Diskusi UMKM Efkraf bersama Pelaku Industri Pariwisata Lombok Barat. |
LOMBOK BARAT - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan industri pariwisata secara umum memiliki kaitan yang tidak bisa terpisahkan. Pelaku UMKM dan pelaku industri pariwsata harus saling mendukung dan bersinergi untuk pembangunan perekonomian dan kepariwisataan di Lombok Barat.
Hal itu mendasari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar kegiatan diskusi dengan mempertemukan para pelaku UMKM dan pelaku industri pariwisata yang ada di Lobar.
“Kita harapkan dengan kegiatan ini bisa menghasilkan dan meningkatkan sinergitas pelaku ekonomi kreatif dengan pelaku industri pariwisata dengan kerjasama yang berkelanjutan,” kata Danilah, Kepala Bidang Bina Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata pada kegiatan diskusi Pola Kemitraan Pelaku UMKM Ekraf dengan Industri Pariwisata untuk Peningkatan Produktivitas, di Hotel Montana Premier Senggigi, Rabu (17/3).
Sementara itu, Asisten I Seda Lobar Agus Gunawan yang hadir membuka kegiatan mengatakan di masa covid ini para pelaku ekonomi kreatif dan industri pariwisata harus pandai berinovasi, adaptasi, serta kolaborasi.
“Jika hulu dan hilirnya sudah ada kesepakatan, saya yakin perekonomian dan kepariwisataan di Lombok Barat akan maju. Saya juga berharap hasil diskusi ini bisa dimasukan dalam penyusunan DMO yang digarap oleh Dispar,” seru Agus.
Diskusi yang dihadiri para pelaku UMKM, pelaku industri pariwisata seperti hotel dan pusat oleh-oleh, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM Lobar pagi tadi berjalan seru. Para peserta antusias saling mengemukakan pendapat dan saling menanggapi. Berbagai bentuk kerjasama pun ditawarkan baik dari pelaku UMKM maupun dari pelaku industri pariwisata.
Seperti yang diungkapkan I Ketut M Jaya dari Asosiasi Perhotelan yang juga merupakan General Manager Holiday Resort, dimana pola kerjasama yang ditawarkannya yaitu hotel membeli langsung kepada UMKM, atau menitipkan produk UMKM di outlet-outlet hotel yang ada. Tentunya dengan syarat bahwa produk harus sesuai harga dan kualitas pasar.
Adrian, ketua BUMDes Pusuk Lestari mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi Dispar ini. Menurutnya ini adalah bentuk upaya memfasilitasi UMKM dengan industri pariwisata dalam melakukan pola kerjasama .
“Kami melihat ada titik terang antara pelaku UMKM dengan industri pariwisata. Hal semacam ini mudahan bisa kita manfaatkan lebih baik lagi, dan kedepanya mudahan para pelaku industri maupun UMKM bisa menjalin komunikasi dengan baik dan cair, sehingga UMKM bisa memenuhi kebutuhan industri pariwisata itu sendiri,” harap pengelola King Aren itu.