Assisten II Setda Provinsi NTB, H Ridwansyah bersama Kepala DPMPTSP Provinsi NTB, H Mohammad Rum dan Sutradara Adi Pranajaya di sela pemutaran film dokumenter Samota, di Mataram. |
MATARAM - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB menggelar acara nonton bareng pemutaran film Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora atau biasa disebut "Samota", Rabu sore (16/12) di Taman Budaya NTB, Kota Mataram.
Film dokumenter karya sutradara Adi Pranajaya berdurasi 25 menit itu menampilkan gambaran utuh tentang potensi sumber daya alam di kawasan Samota, Sumbawa, baik di sektor Pariwisata, Perikanan, Kemaritiman dan Perkebunan.
Acara nonton bareng dibuka langsung oleh Asisten II Setda NTB H Ridwan Syah mewakili Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah.
Kepala DPMPTSP Provinsi NTB, H Mohammad Rum mengatakan, nonton bareng film Samota dilaksanakan untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi investasi di kawasan Samota ke masyarakat luas.
"Selama ini orang hanya mendengar kata Samota, tapi belum tahu apa sih yang namanya Samota ini. Nah, ini penting untuk diketahui oleh masyarakat luas, terutama bagi para calon investor baik dalam maupun luar negeri. Dan ini adalah salah satu upaya kita dalam mempromosikan segala potensi di NTB, termasuk di Pulau Sumbawa dengan Samota-nya," katanya, usai kegiatan nobar film Samota.
Rum menjelaskan, Samota adalah satu-satunya kawasan yang memiliki kelengkapan potensi terintegrasi menjadi satu, yakni mulai dari alam dasar laut sampai dengan puncak gunung ada di Pulau Sumbawa.
Secara administratif, kawasan Samota berada di tiga wilayah Kabupaten, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Kawasan ini sangat cocok untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dan pertanian.
Pulau Moyo merupakan salah satu obyek wisata yang eksotik. Bahkan, mendiang Putri Diana dari Inggris, pernah berkunjung ke daerah itu untuk menikmati liburan.
Pulau Moyo dikembangkan untuk wisata bahari seperti diving, snorkeling, hunting area, camping ground, agrowisata dan pacuan kuda.
Sementara Gunung Tambora diarahkan untuk pendakian, geowisata dan agrowisata.
Sedangkan Teluk Saleh, dikembangkan sebagai kawasan agribisnis, minapolitan, budi daya rumput laut, udang dan kerapu, dan tambak serta wisata bahari.
H Mohammad Rum mengungkapkan, sejauh ini potensi Samota sudah banyak dilirik investor. Perusahaan asing dari Florida, Amerika Serikat juga sudah menunjukan minat investasinya di kawasan Samota dengan kunjungan pada 24 November lalu.
"Kita berharap makin banyak investor yang masuk ke NTB termasuk kawasan Samota. Sehingga investor dapat berperan lebih dalam pengembangan kawasan Samota, yakni dalam koridor bisnis yang bisa saling menguntungkan bagi negara dan daerah. Terutama, dalam mensejahterakan masyarakat di kawasan Samota," ujarnya.