Kadis Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi. |
MATARAM - Jumlah warga yang terpapar Covid 19 di NTB hingga saat ini belum menunjukkan tanda tanda penurunan. Meski di 8 kabupaten/kota di NTB angka kasus baru dan kesembuhan sudah cenderung terkendali karena sigapnya pemerintah daerah dan masyarakat setempat menerapkan protokol kesehatan. Namun jumlah pasien positif Covid-19 di NTB hingga Sabtu, (11/7-2020) tercatat sebanyak 1.548 orang. Dari jumlah itu, sudah sembuh sebanyak 967 orang dan masih positif dalam perawatan di berbagai rumah sakit rujukan maupun rumah sakit darurat sebanyak 501 orang.
"Jujur diakui bahwa penambahan jumlah warga terpapar Covid 19 masih terus terjadi di Kota Mataram dan sebagian kecamatan di kabupaten Lombok Barat yang berbatasan dengan Kota Mataram," kata Kepala Dinas Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi, Sabtu malam (11/7) melalui keterangan tertulis.
Aryadi mengatakan, kondisi itu harus menyadarkan semua pihak, terutama warga yang tinggal di ibukota Provinsi di kota Mataram ini harus benar-benar instrospeksi diri. Sebab, penambahan jumlah pasien positif dan besarnya jumlah kematian, barangkali menjadi cermin bagi siapapun di kota ini, bahwa selama ini mungkin kita kurang perduli atau belum memiliki ketaatan dan kepatuhan kolektif untuk saling melindungi. Dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, tulus dan mau/komitmen untuk menjadikannya sebagai kebiasaan baru yang baik atau tatanan baru yang menyelamatkan hidup kita bersama.
"Semangat kita untuk mulai terbiasa menggunakan masker, mengamalkan hidup bersih dan sehat, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun pada air mengalir, menghindari kerumunan dan standar kesehatan lainnya, sama sekali tidak boleh kendor. Dan jangan pula pernah percaya jika ada oknum atau informasi hoax yang mengatakan "tidak ada corona" bahkan lebih sadis lagi, jika ada oknum yang bilang "tidak ada kematian karena Covid- 19," tegasnya.
Menurut Aryadi, isu murahan seperti itu, sungguh tidak benar. Bahkan bisa menyesatkan. Karena faktanya hingga saat ini, Covid-19 di NTB telah menyebabkan 80 orang meninggal dunia. Korban meninggal tersebut terdiri dari 46 orang di kota mataram, 22 orang di Lombok barat, 4 orang di lombok tengah dan 2 orang di Lombok Timur. Pasien meninggal juga terjadi di KLU 2 orang serta di Kabupaten Dompu, KSB, dan Kabupaten Sumbawa, masing-masing telah meninggal 1 orang.
"Untuk menghindari jatuhnya korban dan penularan lebih luas, maka tidak ada cara lain yang patut kita lakukan bersama, kecuali tetap patuh mengikuti tatanan baru atau pola hidup baru dalam seluruh kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Yakni secara ketat mematuhi protokol kesehatan pada seluruh aktivitas, dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak saat berkunjung ke pusat-pusat keramaian seperti pasar, pusat perbelanjaan, destinasi wisata alam/pantai atau kantor dan aktivitas sosial lainnya yang telah menerapkan standar layanan untuk keselamatan pengunjung," katanya.
Demikian juga setiap individu dan kelompok warga harus benar-benar memperhatikan dan disiplin pada protokol kesehatan ini. Selain menggunakan masker, juga harus mencuci tangan pakai sabun pada air mengalir setiap saat setelah mengambil atau memegang sesuatu, menjaga pola hidup bersih dan sehat, tetap optimis dan semangat serta lindungi kelompok rentan terutama anak-anak, orang tua dan orang-orang terdekat kita yang memiliki penyakit komorbid agar untuk sementara waktu tidak beraktivitas diluar rumah.
"Penghargaan dan apresiasi yang tinggi patut kiranya diucapkan kepada seluruh petugas, baik dari jajaran pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTB, khususnya di Kota Mataram dan Lombok Barat yang masih menjadi epicenter penularan Covid 19, juga aparat TNI dan Polri serta seluruh petugas kesehatan dan aparat terkait lainnya yang selama ini tak kenal lelah dan waktu untuk melayani masyarakat," kata Aryadi.
Ia mengajak semua pihak untuk terus memperkuat kolaborasi, kerjasama dan tetap semangat untuk melakukan pembinaan, sosialisasi dan edukasi secara humanis dan persuasif untuk meminimalisir jatuhnya korban akibat ganasnya pandemi Covid 19 yang bisa saja menyasar siapapun tanpa pandang bulu.