Layangan karya MKT Kite Production, Kota Mataram, NTB. |
MATARAM - Pandemi yang berdampak pada banyak sektor, tak selamanya harus berdampak juga pada kreativitas. Mengisi waktu luang selama di rumah saja, sekelompok pemuda di Pajang, Kota Mataram justru mampu berkreasi, merakit beragam layang-layang bernilai estetika tinggi.
Tak hanya sebagai wadah menyalurkan hobby, kreasi mereka juga bisa menjadi nilai tambah ekonomis, selama masa pandemi ini.
BACA JUGA : Tatoo Lombok, Berkarya Pariwisata dalam Hening
Salah satunya adalah MKR Kite Production, di kawasan Pajang, Kota Mataram.
"Awalnya karena iseng saja. Kita di sektor pariwisata terdampak, dan lebih banyak di rumah. Tapi ternyata diminati dan laku di pasaran," kata Yudhi Prasetya Jaya, seniman yang juga koordinator MKR Kite Production, Minggu (17/8) di Mataram.
Layang-layang produksi MKR Kite Production sudah banyak terjual. Layang hias berukuran jumbo, juga sudah banyak dipesan oleh para kandidat Calon Kepala daerah di musim Pilkada kali ini.
Mereka berkarya dengan berbagai kreasi sendiri untuk membuat Layangan yang berukuran cukup besar dan terbuat dari bahan kain. Jenis layangan yang sering menghiasi angkasa di Kota Mataram ini diantaranya Jenis Layangan Janggan, Layangan Kuir, Layangan Bebean dan Layangan Celepuk.
Koordinator MKT, Yudhi Prasetya Jaya. |
Yudhi menjelaskan, kegiatan membuat layang-layang tadinya hanya untuk mengisi waktu luang semata.
Maker Ink Tattoo Studio, miliknya di kawasan wisata Kuta Mandalika, terpaksa tutup lantaran dampak pandemi. Wisatawan hampir tak ada yang datang pasca pandemi.
"Studio Tattoo saya di Kuta sedang tutup karena tamu sepi. Dan saya pulang ke Mataram. Nah karena musim layang-layang kemudian saya berkreasi dengan teman-teman untuk karya ini," katanya.
Layangan hasil karya MKT Kite Production dijual dengan harga berkisar Rp400 ribu sampai Rp2,5 juta.
"Yang penting bisa bertahan hidup saja dulu bang," ungkap Yudhi.
Menurutnya, sejauh ini kendala belum banyak ditemukan, karena bahan untuk membuat layangan masih muda didapatkan di pasaran. Hanya saja, karena pandemi, sejumlah lokasi strategis untuk bermain layangan ditutup pemerintah.
Yudhi berharap ada kebijakan tersendiri untuk layang-layang. Pemda bisa menyediakan lokasi yang bagus, dan para pecinta layang-layang wajib melakukan protokol kesehatan saat bermain layang-layang.
"Ya harapannya ada lokasi yang disediakan. Karena layangan ini kalau dibuatkan kegiatan kontes layangan atau semacamnya tentu bisa menggeliatkan pariwisata yang sekarang sedang lesu," katanya.
MKT Kite Production membuktikan bahwa kondisi pandemi tak mampu membunuh kreativitas. Selalu ada peluang di tengah tantangan.
Salah seorang kostumer layang-layang, Satria Zulkifli mengatakan, layang-layang buatan MKT Production sangat berkelas dan memuaskan. Bagi pecinta layang-layang, membumbungkan layangan ke angkasa adalah kenikmatan tersendiri. Apalagi jika layangan yang dinaikan punya nilai seni dan estetika yang bagus.
"Ya rasanya ada kebanggaan tersendiri. Gengsi tersendiri saat menaikan layangan yang indah ke angkasa," katanya.