H Mohan Roliskana - TGH Mujiburahman (HARUM) dalam Debat Publik Kedua Pilkada Kota Mataram. (Foto : Courtesy Lombok TV) |
MATARAM - Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram nomor urut 1, H Mohan Roliskana dan TGH Mujiburahman (HARUM) disebut-sebut sebagai pasangan calon paling matang dan menguasai panggung, dalam Debat Publik Kedua Pilkada Kota Mataram yang digelar KPU Kota Mataram, Sabtu malam (14/11) di Golden Palace Lombok Hotel, Kota Mataram.
HARUM mampu menjawab pertanyaan tim pakar dan pertanyaan publik yang disampaikan dalam debat. Isu persoalan pun terkategori strategis menyangkut aspek keterbatasan fiskal daerah, ruang terbuka hijau (RTH), hingga potensi banjir.
Membuka pemaparan HARUM dalam debat publik bertema Pelayanan Publik, Calon Wakil Walikota Mataram, TGH Mujiburahman mengatakan, pelayanan publik harus dilakukan maksimal dan optimal untuk kemaslahatan masyarakat.
"Dalam konteks Pilkada Kota Mataram ini maka kemaslahatan yang dimaksud adalah kemaslahatan untuk seluruh masyarakat Kota Mataram dalam seluruh keberagaman yang ada," katanya.
Ia mengungkapkan, sesuai nama pasangan HARUM ingin membentuk Kota Mataram yang Harmonis, Aman, Ramah Unggul dan Mandiri.
Di sektor ekonomi, di tengah keterbatasan fiskal daerah, HARUM memunculkan gagasan "Mataram untuk Mataram".
"Artinya seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah (akan) diutamakan untuk warga Kota Mataram," katanya.
TGH Mujib menjelaskan, ke depan pengadaan barang dan jasa harus mengutamakan produk dan jasa lokal. Begitu juga dengan proyek fisik, pengusaha dan tenaga kerja lokal yang harus mendapatkan kesempatan pertama.
"Hal ini penting agar warga Kota Mataram menjadi penerima terbesar daripada keuangan daerah," tukasnya.
Selanjutnya untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi, bantuan kepada warga miskin Kota yang terdampak corona akan ditingkatkan.
HARUM juga akan membangun Mataram Creative District sebagai pusat kreatif generasi muda. Wadah ini sebagai ruang generasi muda untuk berekspresi dan menuangkan ide kratifnya, sekaligus mempercepat tumbuhnya ekonomi baru dan penyerapan tenaga kerja.
TGH Mujib mengatakan, untuk memperkuat fiskal daerah HARUM akan menggenjot sumber pendapatan daerah yang sudah ada dengan optimalisasi penagihan dan mencegah kebocoran.
"Caranya dengan memperkuat pengawasan dan digitalisasi penagihan. Sehingga alur penagihan menjadi mudah, sederhana dan transparan," katanya.
Kedua, HARUM akan menggali potensi PAD baru, dengan membentuk UPTD untuk megelola Ruang Terbuka Hijau (RTH), parkir, pasar, dan PKL.
Ketiga, HARUM akan melakukan optmalisasi koordinasi dengan Pemerintah Pusat terutama optimalisasi dana bagi hasil dan program strategis yang bisa disinergikan dengan daerah.
"Penguatan fiskal daerah akan melibatkan semua pihak, swasta dan indivudu dalam setiap program pembangunan di Kota Mataram. Kita juga akan optimalisasi CSR swasta dan program filantropi," katanya.
Dalam sesi penajaman Visi-Misi, pasangan HARUM mendapat pertanyaan tentang upaua kongkrit merealisasikan 30 persen ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Mataram, di mana saat ini Kota Mataram baru memiliki 19 persen RTH.
Menjawab hal tersebut, Calon Walikota Mataram, H Mohan Roliskana mengatakan, RTH menjadi bagian dan instrumen penting sebuah perkotaan. Bagi HARUM instrumen ini harus dibangun dengan terintegrasi.
"Karena fungsi RTH, disamping fungsi ekologi, juga ada fungsi ekonomi dan fungsi sosial yang harus terintegrasi di dalamnya. jika ingin membangun kota layak huni yang sehat dan nyaman bagi masyarakat maka ini instrumen penting bagi sebuah kota," katanya.
Namun, Mohan mengakui, untuk mencapai RTH 30 persen masih dibutuhkan ikhtiar yang lebih keras untuk Kota Mataram.
"Amanah Undang-undang memang (RTH) harus penuhi 30 persen. Tetapi dengan komposisi lahan yang ada saat ini memang kita harus bicara apa adanya bahwa untuk memenuhi angka 30 persen bukanlah perkara mudah," katanya.
Tetapi, papar Mohan, HARUM akan berupaya. Ke depan setiap sudut Kota yang belum maksimal termanfaatkan akan digunakan sebagai taman.
"Kemudian kita juga akan bekerjasama dengan pihak ketiga, stakheolders agar ikut berkontribusi dalam hal ini. Misalnya roof top bangunan bisa dimanfaatkan untuk tanaman vegetasi dan sebagainya," ujar Mohan.
Sementara dalam sesi publik bertanya, pasangan HARUM mendapat pertanyaan tentang upaya kongkrit mengatasi potensi banjir di Kota Mataram.
Menjawab hal ini, H Mohan Roliskana mengatakan, masalah banjir di Kota Mataram tidak bisa dilihat secara parsial.
Kota Mataram memiliki empat sungai besar yang melintasi wilayahnya, yakni sungai Ancar, Jankok, Renyok dan Urus.
"Kalau bicara banjir tentu kita bicara sungai. Fungsi sungai, ada hulu yang menjadi pemanfaatan, ada tengah yang menjadi distribusi air, dan hilir daerah resapan. Sehingga kalau bicara sungai kita harus bicara terintegrasi karena kita juga berbicara tentang lintas wilayah dengan pemerintah Lobar karena memang hulu sungai kita ada di wilayah Lombok Barat," katanya.
Menurut Mohan, selama ini secara teknis pemerintah Kota Mataram sudah rutin melakukan peremajaan sungai dengan pengerukan sedimen. Selain itu himbauan dan edukasi untuk masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai juga terus dilakukan.
"Kita akan mengubah mindset bahwa sungai bukan tempat membuang sampah, tetapi sungai menjadi sesuatu yang berharga untuk kepentingan kita semua. Kita berharap ke depan wilayah yang dekat sungai tidak lagi membelakangi sungai tetapi menghadap sungai. Ini penting, karena di Kota-Kota modern ini sudah dilakukan," katanya.
HARUM akan membangun jalan inspeksi di sepanjang sungai sehingga bisa dimanfaatkan, dan masyarakat tidak lagi menganggap bahwa sungai merupakan hal yang tidak penting bagi mereka.
"Yang kedua, kita akan terus kerjasama dengan komunitas-komunitas peduli sungai yang sudah kami rintis sebelumnya. Basis kekuatan kita adalah di komunitas masyarakat," katanya.
Mohan mengatakan, komunitas peduli sungai yang sudah ada ini akan terus bekerja sesuai penggalan fungsi-fungsi sungai. Ada yang di hulu, tengah, dan juga hilir.
"Komunitas ini juga terus aktif mengedukasi masyarakat, sesuai penggalan fungsi sungai yang ada tersebut," katanya. (*)