Rendi dan sepeda baru dari Tim HBK Peduli. |
LOMBOK TENGAH - Siang itu, cuaca cukup terik, dua Unit mobil Ambulance Tim HBK Peduli beriringan melewati jalan desa Bilelando kearah Pelabuhan Awang, Kab. Lombok Tengah.
Dari kejauhan nampak tambak udang rakyat berjejer disepajang kiri-kanan jalan. Barisan pepohonan kering menghiasi sepanjang jalan menuju Dusun Belongsong. Beberapa meter dari lokasi tambak-tambak masyarakat tadi, mulai terlihat bibir pantai menuju laut lepas.
Mobil tim HBK Peduli Lombok Tengah tiba-tiba berhenti di depan sebuah gubuk berukuran 3x4 meter, tepatnya di Dusun Belongsong, Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Gubuk itu berdiri tepat di sebelah pos Polisi yang sudah terbengkalai. Di gubuk sederhana itulah Amaq Rendi tinggal bersama anak semata wayangnya, Rendi.
Mereka mulai tinggal di gubuk itu sejak Almarhumah ibu Rendi meninggal dunia, yang belum genap satu tahun lamanya. Awalnya mereka tinggal di balik bukit, namun karena Amaq Rendi mulai sakit-sakitan pasca ditinggal sang istri tercinta, mereka memilih tinggal di gubuk baru ini.
Sang pemilik tanah, Amaq Saban yang tak lain adalah tetangganya, mengizinkan mereka membangun rumah di sana dengan pertimbangan daerah ini memiliki akses lebih cepat ke jalan raya dan juga akses ke daerah lainnya.
Tim HBK Peduli, adalah relawan yang dibentuk oleh H. Bambang Kristiono, SE (HBK), anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra dari Dapil NTB II/P. Lombok bersama keluarganya.
Setiap bulannya HBK dan keluarga rutin memberikan bantuan sepeda, sembako dan kebutuhan sekolah kepada anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, dan kali ini tim HBK Peduli menyambangi kediaman Rendi.
Amaq Rendi menyambut kedatangan tim HBK Peduli dengan senyum lebar. Cepat-cepat ia mengenakan bajunya, dan dengan tertatih-tatih Dia meraih tangan anggota tim HBK Peduli yang datang untuk berjabat tangan.
“Maaf, kaki saya tak bisa digerakkan”, ujarnya lirih.
Sejak beberapa bulan yang lalu, ia mengalami pembengkakan di kaki sebelah kirinya.
Perwakilan tim HBK Peduli menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan mereka.
“Kami datang membawa titipan dari pak HBK dan keluarga, ada sembako, kasur, baju sekolah dan lemari. Ini untuk memotivasi, agar Rendi makin rajin belajar", tutur Muhammad Taufiq Syamsuri, Ketua Tim HBK Peduli Kab. Lombok Tengah.
“Ini adalah bentuk perhatian tulus dari Bapak HBK untuk masa depan anak-anak P. Lombok. Juga untuk memotivasi mereka supaya tetap bersemangat dan punya tekad yang kuat menempuh dan menyelesaikan pendidikannya dengan baik", tambahnya.
Tak lama berselang, Rendi datang bersama kawan-kawan sepermainannya, Dia menyalami semua anggota Tim HBK Peduli yang datang satu persatu.
Ketika diberitahu soal sepeda yang dihadiahkan pak HBK kepadanya, wajah Rendi nampak sumringah dan setengah tidak percaya. Dia berlari di belakang Tim HBK Peduli yang hendak menurunkan hadiah sepeda dari mobil Ambulance untuknya. Dia sangat kegiarangan melihat sepeda baru itu diturunkan dari mobil Ambulance yang membawanya.
“ Bisa pakai sepeda nggak Ren?," tanya Sumarjan, Sekretaris Tim HBK Peduli Kab. Lombok Tengah.
Randi pun mengangguk dan langsung mencoba mengayuh sepeda berwarna hitam miliknya. Rendi masih duduk di kelas 4 SD, sekolahnya terletak cukup jauh dari rumahnya. Untuk sampai di sekolah, terkadang Dia berjalan kaki, atau ikut bersama sang tetangga yang kebetulan mengantar anaknya ke sekolah yang sama.
Dengan lantang, Dia mengucapkan terima kasih kepada pak HBK atas sepeda yang dihadiahkan untuknya.
“Terima kasih pak HBK atas bantuan sepedanya", ucapnya dengan senyum malu-malu.
Sebelumnya, Amaq Rendi menceritakan bahwa Dia ini dulu lama tinggal di wilayah Awang. Ia sudah terpisah dari keluarganya selama puluhan tahun. Tak ada yang pernah mencarinya. Tahun lalu, sang tetangga mencoba untuk menghubungkannya kembali dengan kerabatnya di daerah asalnya, Bonjeruk. Namun, usianya yang sudah lanjut membuatnya sukar mengingat-ingat nama keluargnya.
Tahun lalu tetangganya ini pernah membantu mencari salah satu saudaranya yang tinggal di wilayah Lombok Barat. Tapi ternyata saudaranya itu sudah meninggal. Anak dari saudaranya juga sudah menikah dan pindah ke Lembar, Kab. Lombok Barat dan susah untuk mencarinya.
Pada saat tim HBK Peduli tanya mau dicarikan keluarganya atau tidak, Dia bilang lebih memilih untuk tinggal disini, karena memang sejak dari muda Dia sudah bekerja di daerah sini.
"Saya mau tetap tinggal disini, dan tidak mau ninggalin daerah ini, saya sudah betah," pungkas Amaq Rendi.