Dilintasi Migrasi Hiu Paus, Pantai Bohay Makin Seksi !!

MandalikaPost.com
Sabtu, Desember 26, 2020 | 17.01 WIB Last Updated 2020-12-26T09:12:55Z
Pantai Bohay dengan background PLTU Paiton.

MANDALIKA POST - Musim perpindahan atau migrasi satwa Hiu Paus (Whale Shark) di penghujung tahun 2020 ini, memberi warna baru di kawasan wisata Pantai Bohay, di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Kemunculan mamalia langka dan unik yang melintasi perairan Selat Madura menjadi atraksi yang menyenangkan pengunjung, setidaknya sejak sepekan terakhir.

Hiu Paus di sekitar perairan pantai Bohay.

Tak sedikit pengunjung dan wisatawan yang datang penasaran dan rela merogoh kocek tambahan untuk menyewa perahu atau speedboat, guna melihat mamalia raksasa itu lebih dekat.

“Ini pengalaman baru dan pertama kali saya melihatnya secara langsung. Semoga bisa melihat lagi kedepannya dengan jumlah yang lebih banyak, biar makin puas dan seru,” ujar Yunita Lestari, salah seorang pengunjung pantai Bohay, Sabtu (26/12).

Hiu paus atau juga dikenal sebagai hiu tutul, setiap tahunnya migrasi ke perairan Indonesia. Kawanan mamalia itu, migrasi dari perairan Australia yang mulai memasuki musim dingin. Mencari perairan yang iklimnya lebih hangat.

“Setahun sekali (munculnya), dan sekarang yang terlihat sekitar lima ekor bisa jadi itu lebih banyak. Seperti biasanya, kemunculannya tidak membahayakan para pengunjung yang ingin melihat dari jarak dekat. Karena kedatangan mereka ke sini hanya mencari makanan saja,” terang Ketua Pokwasmas Kranji, Anton Sumarsono.

Sony, begitu ia dipanggil, menyebutkan kemunculan satwa itu ke permukaan tidak menentu. Terkadang hewan dengan nama latin ‘Rhincodon typus’ itu, muncul pada pagi dan siang hari. Namun, kadangkala nampak berenang santai saat sore hari sembari menghirup udara.

“Mereka muncul untuk memburu plankton, kemungkinannya jumlah plankton di sini lebih banyak. Baik anakan atau induk kalau hiu tutul seperti ini tidak terlalu aktif (bergerak),” kata pria yang juga Ketua Binor Green Community (BGC) itu.

Sony menambahkan, hiu paus atau hiu tutul, muncul di perairan Probolinggo antara bulan Desember hingga Maret. Dapat ditemukan sepanjang hari di pantai Probolinggo yang membentang sejauh 60 kilometer.

Selain di Pantai Bohay, kawanan pemburu organisme laut itu juga dapat dijumpai di Pantai Duta, Pantai Bentar, Pelabuhan Mayangan, hingga Pantai Bahak.

Pantai Bohay yang Makin Bohay

Pantai Bohay berada di ujung Timur Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Wisata pantai yang dikemas sebagai café dan resto ini, makin terkenal dan menjadi ladang bagi warga setempat untuk mengais rupiah. 

Snorkeling di perairan pantai Bohay. 

Bohay merupakan akronim Binor Harmony. Sesuai namanya, Wisata Pantai Bohay Café & Resto ini berada di pinggir pantai. Jaraknya hanya beberapa meter dari bibir pantai Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Lokasinya semakin strategis karena juga terletak di sisi barat komplek PLTU Paiton. Selain itu, wisata yang dikelola BUMDes Binor Energi itu juga dekat jalur pantura.

Kalau melihat kondisi Pantai Bohay saat ini, mungkin tidak terbayang kondisi  sebelumnya. Awalnya, pantai Binor itu merupakan pantai biasa. 

Namun, dalam waktu relatif singkat pantai yang kini dikelola BUMDes Binor Energi, itu berubah menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Probolinggo. 


Suasana malam di cafe & resto kawasan wisata pantai Bohay.

Selain jadi primadona, kini wisata di ujung timur Kabupaten Probolinggo ini menjadi ladang subur bagi warga dalam mengais pundi-pundi rupiah.

“Mayoritas karyawan kami warga Desa Binor. Sisanya dari desa lain. Di antaranya, dari Desa Sumberanyar, Sumberrejo, Triwungan, hingga Desa Banyuglugur, Situbondo. Kami buka tiap hari mulai pukul 08.00 hingga 23.00,” ujar Abdul Komar, Direktur BUMDes Binor Energi.

Menurutnya, Wisata Pantai Bohay Café & Resto berdiri pada 2017. Saat itu, BUMDes Binor Energi, Desa Binor menggandeng PT PJB UP Paiton untuk membuka lahan usaha di pantai setempat.

“Ini adalah program CSR. Lahannya milik PT PJB UP Paiton. Antara BUMDes dan PT PJB UP Paiton kerjasamanya berupa kemitraan,” sebut pria yang juga dosen di Universitas Islam Zainul Hasan (Unzah) Genggong itu.

Seiring berjalannya waktu, pada 1 Januari 2018, BUMDes setempat kemudian membuka kafe. Kala itu, tempat wisata ini hanya menjual degan, kopi, teh dan makanan ringan.

“Omset kami saat itu masih berkisar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta sebulan. Pengunjung juga tidak sebanyak saat ini,” kenang Komar.

Tak ingin berjalan di tempat, Komar yang menjadi Direktur BUMDes Binor Energi sejak Agustus 2018 itu, kemudian mulai mencari ide dan terobosan. Tujuannya mengoptimalkan kafe yang sudah ada.

“Karena saya melihat ada peluang yang besar di sini. Dekat jalur pantura dan mendapat dukungan dari PT PJB UP Paiton,” katanya.

Bulan berganti bulan, akhirnya pada Februari 2019, BUMDes mengembangkan kafe tersebut menjadi Café & Resto. Sejak saat itu, Wisata Pantai Bohay terus bersolek hingga semakin cantik dan benar-benar “bohay”.




Ibarat wanita, kini wisata Pantai Bohay memiliki pesona luar biasa. Sejuk dipandang dan menjadi magnet.

“Dengan dukungan dari PT PJB UP Paiton, sejak 2019 itu berbagai fasilitas kami lengkapi. Mulai meja, kursi, ruang pertemuan, gazebo dan fasilitas pendukung lainnya. Termasuk pelatihan penjamah makanan,” ujar Komar.

Benih-benih yang ditanam itu mulai memunculkan tunas. Wisata Pantai Bohay Café dan Resto kini makin dikenal. Pengunjungnya semakin banyak.

Selain fasilitas, peningkatan omzet yang drastis itu juga berkat sejumlah terobosan yang dilakukan BUMDes. Salah satunya menjalin kerjasama dengan 40 biro jasa travel. Khususnya travel yang ke arah Bali. Alhasil, peningkatan omset itu juga berimbas pada jumlah karyawan.

“Awalnya karyawan kami 6 orang. Pada Desember 2019 sudah 45 orang. Saat ini, jumlah karyawan tetap mencapai 60 orang, ditambah 10 orang freelance. Gaji karyawan tetap ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta,” katanya.

Keberadaan wisata Pantai Bohay Café & Resto juga berdampak pada sektor lainnya. Di bidang perikanan, dampaknya cukup dirasakan oleh nelayan setempat. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan Desa Binor itu dibeli pengelola. Bahkan, ketika musim liburan wisata setempat menghabiskan antara 1-2 kuintal ikan per hari.

“Di sini menu ikan bakar menjadi ikon. Ikan-ikan yang kami jual itu berasal dari tangkapan nelayan Desa Binor. Kami berdayakan nelayan local agar perekonomian mereka terbantu,” katanya.

Selain ikon ikan bakar, wisata Pantai Bohay Café & Resto juga memiliki ikon lainnya. Yakni, live music acoustic yang dibawakan 12 orang secara bergantian. Belasan pemain musik ini merupakan produk dari lomba musik jalanan yang digelar BUMDes Binor Energi bersama PT PJB UP Paiton pada 2019.

“Tahun kemarin kami menggelar festival harmony dan di dalamnya ada lomba festival musik jalanan yang diikuti sejumlah grup. Nah, pemenang dari lomba ini kami berdayakan. Mereka kami rekrut untuk tampil menghibur pengunjung,” ungkapnya.

Selain berhasil memberdayakan masyarakat dari berbagai unsur, wisata Pantai Bohay Café & Resto berhasil mendatangkan PAD (pendapatan asli desa). Tahun 2019 atau tahun awal, PAD yang diberikan kepada Pemdes Binor sebesar Rp100 juta.

“Untuk tahun ini, PAD yang akan kami berikan ke desa tidak jauh dari tahun kemarin. Insyaallah, lebih tinggi. Karena tahun ini pengelolaan belum maksimal karena pandemi Covid-19,” katanya.

Komar mengungkapkan, kerja keras dalam mengembangkan wisata Pantai Bohay Café & Resto tahun ini memang mendapat ujian. Apalagi kalau bukan pandemi Covid-19. Sejak Maret semua wisata di Kabupaten Probolinggo ditutup dan baru dibuka kembali pada Agustus.

“Bulan Januari dan Februari, omset kami stabil Rp 400 juta – Rp 500 juta. Bulan Maret, April dan Mei, kami tutup total. Lalu kafe dan resto buka kembali di bulan Juni dan Juli. Saat itu omset masih Rp 150 juta dan Rp 300 juta,” katanya

Ketika wisata dibuka lagi, mulai Agustus hingga bulan Oktober, omset berada di angka Rp 500 juta sampai Rp 550 juta. Omset tahun ini per Oktober bahkan sudah mencapai Rp 3,5 miliar.

“Jika tidak ada pandemi dan wisata jalan, tambahan omset Rp 1 miliar mungkin bisa kami dapatkan . Tahun ini, ada satu sumber pendapatan yang hilang. Yaitu dari biro jasa travel,” imbuhnya.

Komar menambahkan, saat ini pihaknya terus mengembangkan dan mempromosikan 6 paket wisata untuk menggenjot pendapatan. Yakni, snorkeling, diving, rumah apung, donut boat, fishing dan adventure trail.

“Fasilitas sudah lengkap, termasuk guide bersertifikat. Untuk paket wisata ini kami libatkan Pokdarwis dan Pokmaswas Desa Binor,” pungkasnya.



Reporter : Angelina Pradani / Surabaya


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dilintasi Migrasi Hiu Paus, Pantai Bohay Makin Seksi !!

Trending Now