Ketua Umum Lengkap NTB, HM Huzaini Areka. |
MATARAM - Pilkada Serentak 2020 yang berlangsung di masa pandemi Covid-19, dinilai akan menjadi Pilkada paling dinamis dan penuh tantangan. Hasil Pilkada 2020 pun tak akan menafikan faktor keberuntungan dari para pasangan calon Bupati/Walikota.
Hal ini dikatakan Ketua Umum Lembaga Pengkajian dan Komunikasi Publik (Lengkap) NTB, H.M. Huzaini Areka, Rabu (2/9) di Mataram.
"Dinamika Pilkada saat ini, terutama pasca pandemi cukup menarik. Bukan saja di NTB tapi secara nasional. Menarik dari semua aspek karena sensitif dengan kesehatan, pendanaan, birokrasi dan aspek sosial kemasyarakatan," kata Areka.
Menurut dia, apapun hasil Pilkada Serentak nantinya akan menjadi gambaran utuh yang hakiki dari nilai demokrasi sejati. Pandemi corona dan aturan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah pusat harus ditaati. Hal ini akan berpengaruh pada pola kampanye para pasangan calon ke depan.
Pertemuan dan perkumpulan massa kampanye tentu tak bisa seleluasa Pilkada atau Pemilu di tahun-tahun sebelumnya. Kini semua harus mentaati protokol kesehatan.
Selain itu, melambatnya perputaran ekonomi dan kebijakan refocusing anggaran di daerah juga mempengaruhi kinerja para tim pemenangan. Ekonomi sedang lesu-lesunya dan pasti dirasakan semua pasangan calon.
"Ibaratnya semua pasangan maju dari Kilometer Nol. Siapa pemenang tidak bisa diukur dengan banyaknya uang atau finansial pendukung, atau faktor popularitas semata. Semua calon harus bersaing murni, dan bahkan tak bisa dipungkiri akan ada faktor untung-untungan, keberuntungan dan nasib-nasiban dalam Pilkada kali ini," katanya.
Meski demikian Huzaini menilai, seluruh masyarakat sebagai objek demokrasi dan para pasangan calon tetap memiiki semangat dalam Pilkada Serentak tahun ini. Hanya saja, papar dia, hasil Pilkada nantinya tetap akan tidak maksimal termasuk dari sisi angka partisipasi pemilih.
Menurutnya, yang menjadi modal mendasar para pasangan calon untuk meraih simpati masyarakat pemilih saat ini adalah murni adu gagasan dalam visi dan misi. Karena itulah isu-isu dinasti politik sudah tidak menarik dan seksi lagi untuk dibahas.
"Kita bicara tahapan, dan isu dinasti politik ini sudah tidak menarik lagi. Sekarang ini masyarakat haus dengan ending Pilkadanya, kehidupan demokrasi, siapa pun figurnya sekarang yang penting bisa membawa kesejahteraan," katanya.
Ia menukas, pertarungan sesungguhnya ada dalam visi dan misi para calon. Karena sejatinya masyarakat ingin sejahtera dan stabil dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
"Masyarakat kita sudah tidak memikirkan lagi mau dinasti A, dinasti B, atau C. Walau kecenderungan dinasti memang tak bisa dipungkiri, misalnya anak dan menantu pak Jokowi, anak bu Risma, dan anak KH Makruf Amin. Dan juga di Kota Mataram ada juga. Tapi suka ndak suka, mau ndak mau, siap tidak siap, kita harus berani hadapi kenyataan politik ini," tandasnya.
Ia menambahkan, di masa pandemi ini salah satu solusi bagi para pasangan calon di Pilkada Serentak 2020 ini adalah bagaimana memanfaatkan teknologi digital, dan peran media massa selama kampanye. Sebab aturan protokol kesehatan berlaku bagi seluruh warga negara, bukan hanya pasangan calon semata.
"Solusi mengatasi ini ya adu program melalui digital, seluruh kandidat harus ready di bale pemenangan dengan teknologi digital. Media massa juga harus dilibatkan, baik cetak elektronik dan media online," tegasnya.
Lengkap NTB merupakan lembaga mitra pemeritah yang berfokus pada pengawasan dan kontrol kebijakan dan pelayanan publik di eksekutif, legislatif, yudikatif dan juga sosial kemasyarakatan.
Menurut Huzaini, dalam Pilkada Serentak ini Lengkap NTB akan berfokus pada pelayanan dan kinerja penyelenggara Pemilu baik KPU maupun Bawaslu.