Walikota Mataram, H Ahyar Abduh di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram. |
MATARAM - Walikota Mataram H Ahyar Abduh menegaskan agar masyarakat Kota Mataram menahan diri untuk tidak melaksanakan sholat Jumat berjamaah dan menggantikan dengan sholat Dzuhur di rumah masing-masing.
Ibadah tarawih bulan Ramadhan, di Masjid atau Mushola juga diminta untuk dihentikan, selama masa tanggap darurat menghadapi pandemi Covid-19 di wilayah Kota Mataram.
Hal ini ditekankan Ahyar Abduh, sesuai Surat Kesepakatan Bersama (SKB) Walikota Mataram bersama Ketua DPRD Kota Mataram, Kapolresta Mataram, Dandim 1606/Lombok Barat, Kajari Mataram, Ketua MUI Kota Mataram, dan Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram, yang dibacakan Minggu (26/4) di Posko Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram.
"Kami meminta masyarakat Kota Mataram untuk meniadakan sholat Jumat dan mengganti dengan sholat dzuhur di rumah, meniadakan sholat tarawih di Masjid dan Mushola, dan tidak ada kegiatan ibadah yang melibatkan jamaah, selama masa tanggap darurat Covid-19 di Kota Mataram," kata Ahyar Abduh.
Menurut Ahyar, kesepakatan bersama ini dilakukan dengan berpedoman pada Maklumat Kapolri, SE dan Imbauan Gubernur NTB, serta SE Walikota Mataram dalam rangka upaya dan ikhtiar mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Mataram.
"Ini kita lakukan karena dari hari ke hari masyarakat yang terpapar semakin banyak. Kota Mataram saat ini sudah ditetapkan tanggap darurat dan masuk dalam zona merah Covid-19, sehingga semua masyarakat harus berpartisipasi dalam mencegah penyebarannya," katanya.
BACA JUGA : Positif Covid-19 Naik di Kota Mataram, Angka Kesembuhan Juga Meningkat
Walikota Mataram Ahyar Abduh mengakui, saat ini tentu masa yang berat dimana bulan Ramadhan harus dilalui di tengah pandemi Covid-19. Namun, hal ini bukan hanya terjadi di Mataram saja, tetapi terjadi secara nasional bahkan global.
Meski keadaan dan kondisi memaksa masyarakat harus beribadah di rumah, Ahyar menyampaikan semua harus dijalani dengan sabar dan tetap berserah kepada Allah SWT.
"Meski masyarakat beribadah di rumah, gunakan masa-masa ini untuk memanjatkan doa, bermunajat pada Allah SWT agar kita semua bisa melewati masa pandemi ini. InsyaAllah dengan kerja pemerintah dan dukungan partisipasif masyarakat yang tetap mengikuti anjuran pemerintah, maka wabah ini bisa segera berlalu," kata Ahyar Abduh.
Ahyar Abduh juga mengimbau agar masyarakat Kota Mataram tetap disiplin dalam melakukan physical distancing atau jaga jarak, rajin mencuci tangan, dan selalu menggunakan masker jika bepergian.
Berdasarkan pantauan di lapangan di minggu pertama puasa Ramadhan, masih cukup banyak masyarakat yang nampak mengabaikan imbauan pemerintah ini. Terutama menjelang waktu berbuka puasa, di mana banyak masyarakat dan pedagang belum tertib menjaga jarak dan menggunakan masker saat berada di luar rumah.
"Kami imbau masyarakat agar disiplin, dan ke depan kita akan melakukan tindakan tegas untuk yang masih belum tertib melaibatkan Satpol-PP dan juga unsur TNI-Polri. Ini semua demi kebaikan kita bersama, agar angka penularan Covid-19 ini bisa kita tekan dengan optimal," tegasnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Covid-19 NTB, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Mataram hingga Minggu (26/4) mencapai 71 kasus positif. Dari jumlah tersebut, hingga Minggu tercatat sebanyak 12 pasien sudah dinyatakan sembuh, dan sisanya masih menjalani perawatan intensif di sejumlah RS rujukan di Kota Mataram. (*)