Ketua BPPD NTB Ari Garmono (Paling Kanan) dalam diskusi kepariwisataan di Mataram. (Foto. Dok. Ist) |
MATARAM - Kisruh kepengurusan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB, ditanggapi santai oleh Ketua BPPD NTB, Ari Garmono.
Polemik yang muncul atas posisinya sebagai Ketua BPPD sementara di saat yang sama masih aktif bekerja di Kantor Pos Indonesia cabang Mataram, juga dinilai sebagai masalah kecil dan sederhana.
Ia menegaskan, dirinya terpilih sebagai Ketua BPPD NTB sudah melalui mekanisme dan prosedur yang ada terkait kepariwisataan.
"Saya diangkat menjadi bagian dari BPPD NTB sudah sah menurut aturan perundang-undangan, tidak ada yang melanggar Hukum, saya bukan pengurus Partai Politik," tegas Ari Garmono, Sabtu malam (20/3), dalam Kegiatan Diskusi Publik Soal Pariwisata yang di selenggarakan Perkumpulan Gerakan Kebangsaan NTB, di De' Datu Caffe Mataram.
Ari mengklaim selama ini ia memang aktif di dunia pariwisata, meski menjadi karyawan BUMN. Sehingga soal pembagian waktu kerja antara Pos Indonesia dan BPPD NTB akan mudah baginya.
"Sebelum diangkat jadi bagian dari BPPD, saya sudah banyak lakukan hal-hal terkait Pariwisata. Jadi nggak ada yang perlu dikhawatirkan soal kinerja, buktinya setiap kegiatan dan event-even Pariwisata saya selalu hadir," ujarnya.
Ia menegaskan, kalau pun hal ini menjadi polemik berkepanjangan maka dirinya akan mengajukan cuti besar ke Kantor Pos Indonesia Cabang Mataram. Hal ini dilakukan untuk fokus mengurus BPPD NTB dan membangun pariwisata daerah ini.
"Ini aja mau mengambil Cuti Besar di kantor (Kantor Pos Mataram). Soal cuti diizinkan atau tidak, ya urusan Kepala Kantor lah," tukasnya santai.
Ari Garmono menyatakan dirinya akan bekerja maksimal untuk pariwisata NTB, meski pun tahun ini anggaran BPPD NTB dinilai sangat kecil, berkisar Rp300 Juta setahun.
Ia bahkan secara implisit menyatakan bahwa BPPD NTB siap bekerja demi pariwisata NTB meski pun tidak diberi fasilitas gaji dan tunjangan lainnya. Dana yang ada akan dikelola murni untuk kerja promosi pariwisata.
"Ya tidak digaji pun tidak masalah. Sampai sekarang pun kita nggak tau gaji (BPPD) itu berapa. Tapi kan tidak digaji itu tidak ada dalam sejarahnya. Artinya orientasi kita bukan soal apa yang akan kita dapatkan secara finansial, tapi apa yang bisa kita lakukan untuk kemajuan pariwisata daerah kita," ujarnya.
Menanggapi soal Polemik yang sedang terjadi saat ini, Ari tidak ingin berlarut memikirkan hal tersebut dan memilih untuk fokus bekerja.
"Saya tidak mau berlarut dalam polemik, nanti konsentarsi kita pecah, tidak jadi kita bekerja," katanya.