Kepala Dinas Sosial NTB, H Ahsanul Khalik. |
MATARAM - Kepala Dinas Sosial NTB H. Ahsanul Khalik menjadi pembicara Nasional terkait penanganan Gempa dan Covid-19 di NTB melalui media Virtual Zoom, Kamis (18/6). Tercatat, sebanyak 50 orang yang berasal dari berbagai Provinsi di Indonesia mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian sosial bersama NGO Nasional khusus Kluster Perlindungan dan Pengungsian itu.
Dalam paparannya, Ahsanul mengatakan, keberhasilan NTB dalam menangani bencana alam maupun non alam selama ini, lantaran semua pilar partisipasi terlibat secara aktif. Diantaranya, Tagana, Pendamping PKH, Tenaga Pelopor Perdamaian, TKSK, PSM dan Pengurus ORSOS lainnya.
"Semua pilar partisipasi itu ikut membantu dan bersinergi dengan kami secara bersama-sama di pemerintah daerah. Makanya, penanganan Gempa Lombok Sumbawa dan Covid-19 menjadi topik pembelajaran bagi Provinsi lain di Indonesia," ujar Ahsanul dalam siaran tertulisnya.
Pembina Tagana terbaik tahun 2018, mengaku pelibatan tenaga sosial yang ada di Dinas Sosial NTB guna ikut memvalidasi data dimasyarakat sampai dengan pendistribusian JPS Gemilang tahap II, telah menuai hasil. Yakni, distibusi JPS Gemilang tahap II, saat ini sudah rampung 100%.
Dalam pertemuan Virtual tersebut, Ahsanul lebih banyak membuka tanya jawab bagi peserta, seperti pertanyaan yang diajukan terkait bagaimana strategi Dinas Sosial NTB termasuk Tagana dalam menghadapi masa transisi menuju New Normal.
Kata Mantan Kalak BPBD NTB itu, sejatinya Provinsi NTB sudah memulai fase New Normal. Yakni, dengan membuka tempat-tempat ibadah. Teknisnya, Tagana juga diturunkan melakukan sosialisasi bagi masyarakat.
"Sejauh ini, Tagana bekerja sama dengan beberapa pihak terkait, seperti PLN yang ikut dalam pembagian masker Bersama Sakti Peksos, kemudian LDP untuk anak-anak sekolah sedang berlangsung,” kata Ahsanul.
Sementara itu, satu peserta asal Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat menanyakan terkait pendataan DTKS dan non DTKS dalam mengatasi masyarakat yang terdampak Covid-19.
Menurut Ahsanul, pola yang dilakukan pihaknya adalah para petugas yang turun memberikan bantuan juga bertugas sekaligus melakukan pendataan. Dimana, pendataa DTKS dilakukan Pendamping PKH dan TKSK dimasing-masing Wilayah.
Sementara, pendataan Non DTKS dilakukan oleh Tagana untuk melakukan pendataanya. "Untuk memadukan data kami sudah bekerja sama dengan BPKP untuk menghindari penerima dobeln" tegas Ahsanul.
Di akhir paparannya, Ahsanul mengucapkan terima kasih kepada seluruh tagana di Indonesia yang telah membatu saat terjadi Gempa tahun 2018 lalu.
“Terima kasih untuk Tagana seluruh Indonesia, pada saat Gempa Lombok 2018 lalu sudah banyak membantu dan berperan, sampai-sampai yang dari Jabar dan Jatim ada desa sendiri di Lombok hingga saat ini masih dikenang dan menjadi bagian yang sangat penting," tandas Ahsanul Khalik.