Kepala DPMPTSP NTB, H Moh Rum. |
MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar. Yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kedua Pulau di NTB ini menyimpan berbagai potensi yang luar biasa. Tak heran, NTB begitu diminati dan dikagumi.
Bahkan sejumlah investor asing saat ini mulai melirik berbagai potensi yang ada di NTB untuk berinvestasi. Contoh, di Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (Samota). Samota pun kini mulai dilirik oleh investor asal Florida, Amerika Serikat.
Nampaknya investor ini sudah begitu kepincut untuk berinvestasi di Samota, Pulau Sumbawa lingkup Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kabarnya pada Selasa (24/11) besok, investor asal negeri Paman Sam itu berkunjung secara langsung ke NTB.
Bahkan investor ini akan menggelar pertemuan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB.
Terkait kebenaran rencana pertemuan antara investor asal Florida USA dengan pihak DPMPTSP, Kepala Dinas PMPTSP NTB, H Mohammad Rum yang dikonfirmasi media ini membenarkan hal tersebut.
"Iya benar. Insya Allah, rencananya besok (pertemuan) kami bersama-sama akan membahas rencana investasi di Pulau Sumbawa, yaitu tepatnya di Samota," ucapnya, Senin (23/11) di Mataram.
Ketika ini terlealisasi, pria yang kerap disapa Haji Rum ini berharap, investor itu nantinya dapat berperan lebih dalam pengembangan kawasan Samota, yakni dalam koridor bisnis yang bisa saling menguntungkan bagi negara dan daerah.
Terutama, kata mantan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB itu dalam mensejahterakan masyarakat di kawasan Samota. "Seperti apa dan bagaimana, kita lihat saja besok. Karena nanti akan kami bahas secara bersama-sama," demikian H Mohammad Rum.
Sebelumnya, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mendorong wilayah Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora di Pulau Sumbawa menjadi kawasan yang ramah investasi.
"Selain menjadi cagar biosfer dunia, kawasan Samota di Pulau Sumbawa didesain menjadi kawasan yang ramah investasi. Samota yang merupakan akronim dari Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora merupakan wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam. Potensi tersebut harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar," kata Zulkieflimansyah saat bertemu mantan Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir beberapa waktu lalu.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sendiri sudah sejak lama menawarkan potensi investasi pengembangan kawasan perairan Teluk Salek, Pulau Moyo dan Gunung Tambora atau yang disebut Samota di Pulau Sumbawa itu.
Samota merupakan kawasan yang unik karena memiliki potensi kelautan dan perikanan, perkebunan serta pengembangan pariwisata. Kawasan Samota, diibaratkan akuarium raksasa karena perairan laut yang dikelilingi Teluk Salek, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora.
Kawasan Samota berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Daerah ini cocok untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dan pertanian.
Pulau Moyo merupakan salah satu obyek wisata yang eksotik. Bahkan, mendiang Putri Diana dari Inggris, pernah berkunjung ke daerah itu untuk menikmati liburan.
Pulau Moyo dikembangkan untuk wisata bahari seperti "diving", "snorkeling", "hunting area", "camping ground", agrowisata dan pacuan kuda.
Sementara Gunung Tambora diarahkan untuk pendakian, geowisata dan agrowisata.
Sedangkan Teluk Saleh, dikembangkan sebagai kawasan agribisnis, minapolitan, budi daya rumput laut, udang dan kerapu, dan tambak serta wisata bahari.
Potensi areal dan produksi perikanan tangkap mencapai 2.400 ton/tahun, potensi tambak 8.600 hektare (ha), budi daya rumput laut 9.000 ha, ikan bersirip 980 ha dan mutiara 740 ha.
Nilai produksi total per tahun mencapai Rp 11,608 triliun, terdiri atas rumput laut Rp 2,6 triliun, udang Rp 5,16 triliun, ikan kerapu dan lainnya Rp 2,8 triliun dan perikanan tangkap Rp 48 miliar.
Potensi serapan tenaga kerja dari pengembangan sektor pariwisata dan pendukungnya di kawasan Samota bisa mencapai 14.935 orang dan ketahanan pangan 70.584 orang. Nilai ekonomi ini dihitung oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri.