Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal. |
MATARAM - Dinas Pariwisata NTB dengan dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah menyiapkan konsep "New Normal" yang merupakan langkah awal untuk fase pemulihan di sektor pariwisata NTB.
Fase pemulihan yang direncanakan dimulai sejak Juni hingga Desember 2020 ini dilakukan untuk mendorong bergeraknya kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah, pasca pandemi corona.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal menjelaskan, dalam konsep New Normal ini, promosi dilakukan dengan sasaran pariwisata pasar domestik yang dibagi ke dalam beberapa bagian daerah. Selain itu, preferensi produk wisatawan pada tahap new normal akan beralih ke produk yang lebih menekankan physical distance, seperti kesehatan, self-driving, outdoor activity, dan lainnya.
"Pada kondisi new normal, orang-orang masih berwisata dengan sejumlah prosedur yang berbeda dari sebelumnya. Standar kebersihan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan untuk pelanggan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya," kata Lalu Faozal, Jumat (15/5) di Mataram.
BACA JUGA : Ini Strategi Mitigasi Dispar NTB untuk Pariwisata Terdampak Pandemi
Persiapan yang dilakukan dalam upaya penerapan konsep new normal di berbagai bidang itu antara lain :
1. INDUSTRI & ASOSIASI – Menyusun protokol kesehatan yang berlaku untuk periode New Normal before vaccine, memberikan layanan yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan. Menjalankan protokol yang telah ditetapkan.
2. PEMERINTAH – Menyetujui, mengawasi berjalannya protokol kesehatan dan memantau dampak, sekaligus mewaspadai datangnya gelombang baru. Mendorong upaya-upaya yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha wisata hingga mendorong dan menjaga tumbuhnya investasi wisata.
3. MASYARAKAT – Memberikan dukungan dan mencari peluang dari adanya bisnis wisata. Kolaborasi antar pemangku kepentingan.
4. MEDIA – Mendukung promosi destinasi wisata yang telah siap untuk kembali dibuka dengan protokol yang baru.
5. LSM – Membantu masyarakat agar dapat mengambil peluang dari adanya industri wisata.
6. AKADEMISI – Mengedukasi para pemangku kepentingan agar NTB siap meningkatkan kualitas SDM nya, serta membentuk mental model yang terbuka untuk pengembangan pariwisata serta siap menghadapi persaingan.
Faozal mengatakan, dalam fase New Normal ini Dinas Pariwisata Provinsi NTB terus melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota mengenai dampak Covid-19 di semua komponen Pariwisata (Kelembagaan, Industri, Pemasaran dan Destinasi), dan akan mengadakan event-event berskala Nasional maupun Internasional berupa PR-ing (testimoni positif sebagai Trauma Healing) - agar industri memviralkan setiap testimoni positif.
Promosi pada semua media di dalam negeri dan Luar Negeri juga dilakukan serta akan mengundang para Duta Besar negara sahabat untuk mengikuti sites visit ke KEK Mandalika dan sekitarnya untuk melihat situasi terkini dan terus melakukan Sterilisasi dan Sanitasi pada Venue Mice.
"Dalam tahap New Normal ini kita juga akan terus menawarkan produk lokal menjadi cinderamata di Kemenparekraf, hal-hal tersebut diharapkan agar mampu meringankan beban psikis dari element masyarakat di sektor pariwisata yang terdampak terutama di bidang ekraf," katanya.
Faozal mengungkapkan, sejak pandemi corona Februari lalu, sektor pariwisata menjadi sektor yang sangat terdampak. Dunia usaha di sektor pariwisata juga mengalami pelemahan, hingga berdampak pada banyak hal termasuk banyaknya tenaga kerja yang dirumahkan (unpaid leave), bahkan hingga PHK.
Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata NTB, sejak pandemi terjadi setidaknya sebanyak 15 ribu pekerja di sektor pariwisata NTB dirumahkan. Mereka terdiri dari 6.122 tenaga kerja di bidang hotel, 1.874 di bidang Pokdarwis, 1.357 Travel/Guide, 676 Porter, 213 Homestay, 2.410 Ekraf/IKM, 394 Sanggar Seni, 353 Lapak Kuliner, 617 Boatman dan 984 tenaga kebersihan paiwisata.
Menurut dia sejak pandemi corona yang mulai berdampak dua bulan lalu, Dinas Pariwisata NTB Dinas telah merancang strategi dan mitigasi dampak corona di sektor pariwisata yang dibagi menjadi tiga tahap. Masing-masing tahap Tanggap Darurat yang sudah dilakukan sejak Maret - Mei 2020, kemudian Tahap Pemulihan atau New Normal yang akan dimulai pada Juni-Desember 2020, serta tahap recovery yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2021 mendatang.
"Untuk tahap tanggap darurat, sejumlah program sudah kita laksanakan, dan Juni ini kita bersiap ke New Normal, atau fase pemulihan," katanya.
Beberapa hal yang sudah dilakukan dalam tahap tanggap darurat antara lain melakukan upaya untuk menekan dampak buruk pandemi corona yang terjadi pada perekonomian masyarakat di sektor pariwisata.
Dispar NTB membentuk Command Center untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan data pelaku usaha pariwisata yang terdampak pandemi corona, hingga melakukan upaya sterilisasi melalui penyemprotan disinfektisasi di sejumlah destinasi wisata.
Selain itu, dalam tanggap darurat, Dispar NTB juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta pemerintah Kabupaten/Kota untuk membantu para pekerja yang terdampak. Dan juga mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi.
“Berdasarkan usulan dan permohonan assosiasi juga maka NTB sudah mendapat bantuan dengan kuota 15 ribu paket bahan makanan pokok bantuan Kemenparkraf untuk pekerja yang terdampak,” jelas Faozal.
Ia berharap, hal ini bisa berpengaruh positif dan meringankan beban kepada para pekerja yang dirumahkan.
Memasuki fase pemulihan Juni-Desember 2020 nanti, Faozal berharap agar pelaku pariwisata dan para pekerja terdampak tetap optimis dan bersemangat menatap hari depan untuk kembali bangkit pasca pandemi nantinya.