LOMBOK UTARA - Duel head to head pasangan NADI dan JODA di Pilkada Lombok Utara bakal makin seru. Persaingan dua pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati di daerah Tiuq Tataq Tunaq itu semakin sulit terpetakan.
Lembaga survei Political Research, and Marketing (Polram) merilis hasil survei untuk Pilkada KLU, Minggu, 15 November 2020.
Data hasil survei Polram untuk Pilkada KLU memperlihatkan bahwa persaingan antar paslon cukup ketat, karena perbedaan tingkat elektabilitas dua kandidat yang bertarung yakni pasangan Djohan-Danny (JODA) dengan Najmul-Suardi (NADI) perbedaannya tipis.
"Namun, survei menempatkan NADI di posisi unggul," kata Peneliti Polram , Efendi Azhari , Senin ( 16/11 ).
Hasil survei Polram menyebutkan 28 persen untuk JODA dan 32,8 persen untuk NADI, 29,4 persen ragu2, 9,8 persen tidak menjawab dalam pertanyaan terbuka.
Serta 30,2 persen untuk JODA dan 36,2 persen untuk NADI, 18 persen ragu2, 15,6 tidak menjawab dalam pertanyaan menggunakan alat peraga.
Lebih jauh Efendi Azhari mengatakan survei dilakukan pada rentang waktu 8-12 November tersebut mengambil 500 responden dengan margin error sekitar 4,5 persen.
“Dengan selisih elektabilitas antar paslon yang tipis, di bawah margin error sekitar 4,5 persen,” ungkap Efendi Azhari.
Dengan selisih elektabilitas pasangan NADI dan JODA di bawah margin error sekitar 4,5 persen. Pihaknya belum bisa memastikan siapa kandidat berpeluang unggul dan memenangkan kontestasi di Pilkada KLU.
“Dari hasil survei ini tergambar kekuatan dan peluang kemenangan pasangan NADI dan JODA relatif berimbang,” ujar Dosen Universitas Mataram tersebut.
Dijelaskan, wilayah pelaksanaan survei: 43 Desa di Kabupaten Lombok Utara dengan metode penarikan sampel multi-stage random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan aplikasi kobocollect.
"Pewawancara lapangan adalah enumerator berpengalaman pada sejumlah pelaksanaan survei dan mendapatkan coaching sebelum turun lapangan," paparnya.
Menurut dia, siapa nanti kandidat berpeluang besar memenangkan kontestasi di Pilkada KLU, itu tergantung dari kelihaian dan kepiawaan dari kedua paslon bertarung di Pilkada KLU untuk menyakinkan swing voter atau pemilih belum menentukan pilihan. Sebab, dalam survei Polram tergambar swing voter mencapai 39,2 persen.
Artinya, angka swing voter relatif masih sangat tinggi. Sehingga arah dukungan swing voter di masa injury time akan menentukan siapa kandidat berhasil memenangkan kontestasi di Pillkada KLU.
“Swing voter ini harus digarap serius oleh kedua paslon. Jika mau menang di Pilkada KLU,” tandasnya.
Lebih lanjut disampaikan, pasangan NADI dan JODA punya pemilih loyal. Sehingga mereka sudah menentukan arah pilihan di Pilkada KLU baik ke pasangan NADI dan JODA adalah pemilih loyal. Pemilih loyal itu relatif akan sulit untuk berpindah kepada paslon lainnya.
Sehingga diharapkan baik ke pasangan NADI dan JODA, jika mau memenangkan kontestasi di Pilkada KLU 9 Desember 2020. Kedua paslon harus fokus untuk mengerahkan segala kekuatan dan sumber daya politik dimiliki untuk bisa menyakinkan swing voter tersebut disisa masa kampanye ini.
“Swing voter ini jadi penentu kemenangan. Karena relatif jumlah cukup besar,” tukas Efendi.
Meski demikian survei Polram mematahkan beberapa survei lembaga lainnya yang menempatkan JODA diposisi unggul.