Pasangan Nomor Urut 3, Makmur-Ahda (MUDA) dalam Debat Publik Pilkada Kota Mataram. |
MATARAM - Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram Nomor Urut 3, H Lalu Makmur Said dan H Badruttaman Ahda (MUDA) tampil elegan dalam Debat Publik Pilkada Kota Mataram yang diselenggarakan KPU Kota Mataram, Kamis malam (29/10).
Dengan komunikasi publik yang matang, Makmur Said dan Ahda mampu menjabarkan visi misi MUDA dalam konsep Mataram Mentereng.
Dalam sesi pedalaman visi-misi, pertanyaan tim pakar tentang bagaimana MUDA menata birokrasi yang tangguh dan mengidentifikasi masalah serta memberi solusi kesejahteraan masyarakat, Calon Walikota Mataram Makmur Said menjawab dengan program Mataram Mudah.
Ia memaparkan, Mataram Mudah merupakan salah satu program unggulan MUDA yang salah satunya adalah penataan birokrasi dan pelayanan publik berbasis aplikasi digital.
"Mataram Mudah akan memudahkan pelayanan, dan juga efiseiensi tenaga, waktu dan anggaran. Seluruh pelayaan publik di konsep dalam Mataram MUDAH yang memungkinkan akses pelayanan masyaraat mudah, murah dan cepat. Dan tidak butuh birokrasi panjang karena, berbasis teknologi digital. Ini sudah kami siapkan," katanya.
Makmur mengatakan, pelayanan perizinan satu pintu di Kota Mataram saat ini sudah cukup baik. Hal ini perlu dioptimalkan dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital.
Melalui program Mataram Mudah, MUDA sudah melakukan pemetaan seluruh potensi yang ada.
"Semua potensi yang ada akan masuk di big data sehingga Insya Allah semua pelayanan tidak butuh waktu lama dan birokrasi yang panjang. Pemkot Mataram saat ini sudah bagus, tapi butuh optimalisasi," katanya.
Dalam sesi Paslon Bertanya Paslon Menjawab, Pasangan nomor urut 4 Baihaqi - Ratu Ganefi (BARU) mendapat kesempatan bertanya pada MUDA.
BARU menanyakan soal gagasan MUDA mengembangkan kawasan Ampenan sebagai kawasan berbasis pariwisata, dan juga tentang bagaimana efektifitas Program ProKES yang ditawarkan MUDA.
Makmur Said menjelaskan, Ampenan dengan ikon Kota Tua akan jadi andalan pengembangan pariwisata, yang diimbangi dengan kuliner dan ekonomi kreatif lainnya.
"Sejarah Ampenan adalah kota pelabuhan yang sampai saat ini masih tercatat sebagai salah satu Kota Tua di Indonesia, dengan keanekaragaman budayanya," katanya.
Pariwisata Kota Tua ini akan semakin menarik karena akulturasi budaya multietnis masih lestari dan terjaga dalam kerukunan. Selain itu beragam peninggalan yang ada juga menjadi nilai khas Ampenan.
Terkait kartu ProKES, Makmur menjelaskan, Program Kesehatan Ekonomi dan Sosial ini merupakan upaya MUDA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Mataram.
Angka kemiskinan di Kota Mataram saat ini berkisar 8,92 persen atau sekitar 43 ribu jiwa. Dari jumlah angka kemiskinan itu, hanya sekitar 16 ribu jiwa atau setara 38 persen saja yang sudah menerima layanan BPJS dari pemerintah.
"Maka ProKES adalah solusi layanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu yang belum tercover BPJS," katanya.
Di sektor ekonomi, ProKES juga menjamin kemudahan akses permodalan. Terutama untuk mengatasi masalah dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat ini.
"Masalah modal usaha bagi masyarakat sangat mendasar. Dengan ProKES ada modal tanpa jaminan. Hal ini juga untuk menghindari masyarakat terlilit hutang Bank Rontok atau Bank Subuh yang bunganya tinggi," katanya.
Menurutnya, ProKES juga memfasilitasi kebutuhan pendidikan dan kelengkapan sekolah untuk masyarakat kurang mampu di Kota Mataram.
"ProKES juga akan tepat sasaran karena data penerimanya sudah ada,"katanya.
Sementara dalam sesi Publik Bertanya Paslon Menjawab, MUDA menerima pertanyaan tentang keluhan masyarakat yang kesulitan kuota internet di saat anak-anak mereka sekolah online atau daring di masa pandemi ini.
Menjawab itu, Calon Wakil Walikota Mataram, H Badruttamam Ahda mengatakan, masalah tersebut juga akan diselesaikan dengan kartu ProkES. Selain itu MUDA juga akan mengupayakan jaringan WiFi gratis.
"ProKES akan tangani dengan baik. Selain itu, WiFi gratis di lingkungan-lingkungan akan diperluas, sehingga para orangtua, khususnya ibu-ibu yang punya anak sekolah tidak lagi kesusahan mencari pelayanan WiFi gratis tersebut," katanya.
Ustadz Ahda mengatakan, pandemi Covid-19 yang memaksa anak-anak sekolah harus melakukan proses belajar mengajar secara online bukan hanya di Kota Mataram, namun juga terjadi di seluruh daerah di Indonesia.
Menurut Ahda, masyarakat harus bisa beradaptasi dengan kondisi ini memanfaatkan teknologi. Sementara MUDA akan terus berupaya memfasilitasi kebutuhannya.
"Selama pandemi covid tentu sekolah daring. Oleh karena itu melalui dana BOS bisa diperuntukan untuk kuota dan pulsa ditambah dengan subsidi Pemkot sehingga memudahkan belajar tanpa masyarakat dibebani," katanya.
Pasangan MUDA piawai mengolah pertanyaan untuk pasangan Selly-Manan (SALAM) di sesi berikutnya, terkait strategi SALAM dalam pengelolaan sampah.
Jawaban SALAM justru menjadi celah bagi MUDA untuk memaparkan konsep Zero Waste di TPS.
Calon Walikota Makmur Said mengatakan, masalah sampah di Kota ini lantaran produksi sampah tidak sebanding dengan kemampuan mengangkutnya.
"Produksi sampah kita rata-rata 1.200 meter kubik per hari, yang bisa terangkut berkisar 800-1000 sehingga tersisa 200 meter kubik tiap hari dan terjadi penumpukan. MUDA memprogramkan Zero Waste TPS, jadi bersih berbasis TPS," katanya.
Menuju Zero Waste TPS ini, papar Makmur, maka MUDA akan memenuhi semua kebutuhan sarana angkut. Baik itu roda tiga, gerobak sampah, dan kontainer sampah di TPS serta dumptruk.
Dalam closing statemennya, Makmur Said mengatakan, MUDA dengan visi besar Mataram Mentereng akan mewujudkan Mataram sebagai Kota Maju, Religius, Berbudaya, dan Siaga.
Calon Wakil Walikota Mataram, H Baruttamam Ahda menambahkan, lima ikhtiar MUDA untuk Mataram Mentereng yakni Kartu Pro-KES, Mataram Creative Hub, Mataram Mudah, Prakarsa Mataram, dan Mataram Betabik.
Ia mengajak masyarakat Kota Mataram untuk bersama mewujudkan Mataram Mentereng, Menah Tandur.
"Tanpa dukungan masyarakat kami bukan siapa-siapa. Mari bersama jadikan Kota Mataram ruang bersama dalam visi misi
besar kami Mataram Mentereng. Sudah saatnya kita berSALAMan untuk semangat BARU HARUMkan Kota Mataram bersama pemimpin MUDA," tukas Ahda.
Debat Publik perdana di Pilkada Kota Mataram ini digelar KPU Kota Mataram dengan menghadirkan empat pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram.
Ketua KPU Kota Mataram, M Husni Abidin mengatakan, debat ini diselenggarakan dalam rangka menghadirkan seluruh gagasan pemikiran dan ikhtiar para calon agar masyarakat Kota Mataram bisa menentukan pilihannya di Pilkada Kota Mataram 9 Desember mendatang.
"Ini Sebagai ruang kominikasi para calon dapat menyampaikan visi misi dan gagasan mereka, sementara warga mataram juga bisa mendapatkan gambaran untuk menentukan pilihannya nanti," katanya.
Debat publik perdana ini dimoderasi Dr H Jumarin mengangkat tema Memajukan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah.
Debat Publik dibagi dalam enam segmen, antara lain penyampaian visi misi paslon, pendalaman visi misi, paslon bertanya paslon menjawab, publik bertanya paslon menjawab, dan closing statement. (*)