Direktur RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra mendampingi Walikota Mataram H Ahyar Abduh saat meninjau RSUD Kota Mataram. |
MATARAM - Kasus bayi berusia enam hari berinisial B, asal Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat yang terpapar virus Corona dan masuk katagori pasien termuda di Indonesia, terus menjadi perhatian publik di NTB hingga nasional.
Pasalnya, hingga kini, belum ada jawaban yang pasti terkait asal muasal virus tersebut menghinggapi pasien asal warga Desa Merembu. Apalagi hasil swab menunjukkan ibu bayi bersangkutan negatif meski dia masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) Pneumonia.
Menjawab hal itu, Direktur RSUD Kota Mataram dr. Lalu Herman Mahaputra mengaku, jika kasus bayi enam hari yang terpapar virus Covid-19 itu masuk kategori anomali. Oleh karena itu, pihaknya juga turut prihatin atas kondisi pasien positif Corona termuda di Indonesia tersebut.
“Untuk kasus ini, memang warga Lobar dan kami tangani. Ini juga sudah diangkat ke pusat, kenapa bisa begini (bayi enam hari positif) kami juga heran ibunya negatif anaknya positif. Makanya, ini masuk kasus anomali dalam dunia medis,” ujar pria yang akrab disapa Dokter Jack menjawab wartawan, Kamis (4/6).
Menurut Dokter Jack, guna menjawab keresahaan dan pertanyaan publik terkait asal muasal virus Corona pada bayi berusia enam hari itu, pihaknya melalui Gugus Tugas Provinsi NTB dan Kota Mataram sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan dokter yang menangani pasien tersebut berencana akan melakukan swab ulang.
“Jadi, langkah swab ulang itu difokuskan untuk memastikan apakah bayi tersebut benar-benar positif atau tidak. Ini juga kami lakukan sesuai rekomendasi dari pusat, sehingga kevalidannya akan bisa menjawab keraguan masyarakat terkait penanganannya,” kata dia.
Dokter Jack mengungkapkan, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, maka penanganan pasien memiliki protap khusus yang tidak sesederhana yang dibayangkan oleh publik selama ini.
Sehingga, ia menyarankan pada masyarakat agar mematuhi seluruh protokol kesehatan yang sudah ada saat ini. Diantaranya, menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak fisik.
“Corona ini adalah virus yang sebenarnya sudah lama ada. Tapi, dia kini telah bermertamorfosis menjadi kuat yang dikenal dengan istilah Covid-19. Sekali lagi, hidupnya pun hanya di inangnya, yakni tenggorakan, hidung, saluran pernafasan dan mulut. Makanya, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak itu adalah solusi pencegahan guna memutus mata rantai penyebaran virus ini,” jelasnya.