Pesona Hutan Bakau di Sekotong, Ekowisata Baru di Lombok Barat

MandalikaPost.com
Minggu, Juli 19, 2020 | 10.58 WIB Last Updated 2020-07-19T02:58:58Z

Hutan Bakau Sekotong, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.

LOMBOK BARAT - Pesisir Sekotong di bagian selatan Kabupaten Lombok Barat, makin memesona. Potensi wisata bahari yang sudah tersohor untuk snorkeling dan diving, kini makin lengkap dengan pesona hutan bakau atau mangrove (rhizophora mangle).

Di wilayah Desa Sekotong Tengah, hamparan mangrove menambah eksotisme pantai berpasir putih, dan mengesankan kesejukan. Konsep ekowisata yang digagas Dinas Pariwisata Lombok Barat, mulai nampak keberhasilannya di Sekotong. 

"Hutan mangrove ini sekarang sudah mulai banyak menarik minat berwisata di sini," kata Kepala Desa Sekotong Tengah, Lalu  Saripudin.

Desa Sekotong Tengah merupakan salah satu Desa Wisata di Lombok Barat. Saripudin menjelaskan, selain panorama alam dan pantai yang indah, potensi mangrove juga menjadi daya tarik tersendiri.

Pemdes setempat dengan dukungan Dinas Pariwisata Lombok Barat mulai mengemas wisata Mangrove Sekotong ini sejak 2019.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Ahkam mengatakan, seperti di daerah lain pertumbuhan sektor pariwisata di Lombok Barat juga terdampak pandemi corona sejak Maret lalu. Angka kunjungan wisata domestik dan mancanegara terjun bebas, setelah beberapa saat jalur penerbangan dihentikan.

Namun, masa sulit bukan berarti berpangku tangan dan pasrah. Dinas Pariwisata bersama stakeholders terkait memanfaatkannya untuk memperbaiki destinasi yang ada, untuk kemudian menggenjot promosinya di masa new normal mendatang.

"Semua daerah terdampak, namun bukan berarti kita hanya bisa pasrah. Di Sekotong kita terus berbenah, termasuk di destinasi wisata lain yang ada di Narmada misalnya," kata Ahkam.

Menurut Ahkam, hutan bakau Sekotong hanya satu dari cukup banyak destinasi ekowisata yang ada di Lombok Barat, dengan potensi masing-masing. Pemda Lombok Barat memang sedang bergegas membangun pariwisata parsitipatif yang mendorong bertumbuhnya Desa Wisata.
Hal ini akan membuka peluang bagi masyarakat di Desa untuk turut menikmati aspek ekonomis dari sektor pariwisata.

"Selain memoles destinasi yang sudah ada, kita juga terus kembangkan Desa Wisata. Paradigma pariwisata harus diubah, pariwisata harus bisa dinikmati juga dampak positifnya bagi masyarakat," katanya.

Ekowisata Mangrove di Desa Sekotong Tengah belakangan menyedot perhatian para wisatawan, dan pemerhati wisata, tak terkecuali pemerintah daerah maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Wagub NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah menikmati keindahan hutan bakau Sekotong.

Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalillah dan jajaran Dinas Pariwisata NTB bersama Direktur Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Reza Pahlevi, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengunjugi lokasi Ekowisata Mangrove ini, Sabtu (18/7).
Kunjungan dilakukan dalam rangka penguatan Desa Wisata Gemilang 2020 dengan konsep CHSE (Clean, Health, Safety, Environment).

"Mulai hari ini Desa Sekotong Tengah kami perkuat bersama Direktur Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk penguatan tata kelola dan pokdarwis dan juga pengelolaan dari aktivitas kelembagaan yang lain dari tempat ini," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal.

Dinas Pariwisata NTB menjanjikan akan membantu penataan wisata mangrove di lokasi itu berupa pengadaan boot work, pembangunan trek red atau jembatan kayu untuk melintasi hutan mangrove baru untuk jalan keluar, kemudian penataan area parkir dan toilet portabel.

Ekowisata Mangrove Sekotong Tengah yang mempunyai luas sekitar 12 ha dengan panjang trek sekitar 300 meter ini tak luput dari sanjungan Wagub NTB, Ummi Rohmi.
"Kita berada di surga dunia," ucapnya bangga lalu disambut tepuk tangan meriah dari semua yang hadir dalam acara tersebut.

"Ini sungguh tempat yang luar biasa, tidak semua tempat punya mangrove seperti ini. Maka pesan saya supaya harta ini disayangi, dijaga dan dikelola dengan manajemen yang baik," tambahnya.

Ummi Rohmi memberikan apresiasi kepada pemerintah Desa setempat beserta jajarannya atas hasil yang telah dicapai dalam membangun wisata daerah ini. Tak lupa pula ia memberikan beberapa catatan agar perkembangan ekowisata mangrove ini tidak stagnan hanya sampai disini.

"Banyak hal yang masih bisa ditingkatkan di sini. Dari penataannya, kebersihannya, UKM-nya, agar masyarakat di sekitar ini bisa mendapatkan manfaat dari wisatawan-wisatawan yang datang ke tempat ini," katanya.

Selain penataan dan kebersihan ia juga berpesan untuk tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dalam hal pengelolaan wisata ini. (*)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pesona Hutan Bakau di Sekotong, Ekowisata Baru di Lombok Barat

Trending Now