam malam hingga pukul 22.00 Wita, pemeriksaan kesehatan di sejumlah pintu masuk Kota Mataram, dan pengetatan pemeriksaan kunjungan di setiap lingkungan dan Kelurahan.

"Pak Walikota sebagai Ketua Gugus Tugas Kota Mataram sudah menerapkan kebijakan-kebijakan yang strategis, dan kita di lini kesehatan juga sudah ada pola yang bagus. Sehingga dari sisi pencegahan dilakukan, dan treathment medis untuk pasien positif juga berjalan baik," katanya.

Dokter Jack mengimbau masyarakat Kota Mataram untuk berpartisipasi menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Mataram. Caranya dengan disiplin dan terus mentaati anjuran pemerintah, tetap jaga jarak, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker bila terpaksa bepergian.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram), dr Hamsu Kadrian mengatakan, meningkatnya kasus positif Covid-19 di NTB sebenarnya bagus karena Pemda sudah memiliki kemampuan untuk melakukan screening dan deteksi serta mengkonfirmasi kasus positif lebih banyak lagi. Termasuk di Kota Mataram.

"Kalau kita tahu yang di bawah gunung es ini lebih banyak, maka kita akan bisa melakukan intervensi-intervensi yang lebih terukur. Sehingga kita bisa melakukan isolasi pasien yang positif tadi agar tidak menjangkiti orang lain" kata Hamsu.

Ia mengatakan, jika orang tidak tahu dirinya terinfeksi Covid-19 dan menularkannya ke orang lain yang tidak tahu, hal ini justru akan berdampak buruk bagi upaya memutus mata rantai penularan virus.

"Dengan kita mengetahui yang terkonfirmasi positif ini, maka kita punya peluang untuk melakukan treatmen yang lebih bagus," ujarnya.

Ia menjelaskan, peningkatan kasus terjadi juga karena Pemerintah Daerah sudah memiliki data-data orang yang berisiko atau rentan terkena Covid-19, mulai dari jumlah ODP, PDP, OTG dan beberapa istilah lainnya.

Pemda NTB dan daerah Kabupaten/Kota melalui Gugus Tugas dinilai sudah berhasil melacak orang-orang yang rentan ini dan sudah melakukan screening, termasuk kepada warga yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulawesi Selatan, salah satu klaster terbesar di Mataram dan NTB secara umum.

"Kita sudah melakukan identifikasi dan sudah mendapatkan hasil sementara melalui screening tadi. Dari screening ini kita tahu jumlah orang yang reaktif. Dari yang reaktif ini akan dilanjutkan dengan swab yang merupakan metode standar," lanjutnya.

Hamsu mengimbau masyarakat agar tidak terlalu panik menyikapi perkembangan angka-angka positif yang cenderung meningkat ini, karena sesungguhnya ini berarti Pemda telah mampu mengungkap kasus ini lebih dalam. (*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Update Covid-19 Kota Mataram 62 Positif, 11 Sembuh

Trending Now