Dr H Lalu Satria Utama AP MAP. |
MATARAM - Gelar Doktor ilmu pemerintahan resmi tersemat untuk H Lalu Lalu Satria Utama, AP.,MAP., dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat.
Disertasinya menarik perhatian dan sumbangan karya ilmiah ini menjadi spesial di upaya Kemandirian Desa yang menjadi salah satu target nawacita presiden Joko Widodo. Terlebih Kemandirian Desa yang saat ini tengah diuji dengan Pandemi Covid-19, sehingga harus tangguh terhadap bencana.
Kajian tentang implementasi kebijakan Dana Desa dalam menguatkan kemandirian desa menjadi tema disertasi yang diangkat Dr H Lalu Lalu Satria Utama, AP., MAP.
Lalu Satria berhasil mengajukan sintesis atas adanya dua pendekatan pada UU 6 tahun 2014 tentang desa, sebagai self governing community dan sebagai local self government dengan mengajukan konsep model baru yaitu model Implementasi Interaksi Pemberdayaan (model IIP). Model ini menekankan pada kesungguhan proses interaksi dan pemberdayaan yang menghasilkan pembentukan nilai (values) sebagai outcome policy.
"Proses interaksi dan pemberdayaan dimaksud dapat dicapai dengan keharusan ada perekat yaitu adanya Capacity, Commitment, Communication dan Cohesiveness (4 C)," kata Dr Lalu Satria Utama.
Dijelaskan, model ini akan menghindarkan desa dari kondisi legalistik manipulative, rendah partisipasi dan perilaku KKN, karena keterlibatan berbagai elemen dan kontrol sosial yang baik.
Dr H Lalu Lalu Satria Utama, AP., MAP
menimba ilmu pada program Doktor ilmu Pemerintahan tahun 2016. Ketekunannya mengantarkan dirinya menamatkan studi doktor ilmu pemerintahan ke 106 se Indonesia.
menimba ilmu pada program Doktor ilmu Pemerintahan tahun 2016. Ketekunannya mengantarkan dirinya menamatkan studi doktor ilmu pemerintahan ke 106 se Indonesia.
Hal ini patut disyukuri dan sekaligus patut menjadi inspirasi bagi anak-anak desa untuk terus semangat belajar dan berprestasi karena ketiadaan harus menjadi pengungkit bagi perjuangan meraih sukses.
Ia mengatakan, karya ilmiah ini didedikasikan bagi keluarga mamik dan inaq tuan, istri, Datu Bini Dewi Sagitarini, perempuan paling cantik dan sabar, putra putri beliau, Lalu Naufal, Baiq Umayya dan Lalu maleeq al farabi, si bungsu yang hebat.Tak lupa bagi seluruh keluarga besar Desa Kateng, Mangkung dan sekitarnya.
"Jangan pernah menyerah dan berhenti berjuang, menyerah berarti mati, berjuang berarti menang," tukas Dr H Lalu Satria Utama membagikan kunci sukses dalam meraih pendidikan.
Dari Sebuah Desa di Lombok ke Kancah Nasional
Sosok Dr H Lalu Lalu Satria Utama, AP., MAP memang inspiratif. Ia juga menjadi sosok anak desa yang dapat menjadi inspirasi bagi anak kampung yang punya banyak keterbatasan terutama soal fasilitas dan sarana prasarana pendidikan.
Lahir di tahun 1976 di Desa Kateng, Lombok Tengah yang jauh dari pusat kota saat itu, masa kecil Lalu Satria Utama sangat sulit untuk bisa menikmati sarana pendidikan yang memadai.
Menamatkan Sekolah dasar di Ketangga tahun 1989 dengan predikat juara umum, menamatkan SMP di SMP 3 Praya Barat juga dengan predikat juara umum 1, hingga
melanjutkan ke Kota Praya pada SMAN 2 Praya.
melanjutkan ke Kota Praya pada SMAN 2 Praya.
Di masa SMA, Lalu Satria harus tinggal di kos-kosan karena keterbatasan transportasi saat itu. Prestasinya trus nampak di jurusan ilmu fisika (A1) yang mengantarkannya sebagai salah satu peraih Nilai Ebtanas Murni (NEM) terbaik se-Provinsi NTB pada tahun 1995.
Ia juga menjadi salah satu nominasi peringkat 3 Olimpiade Matematika (IMO) tahun 1994 se Kabupaten Lombok Tengah.
Serangkaian pendidikan dasar dan lanjutan yang ditempuh dengan prestasi membuat orang tua selalu memikirkan ke mana harus melanjutkan pendidikan tinggi yang dapat mengantarkan kepada cita-citanya.
Kepala SMAN 2 Praya saat itu Drs. Mersam Suma, menjadi guru yang Turut berjasa dengan membimbing Satria untuk melanjutkan pendidikan sarjana ke STPDN di Jatinangor, Jawa Barat.
Gayung pun bersambut seleksi masuk STPDN dilalui dengan mulus, sehingga mendapatkan sekolah ikatan dinas yang mengantarkan Satria muda menjadi PNS Departemen dalam Negeri.
Masa pendidikan dilalui dengan baik hingga tamat pada tahun 1999 dan menjadi Pamong Praja Muda (PPM) yang dikukuhkan oleh Presiden RI. Setelah penempatan PPM, ia berkarir
di beberapa jabatan birokrasi mulai dari Pemkab Bima kemudian Bappeda Kabupaten Lombok Tengah.
di beberapa jabatan birokrasi mulai dari Pemkab Bima kemudian Bappeda Kabupaten Lombok Tengah.
Berkat keseriusan dan keinginan untuk terus menambah ilmu, Putra pasangan H Lalu Sultan Hapiz (alm) dan Hj Baiq Mardiah ini, Pemkab Lombok Tengah bersedia menugaskan Satria sebagai pegawai tugas belajar ke Universitas Brawijaya Malang pada 2006, hingga
menamatkan Magister bidang konsentrasi Kebijakan Publik pada tahun 2008 dengan prestasi yang baik.
menamatkan Magister bidang konsentrasi Kebijakan Publik pada tahun 2008 dengan prestasi yang baik.
Memperhatikan dinamika penyelenggaran pemerintahan menyebabkan ketertarikan Lalu Satria Utama untuk bergabung ke dunia akademisi (2010) setelah sebelumnya menjadi Perencana pada Bappeda Kabupaten Lombok Utara (2008-2010).
Pada tahun 2010 Lalu Satria dipercaya
untuk menjadi pejabat pada Bagian umum dan kemahasiswaan hingga tahun 2015.
untuk menjadi pejabat pada Bagian umum dan kemahasiswaan hingga tahun 2015.
Berkat Ketertarikan pada kehidupan kampus dan dunia akademis, Satria pun memilih menjadi tenaga pengajar pada Institut Pemerintahan dalam Negeri (2016-hingga saat ini).
"Mari bantu pemerintah untuk terus berbenah menuju pemerintahan kelas dunia (world class government)," demikian semangat tersirat yang disampaikan Dr H Lalu Lalu Satria Utama, AP., MAP.