Direktur Tri Utami Jaya, Nasrin H Mukhtar bersama Kepala Dusun Prabe, Misbahul Tirta, pasca penerimaan Kopi Raja Lombok masuk ke JPS Gemilang. |
MATARAM - Setelah sebelumnya dikabarkan ditolak JPS Gemilang, Kopi Raja Lombok produksi kelompok tani dari Dusun Prabe, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, akhirnya diterima masuk JPS Gemilang melalui UD Tri Utami Jaya.
UD Tri Utami Jaya yang mensuplai teh kelor dalam JPS Gemilang menerima sekitar 500 paket kopi Prabe kemasan 100 gram dan 150 gram.
Direktur Tri Utami Jaya, Nasrin H Mukhtar, menerima kopi Prabe di rumahnya di Mataram. Kepala Kepala Dusun Prabe, Misbahul Tirta, Nasrin meminta maaf lantaran sebelumnya terkesan telah menolak kopi Prabe.
"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Mungkin dari WA kurang bagus. Mungkin kemarin karena lapar, karena banyak produk yang datang, makanya saya minta maaf," katanya di hadapan petani kopi Prabe, Minggu, 10 Mei 2020.
Nasrin H Mukhtar kemudian menerima ratusan kopi milik petani Prabe, Misbahul Tirta.
"Kalau diizinkan kopinya diambil, saya bayar sekarang. Itu yang ingin saya sampaikan," ujarnya.
Sebelumnya, kopi Prabe sempat ditolak karena kemasan dinilai hanya plastik biasa. Namun setelah ditelusuri ternyata kopi Prabe telah masuk dalam daftar item di JPS Gemilang tahap II. Hanya saja tidak melalui Dinas Perindustrian, namun Dinas Perdagangan.
Petani kopi Prabe, Misbahul Tirta, mengatakan petani kopi di Dusun Prabe sudah lama memproduksi kopi. Namun saat gempa 2018 lalu produksi kopi mereka sempat terganggu. Produksi kopi Prabe semakin terdampak akibat virus Corona, sehingga banyak petani yang mulai mengalami kesulitan.
Dia kemudian mengucapkan terimakasih terhadap beberapa awak media yang telah datang ke Prabe untuk mencoba menjembatani petani kopi di sana menjual hasil produksi mereka ke Pemprov NTB untuk program JPS Gemilang.
"Itu tujuan teman-teman yang kemarin datang sangat membantu. Dari tahun 2018 semenjak gempa bumi sampai sekarang sangat sepi dan dengan kehadiran beliau berdua (awak media) kemudian diangkat dan Alhamdulillah dalam waktu singkat akhirnya (kopi Prabe) diangkat JPS Gemilang," ujarnya.
Ia juga mengatakan telah dihubungi Camat Lingsar dan Dinas Perindustrian Lombok Barat yang menginginkan kopi milik petani setempat masuk dalam JPS Mantap program Lombok Barat.
"Camat dan Dinas Perindustrian Lobar sudah nelp dan siap juga ingin membantu. Mereka suruh saya ke kantor," katanya.
Dia berharap pemerintah bisa segera meloloskan kopi Prabe masuk dalam JPS Gemilang atau JPS Mantap milik Lombok Barat, sehingga petani kopi di sana dapat bertahan di tengah pandemi yang mengakibatkan ekonomi mereka anjlok.