LOMBOK BARAT - Sebanyak 174 crosser menjajal trek sepanjang 750 meter dalam gelaran Enduro and Hillclimb Competition Lombok (EHCL) di Kawasan Wisata Senggigi, tepatnya di Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat.
Para crosser yang berasal dari tuan rumah Lombok, Sumbawa, dan Bali ini selama dua hari (19-20 September 2020) merasakan lintasan dengan rute bebatuan, tanjakan dan lumpur.
Gelaran ini terbagi dalam beberapa kelas, yakni FFA, buildup, kelas bebek, dan kelas pintex.
Panitia penyelenggara, Dodi Hariyanto menjelaskan, kegiatan ini digelar dalam rangka menggaungkan #AyoKembaliKeSenggigi yang dicetuskan Pemkab Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Pariwisata Lobar bersama para pelaku pariwisata di daerah ini.
Menurutnya, kondisi pasca gempa dan pandemi Covid-19 saat ini pariwisata Senggigi membutuhkan perhatian khusus, tidak hanya dari Pemkab Lobar saja, namun dari semua yang memiliki kepentingan di Sengggi, baik dari swasta, pebisnis, dan lainnya.
Tidak hanya itu, event ini juga dimaksudkan sebagai upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penerapan Covid-19. Kegiatan yang juga dikemas dalam bentuk bakti sosial pengumpulan dana pembangunan tempat ibadah yang ada di Desa Batulayar.
"Ini adalah bentuk partisipasi masyarakat Desa Batulayar dalam mengembalikan situasi pariwisata Senggigi, dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan Covid-19. Artinya, ini salah satu bentuk edukasi penerapan protokol kesehatan di saat masyarakat melakukan aktifitas normal," katanya, Minggu (20/9).
Ia menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Pemerintah Daerah yang sudah mensuport kegitan ini.
"Kami sampaikan terima kasih, pak Bupati, Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan dan para sponsor serta remaja masjid," lanjutnya.
Dodi berharap kegiatan yang diinisiasi bersama masyarakat Desa Batulayar ini mampu menjadikan menjadi salah satu event sport tourism yang mampu meningkatkan angka kunjungan ke Senggigi.
"Kita harapkan semua orang bisa berpikir bahwa pariwisata Senggigi masih ada dan aman untuk dikunjungi terlebih dalam komdisi pandemi," harap Dodi.
Sementara itu, salah seorang rider dari Tim AMAK (Anak Malam) asal Bima, Mahfud mengungkap keseruanya menjajal trek yang dihadirkan. Ia mengungkapkan lintasan sangat menantang dan mengejutkan, terlebih tanjakan yang dilalui cukup terjal.
Menurutnya, lintasan ini sangat disukai para crosser, karena untuk melaluinya membutuhkan skill yang hebat dan menguji kesabaran para crosser.
"Alhamdulillah, saya dapat juara dua di kelas Buildup, rasanya senang sekali dapat juara ini. Ini pertama kali saya dapat juara selama saya membalap," kata Mahfud. (*)