Industrialisasi untuk Zero Waste, Kini NTB Mampu Mengelola Sampah Plastik Jadi Solar

Ariyati Astini
Sabtu, Mei 29, 2021 | 17.18 WIB Last Updated 2021-05-29T13:25:38Z
 
Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah saat meninjau STIP Banyumulek.

MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus menggaungkan Industrialisasi. Salahsatunya mengurangi masalah sampah, yang menjadi program unggulan NTB Gemilang tentang Zero Waste. Kini hadir mesin penghasil bahan bakar yang ramah lingkungan dengan siatem Pirolisis di STIP Banyumulek, yang diresmikan oleh Wakil Gubernur Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, Sabtu (29/5/2021) Gedung Science Dan Technology Industrial Park Lombok NTB.


Mesin berbobot 2 ton, mampu mengolah sampah plastik sebanyak 1 ton, menjadi 400-600 liter solar sehari. Dengan beroperasi selama 8 jam, memanfaatkan tenaga PLN. Akan tetapi dalam waktu dekat PT. Geo Trash Management sebagai investor akan menghadirkan mesin berkapasitas 2 Ton di Kebun Kongo. Dengan kapasitas 12.000 liter solar dalam sehari. Memanfaatkan tenaga listrik dari gas metan di TPA sebagai bahan bakarnya.


"Hasil dari pengolahan sampah plastik akan menghasilkan Geo Disel atau solar yang setara dengan standar Euro3," ujar Mr Andrew Sinclair Direktur dan Project Manager PT. Pengelolaan Sampah Geo.


Kehadiran mesin pengolah sampah yang ramah lingkungan ini, membutuhkan bahan baku dari semua plastik. Seperti kantong kresek, plastik bungkusan permen dan jajan, steoroform, sandal bekas, ban bekas dan jenis karet.


Sedangkan jenis plastik PET (Polyethylene terephthalate) dan PVC (Polyvinyl Chloride) tidak dimasukan ke dalam mesin. Seperti botol air mineral, pipa atau selang. Dalam Proses Pirolisis ini akan menghasilkan cairan dan gas. Kemudian cairan ini akan ditempatkan lagi untuk ruangan dan minyak berupa solar. Bahkan sisanya dari proses plastik dapat digunakan untuk bahan baku aspal dan ban. Sedangkan sisa gas ditangki filtrasi disaring dengan kramik. Sehingga udara yang keluar dari proses ini bersih tanpa polusi.


Cara bahan baku ini sudah sesuai dengan bank sampah di NTB. Termasuk sumberdaya seperti perumahan-perumahan dan lingkungan tempat tinggal masyarakat sudah dikoordinasikan.


“Mesin pengolah sampah plastik dengan sistem Pirolisis jenis ini baru disatu-satunya didunia, dan dioperasikan di NTB Indonesia,” tuturnya.


Kecintaannya terhadap lingkungan dan pariwisata, dasar ia memilih NTB untuk mengembangkan. Termasuk fokus dan keseriusan Pemerintah NTB dalam program mensukseskan Zero Waste serta keindahan destinasi wisatanya. 


"Awalnya tanpa tau tentang Lombok NTB, saya datang memanfaatkan dan menyelamatkan lingkungan NTB," jelasnya.


Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalillah, menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran mesin pengolahan sampah plastik ini.


"Kami sangat senang dengan adanya mesin ini," kata Wagub.


Sehingga hampir semua masalah sampah ada hilirisasinya. Ada tempat pengolahannya. Yang paling penting, tujuan untuk menjadikan sampah sebagai bahan yang membawah dapat secara perlahan terwujud. 


Masyarakat dapat mengolah sampah, untuk dipilah karena memiliki nilai ekonomis. "Ayo masyarakat NTB jangan melihat sampah sebagai masalah, tapi kelola dengan memilah dan memilih sampah plastik,"tegasnya.


Harapanya, disetiap Kabupaten/Kota juga akan dibangun mesin serupa sebagai solusi mengatasi persoalan lingkungan terutama sampah. Sinergi dan kerjasama semua steakholder sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan sampah di NTB.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Bappeda, Kepala Dinas LKH, Kadis Perindustrian, Kepala STIP, Dinas LKH Kabupaten Lobar dan Kalimantan Barat. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Industrialisasi untuk Zero Waste, Kini NTB Mampu Mengelola Sampah Plastik Jadi Solar

Trending Now