SUMBAWA - Lima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa mengikuti debat publik paslon tahap pertama. Giat ini diselenggarakan oleh KPU Sumbawa, tepatnya di Aula Hotel Sernu, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Rabu (28/10) kemarin.
Khusus Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa nomor urut empat (4), H Mahmud Abdullah-Dewi Noviany (Mo-Novi) tampil apik di acara tersebut. Setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya selalu terjawab dengan baik, bahkan nampak lebih tenang diatas podium.
Dalam penegakkan hukum di Kabupaten Sumbawa, Mo-Novi mengutarakan beberapa hal penting. Dalam mendorong penegakan Hukum di Kabupaten Sumbawa, yaitu reformasi birokrasi dan bebas korupsi, memerangi narkoba, dan perlindungan perempuan dan anak.
Mewujudkan reformasi birokrasi dan bebas korupsi, Mo—Novi akan melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat, salah satunya dengan pemberian reward (apresiasi) dan punishment (sanksi) bagi birokrasi.
Reward dan Punishment ini sebagai bentuk metode dalam memotivasi petugas birokrasi untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan meningkatkan potensi dalam melahirkan prestasinya. Kemudian membangun MoU dengan KPK, Kejaksaan dan Kepolisian tentang komitmen pemberantasan korupsi di Sumbawa.
Meluncurkan program Sumbawa Awas yaitu dengan membuka layanan SMS Center yang langsung terakses ke Bupati dan Wakil Bupati. Masyarakat dapat mengadu dan melaporkan terkait adanya dugaan oknum pejabat yang melakukan pungli, tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah lingkup Kabupaten Sumbawa, dan memberikan jaminan kerahasiaan bagi pelapor atau pengadu.
Selanjutnya, memerangi narkoba. Mo-Novi berkomitmen untuk membangun MoU dengan BNN dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari narkoba. Memerangi narkoba berbasis desa, karena desa ujung tombak dalam memerangi dan pemberantasan Narkoba.
Pemberlakuan jam anak, untuk mengurangi pengaruh narkoba terhadap anak. Mo-Novi akan memberlakukan jam anak lewat program Magrib Mengaji Isya Membaca. “Waktu magrib anak kembali ke rumah masing-masing untuk mengaji dan beribadah, dan di waktu isya anak anak belajar. Kalaupun mendesak harus keluar di waktu tersebut anak anak harus ditemani oleh orang tua atau keluarga,” ujarnya.
Berikutnya adalah perlindungan perempuan dan anak. Mo Novi berkomitmen, untuk mengurangi tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak, salah satunya membangun MoU dengan APH (Aparat Penegak Hukum) dan organisasi-organisasi yang konsen dalam pemberdayaan perempuan dan anak. Melakukan upaya preventif, edukasi, dan pelatihan kepada perempuan agar produktif dan berdaya.
Pastinya pemberian modal usaha. Sebagai upaya meredam tingkat kekerasan dan perkelahian anak anak melalui program Magrib Mengaji Isya Membaca. Kemudian membangun Bale Meditasi yang akan menyelesaikan masalah tanpa harus melalui jalur hukum (kepolisian dan Pengadilan), dengan mengedepankan asas kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.
“Kalau ada persoalan perempuan dan anak, kasus dalam rumah tangga, perkelahian anak, itu bisa diselesaikan dulu di Bale Mediasi. Bale Meditasi ini nanti terdiri dari mediator, tokoh agama dan tokoh masyarakat,” katanya.