LOMBOK BARAT - Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat H Saiful Ahkam beserta jajarannya meninjau tiga objek wisata yang sedang bersiap membuka diri menuju transisi kenormalan baru, Sabtu (13/6).
Di kesempatan pertama, Kawasan Pantai Cemara Lembar Selatan menjadi sasaran tinjauan. Di situ, Ahkam ditemui oleh Kepala Dusun Cemara dan Pegiat Pariwisata Cemara, Mus'ab.
"Sekarang sepi. Kalaupun hari ini nampak ada pengunjung, mereka itu rombongan yang mau ziarah ke Makam Keramat," ujar Kepala Dusun Cemara.
Pegiat wisata Pantai Cemara Mus'ab menuturkan pihaknya saat ini mengisi waktu dengan kembali mencari ikan ke laut.
"Karena pariwisata sedang tutup, warga kembali ke profesi mereka yang lama," tutur Mus'ab yang mengaku saat ini sedang bekerja sama dengan pihak lain untuk program pemberdayaan masyarakat.
Dalam kunjungan berikut, jajaran Dinas Pariwisata Lombok Barat mendampingi Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memgunjungi Desa Mareje Timur. Mereka meninjau pembangunan Embung Telaga Pandan Wangi yang terletak di perbukitan Dusun Lendang Damai, Desa Mareje Timur (Maritim) Kecamatan Lembar.
Menurut Fauzan, embung yang mampu menjadi tadah hujan dan menampung kurang lebih sembilan juta kubik air ini akan memberi manfaat untuk irigasi pertanian, pengembangan pariwisata, dan pelestarian sumber daya lahan dan air.
"Bendungan ini selain sebagai pemasok irigasi pertanian, juga kita akan kembangkan sebagai kawasan agrowisata," kata Fauzan.
Proyek yang seluruhnya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina (Persero) dan bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani konon menghabiskan biaya sekitar 5 milyar lebih. Areal yang seluruhnya kurang lebih satu hektar itu dipastikan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan tanaman holtikultura yang luasnya dua puluh lima hektar.
Kepala Desa Mareje Timur H. M. Hadran Pahrizal bersyukur dengan adanya embung ini dan memiliki impian menjadikannya sebagai destinasi wisata.
"Di lokasi embung ini juga kita akan tanami tanaman holtikultura seperti buah kelengkeng, matoa, durian dan manggis. Kita dibina sampai berbuah. Kelebihan lokasi embung ini adalah view-nya yang menghadirkan panorama perbukitan dan laut dari kejauhan, sehingga bisa dijual sebagai salah satu destinasi wisata," ujar Hadran optimis.
Usai ke Mareje Timur, Rombongan Dinas Pariwisata yang kemudian berpisah dengan rombongan Bupati beralih meninjau spot mangrove Tanjung Batu Sekotong.
Destinasi baru yang lagi naik daun itu ditinjau karena sudah ramai dikunjungi kendati pembukaan tempat wisata secara resmi belum dilakukan.
Di spot wisata yang dibangun dua tahun dari APBDes Sekotong Tengah senilai lebih kurang tujuh ratus juta, tim Dinas Pariwisata menemukan banyak pengunjung.
Tampaknya spot wisata dengan boardwalk kayu dan banyak ornamen kreatif ini banyak memancing minat pengunjung untuk berfoto-foto.
Kepala Desa Sekotong Tengah, Lalu Sarapuddin mengtakan, BUMDES yang mengelola tempat tersebut bisa meraup lebih dari sejuta rupiah setiap hari hanya dari bea masuk.
"Kami hanya mematok biaya masuk Rp. 3000 yang dikelola Bumdes. Kalau lagi ramai, bisa lebih. Tempat ini juga ramai kalau malam hari oleh warga sekitar," tutur Lalu Sarapuddin yang masih akan membangun beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Terkait dengan persiapan menuju kenormalan baru, baik Kepala Dusun Cemare, Kepala Desa Mareje Timur maupun Kepala Desa Sekotong Tengah, mengaku siap dengan kenormalan baru.
"Di sini kita siapkan tempat cuci tangan dan sabun, bahkan jika pengunjung lupa bawa masker, sudah ada yang menjual di pintu masuk," kata Lalu Sarapuddin.