Ilustrasi dana iuran. |
MATARAM - Menjelang Munas IKA Unram Mei mendatang, sejumlah alumni Universitas Mataram mempertanyakan dana iuran alumni yang dikelola pihak Rektorat Unram.
Masalah ini mencuat ketika Panitia Munas justru berharap dana dukungan dari sponsorship untuk meyelenggarakan kegiatan Munas IKA Unram.
Alumni Unram yang juga Direktur Lombok Global Institute, M Fihiruddin menegaskan, dana iuran alumni selama bertahun-tahun diambil di saat wisuda. Jumlah akumulasinya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
"Bayangkan tiap wisuda dibebani biaya iuran IKA itu sebesar Rp20 ribu-Rp50ribu per orang. Setahun bisa berapa mahasiswa yang diwisuda? dan dikalikan dengan sekian tahun lamanya. Ini harus dipertanyakan," ujar Fihir.
Menurut Fihir, pihak Rektorat Unram dan pengurus IKA Unram harus bisa menjelaskan soal pengelolaan dana tersebut.
Ia mengakui baru saat ini mengetahui bahwa dana iuran IKA Unram itu dikelola pihak rektorat dan bukan dikelola oleh pengurus IKA Unram.
"Kita juga kan jadi kaget. Kok pas mau Munas pengurus IKA ini nggak ada anggaran. Nah, dana-dana iuran para alumni selama ini, itu kemana?. Ini harus jelas, jangan dimain-mainkan," tegas dia.
Fihir menegaskan Logis akan melakukan investigasi terkait penggunaan dana para alumni ini. Bukan semata soal iuran yang tidak seberapa besarnya, namun nilai total iuran itu jika diakumulasikan nilainya cukup fantastis.
"Kita akan hearing, dan minta klarifikasi soal ini ke Unram," jelasnya.
Alumni Fakultas Hukum Unram, Apriadi Abdi Negara, juga menyoroti transparansi iuran alumni Unram. Apalagi akses informasi penggunaan dana tersebut sejauh ini dinilai kurang transparan.
"Menurut saya seharusnya pihak Unram memberikan akses Informasi publik terhadap dana alumni yang saat ini menjadi banyak perbincangan di kalangan alumni sendiri terhadap jumlah yang diperoleh dari setiap mahasiswa wisuda, kedudukan dana tersebut di mana dan dipergunakan untuk apa," katanya.
Dia menyayangkan manajemen pengelolaan iuran alumni yang hingga saat ini tidak diketahui digunakan untuk apa.
"Setiap ada wisuda pasti ditarik iuran alumni. Tapi itu untuk apa, penggunaan dana tersebut harus transparan. Jangan Unram justru tertutup terhadap informasi yang menjadi hak publik," sesalnya.
Dia meminta, jika Unram tidak transparan terhadap iuran alumni, maka sebaiknya pemungutan iuran dihapus.
"Lebih baik dihapus saja, daripada tidak jelas digunakan untuk apa. Dana alumni harus mampu dipertanggungjawabkan," cetusnya.