CEO PT BCC, Boris Syaifullah. |
MATARAM - Memutuskan untuk berwirausaha merupakan keputusan cerdas untuk generasi muda saat ini. Toh wirausaha tak bisa hanya sekadar untuk coba-coba. Perlu komitmen kuat ketekunan, inovasi, dan juga semangat pantang menyerah untuk meraih kesuksesan.
"Kalau disimpulkan sederhana, kunci sukses berwirausaha itu kolaborasi antara kerja keras, pantang menyerah, dan percaya ada Tangan Tuhan. Tak kalah penting juga, jangan lupa berbagi," kata pebisnis muda nasional yang juga CEO PT BorSya Cipta Communica (BCC), Boris Syaifullah, saat mengisi Seminar Ekonomi Kreatif Pojok NTB, Kamis (16/7) di Hotel Asthon Inn Lombok, Kota Mataram.
Dalam seminar bertema mendorong Wirausaha Muda NTB ke Kancah Nasional, Boris menilai geliat IKM dan UMKM di NTB saat ini cukup menarik. Sektor ini juga memiliki peluang tersendiri, lantaran NTB sudah menjadi ikon pariwisata nasional, sebagai destinasi superprioritas.
Hanya saja, seperti di kebanyakan daerah lain, cukup banyak pelaku IKM/UMKM yang kemudian berpuas dalam zona nyaman. Produk mereka akhirnya hanya menjadi konsumsi kostumer tradisional, dan sulit mengembangkan sayap pemasaran yang lebih luas.
Menurut Boris, menciptakan semangat berwirausaha dan membentuk IKM/UMKM yang andal memang harus dimulai dengan mengubah mindset masyarakat terutama generasi muda. Dari yang tadinya konsumtif menjadi produktif.
"Adik-adik mahasiswa kita bisa mulai menyeimbangkan pendidikan dan jiwa entrepreneur. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dalam mengambil keputusan," katanya.
Sebagai narasumber dalam seminar tersebut, sosok Boris adalah bukti nyata. Pria kelahiran Sumbawa yang hanya tamatan SMP ini, kini menjadi pengusaha nasional dengan omzet mencapai Rp150 Miliar.
"Kita harus yakin terhadap campur tangan Tuhan dalam setiap apa yang dikerjakan," ujarnya.
Boris memotivasi para peserta untuk mulai serius dan totalitas saat memutuskan terjun ke wirausaha. Tak perlu menyerah, karena sebuah kesuksesan membutuhkan upaya, waktu dan juga tenaga.
Di era teknologi 4.0 ini, ia juga menekankan agar pelaku IKM/UMKM di NTB bisa memanfaatkannya dengan baik.
Dalam pengamatannya, ada cukup banyak IKM dan UMKM cukup maju di NTB, namun terkesan masih enggan membranding usaha mereka secara luas dan mengglobal. Padahal kemudahan teknologi bisa dimanfaatkan untuk hal tersebut.
Lebih jauh, Boris yang menjabat Ketua Komite Korea Kadin Kota Bandung ini mengatakan, untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas IKM/UMKM di NTB, layak dipertimbangkan membangun hubungan sister city NTB dengan Korea Selatan.
"Kita bisa menjadikan salah satu Kota di Korsel untuk sister city dengan NTB. Disitu akan terjadi transfer pengetahuan, transfer teknologi untuk IKM dan UMKM kita di NTB. Kami akan membantu fasilitasi," kata ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Jawa Barat ini.
Diakhir materi, Boris menekankan bahwa kebijakan dan program Pemprov NTB saat ini sangat membuka peluang bagi kemajuan sektor IKM/UMKM daerah. Ada banyak kemudahan dan fasilitas kebijakan yang sangat pro pada dunia usaha.
"Kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan maksimal oleh generasi muda kita, pelaku IKM/UMKM yang ada di NTB ini. Karena NTB saat ini luar biasa," tukasnya.