Masyarakat Desa Kelayu Kurban 41 Ekor Sapi di Masa Pandemi, Ini Rahasianya

MandalikaPost.com
Sabtu, Agustus 01, 2020 | 13.39 WIB Last Updated 2020-08-05T05:39:44Z
 TGH. Hudatulloh Muhibuddin Abdul Azis M.A.

LOMBOK TIMUR - Rangkaian perayaan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1441 Hijriah serentak dirayakan dengan semarak dan sukacita oleh warga masyarakat.  Salah satunya yakni dengan menyembelih hewan kurban yang merupakan tradisi tahunan warga sebagai simbolisasi kepatuhan kepada syariat.

Pemandangan tak biasa terlihat di sebuah desa kecil di Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Desa Kelayu Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di Desa ini setiap tahunnya warga mampu mengumpulkan hewan kurban dengan jumlah terbanyak yang merupakan sumbangan swadaya masyarakat.

Pada Perayaan Hari idul Adha tahun 2020, tak kurang dari 41 ekor Sapi berhasil dikumpulkan masyarakat  yang diakomodir langsung  dalam kepanitiaan masjid setempat yakni Masjid Al-Umary Kelayu.


Menariknya seluruh hewan kurban yang terkumpul bukanlah hasil sumbangan perusahaan atau pejabat daerah, melainkan merupakan hasil urunan masyarakat desa yang  menghajatkan turut berbagi kelebihan rezekinya dalam ibadah kurban dan Aqiqah yang setiap tahun digelar warga tersebut.

Caranya cukup sederhana, masing masing warga yang hendak berkurban menyerahkan uang senilai 2,5 juta rupiah yang bisa dilakukan dengan cara dicicil atau ditabung pada panitia kurban selama 10 hingga 12 bulan lamanya dan setelah terkumpul selanjutnya dibelikan hewan kurban untuk dipotong pada saat hari raya.

“Ini menjadi tradisi turun temurun warga desa Kelayu, dan sistem ini telah kita lakukan hampir 20 tahun kita melaksanakan kurban, hingga saat ini Alhamdulillah tetap terlaksana dan mendapat respon positif dari masyarakat,” ungkap TGH. Hudatulloh Muhibuddin Abdul Azis M.A.

Selain sebagai wujud solidaritas dan dan  meningkatnya pemahaman beragama masyarakat, tradisi berkurban warga juga menjadi momentum bersama selalu merekan silaturahmi antar warga serta menjaga tradisi pendahulu agar tidak punah ditelan masa.

“Tak hanya sebagai simbol kepatuhan dalam  menjalankan syari’at, ini juga bentuk solidaritas dan tingginya jiwa sosial masyarakat yang sangat cinta kepada agama dan menjaga jiwa gotong royong di tengah kehidupan sosial mereka,” lanjutnya.


Khusus di masa Pandemi ini, seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah kurban dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, dengan mewajibkan masker bagi peserta dan juga  menerapkan jaga jarak dalam pelaksanaannya, dan tidak menggelar pembagian daging kurban di areal masjid untuk menghindari kerumunan. 

“Kita laksanakan sesuai protokol kesehatan, seluruh panitia dan peserta kurban mengenakan masker, dan daging kurban kita bagikan langsung ke rumah warga melalui kepala lingkungan, jadi tidak ada kerumunan,”  ungkap Muhammad Yani M.Pd Sekretaris Panitia Kurban Masjid Jami’ Al-Umary kelayu.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Masyarakat Desa Kelayu Kurban 41 Ekor Sapi di Masa Pandemi, Ini Rahasianya

Trending Now