LOMBOK TIMUR - Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram bersama Sembalun Community Development Centre (SCDC) dan CERES Global Australia berhasil menyulap kebun bambu di Sembalun menjadi destinasi ekowisata Aur Bamboo Sembalun.
Seremoni peluncuran destinasi yang memadukan konservasi alam dan kepariwisataan ini, dilakukan Minggu (4/4) di kebun Bambu, Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Hadir dalam peluncuran tersebut, Bupati Lombok Timur yang diwakili Camat Sembalun, Mertawi, Ketua STP Mataram, Dr Halus Mandala, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) STP Mataram, Lia Rosida yang juga project leader Aur Bamboo Sembalun, Direktur SCDC, Royal Sembahulun, dan sejumlah perwakilan stakeholders kepariwisataan Lombok Timur.
Peluncuran ditandai dengan pemukulan kentongan berbahan bambu oleh Camat Camat Sembalun dan Ketua STO Mataram, didampingi para tamu undangan lainnya.
Kepala KUI STP Mataram yang juga project leader Aur Bamboo Sembalun, Lia Rosida menjelaskan, kegiatan peluncuran tersebut merupakan penghujung dari rangkaian pendampingan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan ekowisata bambu, melalui program “Bamboo Conservation for Eco-tourism Development in Sembalun” yang merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dari STP Mataram.
"Ini bentuk pengabdian masyarakat, dosen dan mahasiswa STP Mataram yang didanai oleh pemerintah Australia. Melalui hibah kompetitif Alumni Grant Scheme yang dikelola oleh Australia Awards in Indonesia," kata Lia Rosida.
Menurutnya, selama program pengabdian ini STP Mataram melakukan kegiatan pelatihan dan workshop ekowisata bambu dan pemasaran, serta workshop konservasi bambu yang dilakukan pada 19-26 Oktober 2020. Kemudian dilanjutkan dengan online coaching dan site visit untuk troubleshooting sejak November 2020 hingga Maret 2021. Dan launching ekowisata bambu sebagai penghujung program pendampingan.
"Program pendampingan ini, sudah kami lakukan sejak Oktober 2020 yang lalu. Supaya masyarakat maupun penggiat wisata di Sembalun, bisa memanfaatkan potensi bambu yang ada," kata Lia.
Seremoni peluncuran Aur Bamboo Sembalu digelar dengan tema “Alam dan Budaya”. Kegiatan mengangkat budaya Sasak melalui pakaian adat, pameran kerajinan dan permainan tradisional dari bambu, dan juga alat musik bambu.
Ekowisata Aur Bamboo Sembalun, bisa menjadii destinasi alternatif di Sembalun dan Lombok Timur umumnya.
Aur atau bambu khas Sembalun dikenal dengan ciri khas dan karakter yang berbeda dengan bambu lainnya. Pola taam dan pemeliharaannya pun berbeda. Setiap rumpum bambu atau rempung, dipagari keliling oleh masyarakat menggunakan pagar yang juga terbuat dari bambu. Sehingga secara fisik, rumpun nampak seperti tertutup sarung, atau bahasa lokal disebut bekereng. Dari sisi adat budaya, hal ini juga berkaitan dengan kearifan lokal yang terbentuk dan masih lestari masyarakat setempat.
Keunikan ini yang menjadi daya tarik ekowisata Aur Bamboo Sembalun. Selain dari sisi edukasi untuk konservasi alam, destinasi ini juga menawarkan kenyamanan berada di keteduhan kebun bambu, dan memaknai kearifan-kearifan lokal dan norma-norma baik yang dupegang teguh penduduk setempat.
Lia Rosita mengatakan, paket Tour de Aur menjadi salah satu yang menjadiunggulan. Di mana dengan paket ini pengunjung atau wisatawan bisa mempelajari tentang manfaat, jenis bambu serta sejarah dan kearifan lokal tentang bambu Sembalun. Hal ini juga sudah dibukukan dalam panduan “Kisah Serumpun Bambu” karya Mertawi S.Pd, yang kini menjabat Camat Sembalun sekaligus sebagai tokoh masyarakat Sembalun.
“Ekowisata ini diberi nama Aur Sembalun karena bambu Sembalun yang memiliki ciri khas berbeda dengan bambu di tempat lain. Bambu Sembalun dengan keunikannya bekereng (bersarung) yang memiliki nilai kearifan lokal dan sejarah panjang dari generasi ke generasi,” ujar Lia Rosita.
Ketua STP Mataram, Dr Halus Mandala mengatakan, konsep ekowisata selalu berkaitan dengan pengembangan pariwisata berkesinambungan atau jangka panjang. Aur Bamboo Sembalun merupakan salah satu upaya STP Mataram mendukung hal tersebut.
"Ekowisata ini merupakan pengembangan desa wisata untuk membantu bagaimana eksistensi dari pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism," katanya.
Halus menekankan, peluncuran ekowisata Aur Bamboo Sembalun merupakan langkah awal bagi masyarakat untuk memulai memperkenalkan destinasi wisata yang memiliki konsep ekowisata dengan prinsip edukasi, konservasi dan partisipasi masyarakat lokal. Serta low-impact terhadap pencemaran lingkungan dan nantinya dapat dikembangkan sebagai pusat wisata edukasi tentang bambu sebagai salah satu tanaman yang sangat ramah lingkungan.
"Kami berharap ini bukan hanya sekadar launching semata, bukan hanya sekedar ditulis di media masa. Tapi ektensinya itu harus terus berjalan, karena wisatawan yang datang ingin melihat bukti apa yang sesungguhnya mereka baca. Karena itu, ini tidak boleh berhenti sampai disini. Saya harapkan supaya ke depannya apa yang tercatat atau dibaca benar itu ada, jangan hanya menjadi seremoni saja," ujarnya memotivasi.
Sementara itu, Direktur Sembalun Community Development Centre (SCDC) Royal Sembahulun mengatakan, pihaknya mendukung program yang dilakukan oleh STP Mataram. Program ekowisata Aur Bamboo Sembalun dinilai turut membantu masyarakat untuk berinovasi dan meningkatakan kapasitas dalam pengelolaan wisata khususnya ekowisata yang ada di Sembalun.
"Ini bentuk komitmen kami dengan STP Mataram, untuk pendampingan ke masyarakat. Dimana selama ini bambu itu hanya digunakan untuk pagar dan tali oleh masyarakat. Kini potensinya bisa kita angkat untuk kepariwisataan," kata Royal Sembahulun.
Ekowisata Aur Bamboo Sembalun di Desa Sembalun Lawang ini, menurut dia, akan menjadi pilot project untuk wilayah lain di Sembalun.
Sebab, selama ini bambu di Sembalun hanya digunakan sebagai pagar dan tali serta kerajinan kecil oleh masyarakat. Padahal kebun bambu sangat potensial dikembangkan menjadi destinasi ekowisata.
"Disini kita jadikan pusat informasi dan edukasi tentang bambu itu sendiri, baik itu sejarahnya maupun jenis bambu itu. Kan selama ini banyak yang tidak tahu jenis dan asal muasal bambu itu," katanya.