Ketua GIPI NTB Awanadhi Aswinabawa dan Kadispar NTB H Lalu Moh Faozal. |
MATARAM - Destinasi wisata di NTB, Lombok dan Sumbawa, masuk dalam priorotas kedua dalam rencana pemerintah untuk mulai secara bertahap membuka destinasi wisata di era new normal mendatang.
Meski angka kasus corona di NTB masih menjadi batu sandungan untuk menuju new normal, namun Dinas Pariwisata NTB dan jajaran stakeholders pariwisata yang ada sudah mulai melakukan sejumlah persiapan.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) NTB, Awanadhi Aswinabawa mengatakan, secara nasional Indonesia sudah menetapkan tiga destinasi prioritas utama untuk dibuka di masa new normal.
Tiga destinasi itu ialah Bali, Yogyakarta, dan Batam. Bali dipilih karena merupakan ikon wisata Indonesia, kemudian Yogyakarta karena bisa menggerakan wisatawan domestik, dan Batam untuk menarik pasar dari Singapura, Malaysia dan asia lainnya.
Sementara lima destinasi lainnya masuk dalam prioritas kedua, yakni lima destinasi superprioritas, termasuk Mandalika di Lombok, dan ditambah destinasi di pulau Jawa.
Terkait kapan mulai dibuka, Awan memaparkan tidak bisa dipastikan. Apalagi angka kasus corona di NTB masih cukup tinggi.
"Kita termasuk dalam priorotas B, prioritas kedua. Tapi pertanyaannya, kapan hal ini semua terjadi?? nggak ada yang tahu. tahap pemulihan pariwisata memang dari Juli sampai Desember 2020, tapi bagaimana bisa buka kalau angka kasus terus naik," katanya.
Meski demikian, Awan menandaskan, pelaku pariwisata bersama Pemda di NTB harus mulai bersiap-siap.
Menurutnya, dalam sebuah pertemuan informal di Gili Trawangan, Lombok Utara, pekan lalu, NTB akan mempertimbangkan membuka secara bertahap destinasi yang dinilai paling aman.
"Ini masih wacana, tapi itu yang kita diskusilan dengan Bupati dan Gubernur dan pelaku wisata di Gili. Ini respons-nya bagus, sebab sampai sekarang pun soal covid-19 ini nggak ada yang tahu (kapan selesainya), cuma Tuhan yang tahu. Tapi kita sebagai manusia yang diberi budi dan pikirin, tetap harus ikhtiar dan siapkan segala sesuatunya. Sehingga saat dibuka (new normal) kita nggak gopoh lagi," katanya.
Awan menjelaskan, diskusi informal di Gili Trawangan yang dihadiri Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar, Kadispar NTB H Lalu Moh Faozal, beberapa Kepala Dinas, dan pelaku wisata di Gili.
Diskusi itu membahas persiapan NTB untuk mulai secara bertahap membuka beberapa destinasi wisata yang paling dianggap aman.
Dari diskusi itu ada gambaran tiga destinasi yang direncanakan dibuka saat new normal meliputi kawasan Gili di Lombok Utara, dan Gili-Gili di Sekotong, Lombok Barat, serta Gunung Rinjani. Ketiganya juga merupakan ikon pariwisata NTB selama ini.
Dari pihak Dinas Kesehatan juga memberikan masukan bahwa kawasan Gili akan relatif lebih aman dan kontrolnya lebih mudah, jika pariwisata dibuka di masa new normal.
"Nah tentu untuk itu perlu SOP. Misalnya semua yang masuk harus ikuti prosedur, one gate system. Pintu masuknya bisa kita kontrol, misalnya di Trawangan harus mutlak lewat Bangsal," ujarnya.
Menurutnya, setelah pertemuan informal itu, sejumlah pertemuan lanjutan kemudian dilakukan Dinas Pariwisata bersama stakeholders kepariwisatan. Tujuannya untuk membahas SOP new normal.
Awan menekankan, saat ini pariwisata NTB seperti daerah lainnya juga sangat terpukul akibat pandemi global ini. Namun semangat tidak boleh padam.
"Semangat nggak boleh padam, untuk nyala api dalam dada tetap menyala maka (jajaran pariwisata) harus kompak bersatu," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini semua destinasi di Indonesia mengalami hal yang sama. Pelaku industri pariwisata di mana pun termasuk di NTB tentu merasakan dampak yang sama.
"Masalah sekarang ini semua daerah lagi "kelaparan". Karena semua "lapar" maka semua cari perhatian, semua daerah berlomba-lomba memoles diri kepada dunia, bahwa daerah saya sudah siap," katanya.
Dengan masalah yang sama dan starting bangun kembali yang sama juga, maka NTB tidak boleh kalah bersaing.
"Jangankan destinasi lain yang superprioritas, Banyuwangi dan Labuan Bajo pun mereka nggak kalah hebat (memoles pariwisata). Nah apakah NTB cukup baik dibanding daerah lain?. Itu lah yang menjadi pikiran GIPI, kita nggak boleh kalah bersaing. Ini yang kita lakukan agar kita sebagai destinasi tetap harus bersiap-siap agar saat buka kita sudah siap," katanya.
Menurut dia, ada dua hal besar yang saat ini harus dilakukan. Pertama adalah bagaimana merebut kepercayaan pasar, bahwa Lombok, NTB sudah siap menjalani new normal.
"Tapi apa itu cukup?, belum. Karena daerah lain juga melakukan ini. Nah yang kedua diperlukan tindaklanjut dari BPPD untuk promosi dan pemasaran. Tentu ini berat, di masa normal saja berat apalagi saat ini. Tapi apakah kita menyerah? tentu tidak. Saya bilang kalau pun kita kalah, kita keluar dengan kepala tegak. Artinya kita tetap berusaha dong," paparnya.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal mengatakan, sejumlah persiapan tengah dilakukan. Selain itu sejak pandemi terjadi Dinas Pariwisata juga sudah melakukan tahapan-tahapan mulai dari masa tanggap darurat, dan kini memasuki tahapan pemulihan menuju new normal.
"Kita juga sudah rapat bersama mealui Vidcon dengan Dinas Pariwisata di Kabupaten dan Kota, serta teman-teman assosiasi dan pelaku pariwisata untuk menyiapkan segala sesuatunya menuju new normal," katanya.