Pengukuhan Pengurus DPP Insan Pariwisata Indonesia (IPI) dan Musda DPD IPI Provinsi NTB, Sabtu 16 Januari 2021, di ruang Dewi Uma, Hotel Bidari Lombok, Kota Mataram. |
MATARAM - Insan Pariwisata Indonesia (IPI) mendukung upaya pemerintah mengembangkan lebik banyak desa wisata, sebagai sumber perekonomian masyarakat di desa potensial pariwisata di Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Umum IPI, I Gede Susila Wisnawa, dalam kegiatan Pengukuhan Pengurus DPP IPI dan Musda IPI Provinsi NTB, Sabtu (16/01/2021) di Dewi Uma Room, Hotel Bidari Lombok, Kota Mataram.
"Ke depan dengan inovasi destinasi wisata, IPI menembangkan riset dan pendampingan sekaligus Pelaku Wisata Domestik dengan Konsep Desa Wisata. Hal ini semata mata untuk mensejahterkan anggota dan mendukung program pemerintah setempat untuk meningkatkan PAD dan mengerakkan ekonomi riil yang lebih maju," kata Wiswana.
Pengukuhan Pengurus DPP IPI dan Musda IPI Provinsi NTB, dihadiri oleh Assisten Staf Khusus Wakil Presiden Bidang UMKM, Guntur Subagja Mahardika, Ketua Kadin Indonesia untuk Timur Tengah, Mufti Hamka Hasan, Asisten I Pemprov NTB Hj Baiq Eva Nur Cahyaningsih, Kadis Pariwisata KLU, Ketua DPD Gerakan Pembumian Pancasila Dr H Sunardi Ayub, perwakilan Bank NTB Syariah dan Perwakilan organisasi Kepariwisataan di NTB.
Ketua Umum IPI, I Gede Susila Wisnawa menjelaskan, IPI merupakan organisasi pariwisata yang lahir dari Insan Pariwisata dan UMKM Pariwisata untuk mewujudkan menjadi “Rumah Besar Pariwisata” dalam membantu promosi, bertukar informasi, menggali potensi lokal, destinasi baru serta mengembangkan UMKM Pariwisata agar lebih populer di Indonesia dan dunia internasional.
IPI yang didirikan di Sidoarjo, Jawa Timur pada April 2015 silam, kini sudah membentuk 10 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tingkat Provinsi, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.
Ketua Umum IPI I Gede Susila Wisnawa, secara nasional IPI siap mendukung pemerintah dalam program-program strategis kepariwisataan terutama di masa pandemi saat ini.
Menurut Wisnawa, selama masa Pandemi, Insan Pariwisata yang terdiri dari berbagai latar belakang, merasa sangat terdampak.
"Di sini diharapkan negara hadir melalui Progam Bantuan Modal berbentuk Tunai untuk keberlangsungan eksistensi dunia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. IPI siap untuk merealisasikan Program itu selama masa Pandemi Covid 19 ini," katanya.
Ia mengungkapkan, selama pandemi berbagai manuver pivod sudah IPI lakukan, termasuk usaha-usaha inovatif memanfaatkan Adaptasi Baru dan Berkolaborasi dengan berbagai mitra dengan Konsep Big Data dan dan Online System atau digital.
"Semoga Badai PandemiCovid 19 ini segera berlalu, Dunia Pariwisata bergairah dan ekonomi kreaktif semakin inovatif di Indonesia, dan IPI bisa menjadi Mitra Pemerintah khusunya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kreatif di bawah Kepemimpinan Menparekraf Bapak Sandiaga Salahudin Uno," katanya.
Dalam pengukuhan pengurus DPP IPI tersebut, Assisten Staf Khusus Wakil Presiden Bidang UMKM, Guntur Subagja Mahardika didaulat menjadi Pembina DPP IPI.
Guntur Subagja mengatakan, IPI sebagai organisasi kepariwisataan yang anggotanya beragam dari berbagai latar belakang kepariwisataan akan mampu menjadi pendorong kebangkitan Pariwisata Indonesia.
"Ini sangat bagus, karena dari sisi keanggotaan IPI ini lengkap terdiri dari seluruh komponen pelaku usaha jasa pariwisata, yang paham benar bagaimana peluang dan juga tantangan kepariwisataan di lapangan," kata Guntur Subagja.
Guntur berharap di masa pandemi ini IPI dapat secara sungguh-sungguh berinovasi secara kreatif memanfaatkan peluang- peluang, dengan beradaptasi pada kondisi pandemi serta meningkatkan berkolaborasi dengan para pihak agar tetap survive bahkan tumbuh berkembang.
Pengembangan desa wisata, menurut dia, menjadi salah satu upaya kongkrit yang bisa dilakukan IPI dengan berkesinambungan.
"Misalnya mengembangkan Urban Farming. Golden Melon misalnya, yang potensial menjadi sebuah destinasi wisata buah," katanya.
Revitalisasi Konektivitas Laut Bali - Lombok
Dalam kegiatan tersebut, IPI melalui Ketua Bidang Investasi dan Pengembangan Usaha DPP IPI I Gede Gunanta menyampaikan masukan untuk pemerintah pusat, terkait pentingnya revitalisasi konektivitas jalur laut Bali dan Lombok. Hal ini dinilai sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dua destinasi nasional itu, di mana Lombok sedang giat dikembangkan sebagai salah satu desinasi superprioritas nasional.
"Ini sangat penting. Agar akses dari Padangbay (Bali) ke Lembar (Lombok) ditangani serius untuk membuka konekviitas yang lebih nyaman juga untuk wisatawan," katanya.
Gunanta memaparkan, setiap tahun pada musim gelombang tinggi antara Desember sampai Februari yang biasanya bertepatan bulan maka kapal penyeberangan di rute strategis itu terkendala.
"Ada kapal yang tidak bisa sandar. Di Padangbay kapal bisa menunggu sandar 4-5 jam. Sehingga Total waktu tempuh mencapai 7-8 jam. Hal ini sangat buruk bagi wisatawan," katanya.
Menurutnya, IPI menusulkan ke pemerintah pusat agar bisa dibangun pelabuhan khusus wisata di kawasan Karangasem, Bali.
"Bisa dibikin pelabuhan dengan membuat teluk buatan atau mengeruk daratan," katanya.
Yang tak kalah penting, tambah Gunanta, adalah langkah pemerintah untuk merevitalisasi kapal-kapal penyeberangan di rute Bali-Lombok. Kapal-kapal yang sudah berusia cukup tua harus mulai diremajakan demia kenyamanan dan keamanan penyeberangan.
"Dari aspek hospitality, perlu juga ditingkatkan pembinaan dan edukasi bagi para ABK dan kru kapal agar mampu memberikan pelayanan terbaik. Karena kita tidak hanya bicara penumpang regular, tetapi banyak wisatawan juga menggunakan akses laut itu," katanya.
Dengan demikian, papar Gunanta, Lombok-NTB yang secara geografis bersebelahan dengan Bali bisa mendapatkan keuntungan berupa limpahan wisatawan dari Bali yang dikenal sebagai destinasi terbaik di dunia dan penghasil devisa sektor pariwisata terbesar di Indonesia.