H Baihaqi - Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (BARU) dalam debat publik kedua Pilkada Kota Mataram. (Foto : Courtesy Lombok TV) |
MATARAM - Mendorong Mataram bertumbuh sebagai Kota Enterpreneur dinilai sangat tepat untuk membangun kemandirian ekonomi di ibukota NTB ini.
Menjadikan Kota ini sebagai pusatnya para pengusaha, pelaku wirausaha, juga akan mengakselerasi pertumbuhan banyak sektor lainnya, termasuk membuka lapangan pekerjaan baru.
Pengusaha inspiratif, owner Teh Kelor Moringa Group, H Nasrin M Mokhtar mengatakan, percepatan pembangunan di Kota Mataram hanya bisa dilakukan dengan cara mendorong konsep Kota Enterpreneur.
"Siapa pun pemimpinnya kelak ya. Pemimpin Mataram harus berani mendorong Kota ini sebagai Kota Enterpreneur, kotanya wirausaha, kotanya para pengusaha," kata Nasrin.
Menurut dia, hal ini paling tepat untuk saat ini. Di saat kemampuan fiskal daerah melemah, dan juga dilanda masa pandemi.
Kota Mataram, papar Nasrin, tidak lagi membutuhkan program-program yang standar. Gagasan pembangunannya harus punya lompatan dan lebih visioner.
"Idealnya, perkotaan ini kan kita tidak lagi bicara masalah angka kemiskinan. Harus sudah melompat jauh, kita bicara pertumbuhan wirausaha, gagasan pengembangan investasi. Kalau Kota ini menjadi Kota Enterpreneur di mana banyak usaha swasta berjalan di banyak sektor, otomatis lapangan kerja banyak terbuka dan angka pengangguran bisa ditekan. Muaranya, angka kemiskinan juga menurun," tukas Nasrin.
Kota Enterpreneur, tambahnya, menjadi pilihan tepat. Sebab Mataram tidak memiliki destinasi wisata yang cukup menarik seperti daerah lain.
"Sektor pertanian pun susah digarap karena keterbatasan lahan.Jadi memang harus didorong enterpreneur di segala bidang,"katanya.
Nasrin mengatakan, semangat wirausaha dan kemampuan pelaku UMKM di Kota Mataram sudah cukup baik dan teruji, terutama saat melewati masa pandemi ini.
Artinya ada semangat partisipasi yang luar biasa dari masyarakat untuk tetap bertahan di masa pandemi, dengan inovasi-inovasi yang bisa dilakukan.
"Pandemi ini wisatawan bisa dibilang hilang, habis. Banyak UMKM terdampak, tetapi yang inovatif justru bisa lebih berkembang di saat pandemi. Nah semangat partisipatif ini yang harus difasilitasi pemerintah daerah," katanya.
Menurut dia masa pandemi banyak dimanfaatkan UMKM untuk melakukan restukturisasi dan pembenahan usaha. Jejaring pemasaran yang selama ini konvensional pun mulai bergeser ke pemanfaatan teknologi digital.
Nasrin menegaskan, dirinya belum memutuskan mendukung calon tertentu di Pilkada Kota Mataram. Gagasan ini disampaikannya demi mewujudkan Kota Mataram yang lebih maju lagi.
"Jadi siapa pun pemimpin yang terpilih nanti, kami harap enterpreneur ini dikembangkan, difasilitasi. Saya bayangkan, Mataram ke depan itu bisa ramai aktivitas sampai malam. Ada ruas jalan yang ditutup untuk car free night, di sana jadi wadah para wirausaha memamerkan produk mereka, bisa jadi pusat perputaran ekonomi dan wisata baru," katanya.
Gagasan Mataram sebagai Kota Enterpreneur beberapa kali disampaikan pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram nomor urut 4, H Baihaqi dan Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (BARU).
Dalam program pengembangan ekonomi, BARU akan menciptakan 50 wirausaha baru di setiap kelurahan di Kota Mataram sebagai prioritas.
BARU juga membentuk Mataram Creative Center dan Mataram Business Center sebagai wadah terintegrasi yang akan memfasilitasi para wirausaha baru di Kota Mataram.
"BARU ingin masyarakat Kota ini tidak hanya sekadar menjadi objek pembangunan, tetapi harus menjadi subjek. Karena memang harus masyarakat sendiri yang berbuat dan menjadi pelaku pembangunan termasuk di sektor perekonomian," kata Calon Walikota Mataram, H Baihaqi.
Sementara itu, Calon Wakil Walikota Mataram, Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi mengatakan, menciptakan wirausaha baru dan peningkatan kapasitas UMKM di Mataram akan dilakukan sebagai salah satu program prioritas BARU menuju Mataram Kota Enterpreneur.
Ketua IWAPI NTB ini mengungkapkan, selama ini masalah klasik wirausaha baru dan UMKM adalah akses permodalan dan juga jejaring pemasaran. Masalah yang sudah terindentifikasi ini akan difasilitasi solusinya.
"Dari dulu masalah klasik wirausaha baru dan UMKM kita adalah akses permodalan dan pemasaran. BARU akan fokus menuntaskan masalah klasik ini, karena hal ini sebenarnya sederhana, tinggal perlu goodwill dari pemerintah untuk memfasilitasi," kata Ratu Ganefi.
Menurutnya, MCC dan MBC adalah salah satu upaya BARU untuk memfasilitasi semangat kreativitas wirausahawan baru.
Selain itu, program Bela-Beli UMKM juga akan terus didorong untuk memperkuat UMKM lokal di Kota Mataram.
Sebab, papar Ratu Ganefi, pertumbuhan sektor UMKM juga harus sebanding dengan perubahan mindset masyarakat untuk lebih mencintai produk-produk lokal daerah ini. (*)