Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal. |
LOMBOK TENGAH - Poltekpar Lombok diminta turut membantu pengembangan desa wisata yang ada di Lombok, NTB.
"Terutama di bidang peningkatan kapasitas SDM kepariwisataan. Poltekpar bisa mengambil peran membantu pengembangan desa wisata ini," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal, dalam kegiatan kehumasan pariwisata, Selasa (9/2) di gedung Rektorat Poltekpar Lombok, Lombok Tengah.
Faozal mengatakan, desa wisata bisa menjadi salah satu alternatif menghadapi tantangan pariwisata di masa pandemi saat ini. Apalagi di NTB sudah ada sekitar 350 unit homestay desa yang dibangun melalui dukungan program Kementerian PUPR dan tersebar di sejumlah desa wisata.
"Industri pariwisata memang sedang terdampak pandemi. Kunjungan wisatawan kita akui sangat menurun. Pemetaan kami ada industri yang paling parah terdampak di zona merah, tapi sebagian besar masih di zona kuning. Desa wisata ini bisa menjadi pilihan, agar mesin pariwisata bisa tetap hidup," kata Faozal.
Mengharapkan wisatawan mancanegara saat ini tentu sangat sulit. Selain karena masa-masa ini sedang low session, negara-negara juga tengah memperketat trafic keluar masuk. Namun, untuk domestik dan lokal, masih ada harapan.
"Untuk domestik, di akhir tahun hingga tahun baru 2021 kemarin kita cukup banyak tamu domestik," katanya.
Desa wisata bisa menangkap peluang ini. Selain itu potensi wisatawan lokal di NTB sendiri juga cukup bagus. Apalagi, masyarakat juga membutuhkan berwisata, refreshing di masa pandemi, tentunya dengan penerapan protokol kesehatan.
Potensi desa wisata di Lombok memang terus dikembangkan saat ini. Hanya saja, menurut Faozal, selain pembangunan fisik seperti homestay, masalah peningkatan kapasitas SDM untuk pengelolaannya harus menjadi fokus bersama.
"Di salah satu desa wisata, itu masih ada homestay yang menggunakan sprei berwarna pink, padahal standar pariwisata untuk akomodasi wisatawan itu sprei putih. Ini kan hal sederhana, namun perlu terus-menerus dibenahi. Poltekpar bisa mengambil peran di sini," ujarnya.
Faozal meminta Poltekpar juga memperhatikan pengembangan desa wisata Puyung, yang lokasinya dekat dengan kampus.
Menurutnya, Desa Wisata Puyung punya banyak kelebihan. Salah satunya ialah kuliner legendaris Nasi Puyung Inaq Esun.
"Di Puyung juga ada Timbungan (Jejanan khas Lombok). Bambu yang digunakan juga bambu khusus, nah ini kalau dikemas menarik akan lebih bagus lagi. Potensi-potensi kearifan lokal ini yang mendukung potensi Desa Wisata," katanya.
Saat ini, papar Faozal, Dispar NTB juga terus melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat peningkatan kapasitas SDM kepariwisataan di sejumlah destinasi di NTB. Namun, Dispar membutuhkan sinergitas dan dukungan stakeholdes lainnya untuk lebih maksimal.
"Ke depan kita akan gandeng Poltekpar juga untuk wilayah Bangsal dan Gili-Gili di Lombok Utara. Impian kita itu boatman di sana bisa memberikan panduan mitigasi untuk penumpang boat sebelum perjalanan, dan kalau kita fokus maka ini bukan hanya impian," tukasnya.
Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja mengatakan, Poltekpar akan senantiasa mendukung pengembangan SDM di sektor pariwisata, khususnya di NTB.
"Dalam tri dharma perguruan tinggi, ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat. Programnya juga tersedia, sehingga nanti akan kita bahas desa wisata mana saja yang akan menjadi sasaran," kata Herry.
Dalam pertemuan kehumasan pariwisata itu, Herry mengapresiasi semangat sinergitas dan kolaborasi Dinas Pariwisata NTB dan stakeholders terkait dalam pengembangan SDM kepariwisataan di daerah ini.