Petugas SSCR di Vila Selong Selo mengelola limbah kayu sisa bangunan untuk bisa dimanfaatkan kembali (re-use) di sarana Selong Selo For Waste Recovery, Lombok. (Foto:Dok.Ist) |
MATARAM - Selo Grup membangun pusat pengelolaan sampah – Selong Selo For Waste Recovery (SSCR) yang terletak di kawasan vila Selong Selo, Lombok. Sarana pengelolaan sampah ini bertujuan untuk mengurangi limbah sampah dengan konsep Zero Waste.
Selo Group, perusahaan pengembang pemenang penghargaan dan terintegrasi penuh yang berbasis di Singapura, berkomitmen untuk mencapai target zero waste (bebas sampah/limbah) dalam menjalankan operasionalnya di Lombok. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi keberlanjutan Selo dengan mengembangkan beberapa inisiatif untuk menjaga lingkungan.
Strategi Zero Waste ini dirancang berdasarkan prinsip pengelolaan sampah – reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang).
CEO Selo Group, Andrew Corkery mengatakan, Selo Group melakukan peninjauan operasional bisnis secara berkala untuk mengurangi produksi limbah. Sampah dipilah dan diproses di fasilitas pengelolaan limbah. Hasil daur ulang antara lain diolah menjadi pupuk untuk menyuburkan tanaman di area villa dan diproduksi menjadi material untuk digunakan kembali dalam pembangunan.
“Selo Group memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan yang berfokus pada zero waste sebagai prioritas kami untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kami bertekad untuk mengurangi jumlah limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dengan menggunakan kembali atau mendaur ulang serta memanfaatkan limbah," kata Andrew.
BACA JUGA : Selo Group Dukung Berbagai Program Berkelanjutan di Lombok
Ia menjelaskan, Selo Group menerapkan inisiatif tersebut di seluruh kawasan vila dengan memisahkan sampah mulai dari pembuangan sampah awal hingga ke fasilitas pengelolaan sampah di area vila.
"Hingga saat ini, kami telah mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sebesar 93%," ujarnya.
Andrew mengatakan, dalam upaya mengurangi limbah dan mewujudkan misi menjadi perusahaan bebas limbah, Selo telah merancang program untuk mengurangi produksi limbah. Inisiatif yang dilakukan antara lain mendirikan fasilitas pengelolaan sampah dan menjalin kemitraan dengan bank sampah.
Selo membangun pusat pengelolaan sampah – Selong Selo For Waste Recovery (SSCR) yang terletak di kawasan vila untuk mendaur ulang dan mengolah seluruh sampah yang dikumpulkan untuk kemudian dijadikan kompos, bahan baku seperti cullet (pecahan kaca), serpihan plastik dan produk lain seperti tas reusable, gelas minum dan vas teraso.
Ada beberapa proses pengelolaan sampah yang dilakukan di SSCR, mulai dari pemisahan antara sampah organik dan non-organik, mendaur ulang dan penggunaan kembali. Sampah organik diolah dengan metode Forced Aeration Composting untuk menghasilkan pupuk organik padat. Kompos organik tersebut digunakan untuk menyuburkan tanaman di fasilitas dan vila Selo.
Sampah non-organik dipilah dan diolah dengan menggunakan mesin khusus untuk mengubahnya menjadi partikel yang lebih kecil. Plastik dihancurkan menggunakan mesin pencacah plastik dan digunakan sebagai material produk berbahan dasar plastik baru, sedangkan kaca dihancurkan menggunakan penghancur kaca untuk menghasilkan cullet kaca yang digunakan sebagai bahan konstruksi dan pembangunan jalan serta produk upcycle baru.
"Pembangunan proyek baru biasanya menghasilkan beragam limbah di setiap tahapan konstruksi. Untuk mengurangi limbah selama pembangunan, Selo menerapkan prinsip daur ulang dan penggunaan kembali sisa konstruksi untuk digunakan kembali sebagai material bangunan," jelas Andrew.
Sisa bahan konstruksi seperti kayu, batu, beton dan bata dimanfaatkan kembali oleh tim konstruksi. Sisa kayu digunakan kembali sebagai kotak sampah atau didaur ulang di SSCR menjadi serpihan kayu untuk digunakan sebagai bahan pembuatan kompos, sedangkan sisa bahan beton, batu dan bata akan digunakan sebagai dinding penahan.
Selain itu, Selo tidak menggunakan bahan plastik dan botol air plastik sekali pakai untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA dan laut. Sebagai gantinya, Selo mensterilisasi dan menggunakan kembali botol kaca di vila.
Selo juga bekerja sama dengan Bank Sampah Bintang Sejahtera di Praya, Lombok untuk mengelola dan mendaur ulang sampah. Bank Sampah akan mengumpulkan dan mendaur ulang sampah serta memindahkan sampah daur ulang lainnya ke perusahaan daur ulang. Sampah lain yang dikirim ke bank sampah adalah limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Air limbah ini diolah dan digunakan untuk menyiram tanaman di sekitar vila.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 67,8 juta ton sampah dihasilkan secara nasional di tahun 2020 dan diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
"Selo berharap strategi zero waste akan membantu mengurangi limbah sekaligus melindungi lingkungan," tukas Andrew.
Selo Group memiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam hal kualitas bangunan, resort dan vila mewah yang dibangun tepat waktu dan sesuai anggaran serta telah memenangkan penghargaan hingga standar internasional terbaik. Model bisnis yang diterapkan meliputi pembebasan lahan, pembangunan dan operasional. Tim berkelas internasional yang berpengalaman mengawasi desain, penjualan dan pemasaran properti, konstruksi serta pengoperasian hotel dan resort.
Selo group menyediakan beragam layanan pengembangan, pembangunan, pengoperasian, dan manajemen, mengawasi proyek dari awal hingga akhir dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Melalui integrasi vertikal, Selo Group menggabungkan keahlian dalam hal desain, penjualan dan konstruksi ke dalam resort yang dikelolanya. Teknologi dan desain Selo yang ramah lingkungan mencerminkan komitmen terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan dalam sistem konstruksi, operasi internal dan keterlibatan dengan masyarakat setempat dan lingkungan.