Ibon Tahzibul Adab. |
MATARAM - Kasus dugaan intimidasi terhadap salah seorang awak media yang dilakukan oknum Satpol PP di Pemprov NTB menuai reaksi dari insan pers. Beberapa organisasi jurnalis menyayangkan kejadian tersebut, tidak terkecuali Forum Media Siber NTB (Formasi).
Juru Bicara Formasi, Tahzibul Adab menyayangkan kejadian tersebut masih menimpa jurnalis.
"Aduh Tuhan, saya dengar informasi itu saya langsung terharu. Itu tidak boleh terjadi," katanya di Mataram, Selasa (25/8).
Ibon sapaan akrabnya mengatakan, aksi intimidasi yang dilakukan oknum Satpol PP menciderai semangat Gubernur NTB yang ingin menciptakan iklim demokrasi di NTB. Apalagi, aksi intimidasi dilakukan saat NTB telah memperoleh capaian tertinggi indeks demokrasi dalam sepuluh tahun terakhir versi Badan Pusat Statistik (BPS).
"Ini kan sudah menciderai demokrasi dan kebebasan berekspresi yang selama ini dibangun NTB. Itu tidak benar, oknum yang bersangkutan harus ditindak tegas," ujarnya.
Kendati demikian, Ibon meminta para awak media untuk berbesar hati berdamai, apalagi oknum yang bersangkutan telah meminta maaf terhadap jurnalis yang menjadi korbannya.
"Semua akan indah ketika bunyi sendok beradu dengan piring. Kita saling memaafkan meskipun belum lebaran," imbuh jurnalis Matanusantara ini.
Ibon juga mengingatkan meskipun kasus intimidasi tersebut menimbulkan reaksi banyak orang, namun tidak melupakan substansi dari tuntutan mahasiswa saat berunjuk rasa kemarin.
Mahasiswa menuntut agar NTB segera menghentikan hubungan kerjasama ekspor dengan Israel.
"Jangan sampai hilangkan substansi bahwa tuntutan kemarin adalah mendesak Pemprov membatalkan hubungan dagang dengan Israel," katanya.
Seperti diketahui aksi intimidasi terhadap jurnalis dilakukan saat puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa di Kantor Gubernur NTB, Senin, 24 Agustus 2020 kemarin. Mahasiswa mendesak NTB menghentikan hubungan kerjasama perdagangan dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina yang dijajah dan terancam dianeksasi Israel.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah juga sebelumnya telah mengklarifikasi bahwa hubungan perdagangan dengan Israel tidak benar.