MATARAM - Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengikuti Rapat Koordinasi melalui telekonferensi terkait "Perumusan Protokol Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19" yang menjadi arahan Presiden beberapa waktu yang lalu.
Rakor tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ir. Airlangga Hartarto dan diikuti sejumlah menteri lainnya, antara lain Menko PMK, Menko Marinves, Mendagri, Menkes, Menko Polhukam, Kepala Staf Kepresidenan, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BNPB serta sejumlah Gubernur seluruh Indonesia.
Bertempat di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Wagub turut didampingi oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Asisten I dan II Setda NTB dan sejumlah Kepala OPD lingkup Pemprov.
Corona Virus Disease 2019 atau biasa disebut Covid-19 diprediksi akan berlangsung dalam waktu yang lama. Masyarakat pun diminta agar mampu berdamai dengan Covid-19, yakni dengan menyesuaikan diri dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Perubahan pola kehidupan pada masyarakat diyakini akan memunculkan kondisi "new normal" atau tatanan kehidupan yang baru. Oleh karenanya, pemerintah secara terus menerus mencari solusi dan inovasi sehingga kehidupan mampu berangsur-angsur berjalan normal.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT di hadapan para peserta Rakor sore hari ini. Hal tersebut merupakan tindaklanjut arahan presiden terkait strategi menuju peningkatan produktivitas dan aman dari Covid-19.
"Ini adalah strategi kita untuk bisa menyesuaikan perilaku kehidupan sesuai dengan yang sering disebut di dalam dunia internasional disebut sebagai normal baru (new normal)," ujarnya.
Aspek kesehatan dan sosial ekonomi menjadi hal yang penting dalam hal Protokol Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 ini. Dengan adanya "new normal" ini masyarakat pun diharapkan dapat terus disiplin menjaga kesehatan meskipun akan kembali beraktivitas seperti sedia kala.
"Tentunya dalam situasi normal baru ini diharapkan aktivitas kemasyarakatan bisa berlangsung dengan situasi yang berbeda dibandingkan sebelum Covid-19 dan tentunya terkait dengan kesehatan ini menjadi syarat mutlak daripada kehidupan normal baru," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan jika strategi penanganan Covid-19 harus menyesuaikan perilaku Covid itu sendiri.
"Saya tidak aneh kalau melihat kita banyak melakukan penyesuaian strategi dan taktik kita menghadapi Covid-19 ini, jadi saya minta bahasa kita semua supaya sama juga," ucapnya.
Dukungan juga dilontarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang menganggap pentingnya adaptasi dalam memulai "new normal" tersebut. Kesiapan masing-masing daerah turut menjadi perhatian utama Tito, terutama agar tetap menjaga dan kampanye aktif mengikuti protokol kesehatan.
"Dari prinsipnya saya kira perlu ada upaya adaptasi seperti ini dilakukan," sebutnya.
Tito juga memberikan masukan agar tiap daerah membentuk suatu komite yang mampu menentukan apakah daerahnya sudah siap atau tidak untuk memulai aktivitas di berbagai sektor seperti sedia kala.