Penutupan Destinasi Berjalan Meski Sempat Menuai Protes

MandalikaPost.com
Sabtu, Mei 15, 2021 | 16.07 WIB Last Updated 2021-05-25T08:09:03Z

LOMBOK BARAT - Penutupan tempat wisata pasca lebaran oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menuai berbagai reaksi. Sebagaian besar masyarakat menganggap penutupan tempat wisata pada libur Idul Fitri 1442 H yang termuat dalam Surat Edaran Bupati itu sudah sesuai.


Namun tidak sedikit masyarakat juga merasa kecewa dengan penutupan ini. Beberapa pedagang yang ada di kawasan Pantai Cemare Lembar Selatan bahkan sampai melakukan aksi demo menuntut agar Pemkab Lombok Barat membuka akses masyarakat ke Pantai Cemare.


Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengeluarkan Surat Edaran tentang pembatasan kegiatan pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1442 H/2021 M dalam masa pandemi Covid-19 di Lombok Barat.Salah satu isinya adalah menutup semua tempat wisata/objek wisata yang ada di wilayah Lombok Barat sejak H-1 hari raya Idul Fitri dampai dengan H+10.


Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Akhkam berharap masyarakat dapat mematuhi keputusan pemerintah agar dapat mencegah kerumunan untuk memutus penyebaran Covid-19.


"Kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi ini. Tidak ada jaminan oleh siapapun bahwa protokol kesehatan bisa berjalan di tengah kerumunan bila di buka. Mohon bersabar. Pasca 10 hari lebaran akan dinormalkan lagi" kata Akhkam saat ditemui di kawasan Pantai Cemare usai melakukan pemantauan, Sabtu (15/5).


“Pemkab Lobar tidak sendiri karena harus dikoordinasikan dengan lintas sektor di forkopimda, terutama dengan Kepolisian akibat kita berada di zona orange,” lanjutnya.


Di tempat berbeda, tanggapan positif disampaikan Pak Soleh, penjaga tempat wisata di Desa Pakuan Kecamatan Narmada. Walaupun mengaku kecewa dengan aturan penutupan ini, dirinya mengaku tindakan pemerintah di situasi pandemi yang sedang berlangsung saat ini sudah sesuai. Menurutnya, penutupan tempat-tempat wisata ini walaupun merugikan dari sisi ekonomi, namun bisa menekan kasus Covid 19 dan menyelamatkan banyak orang.


"Iya jelas kecewa, pendapatan jadi tidak ada yang biasanya lumayan saat lebaran. Tapi kami kan mencoba patuh sama aturan. Mudahan saja cepat berhenti ini. Mudahan cepat normal ya, biar orang-orang yang mau main-main berlibur, mandi di air terjun ini bisa bebas datang," harap Soleh. 


Senada dengan Soleh, Ani yang merupakan pedagang di kawasan Pusat Rekreasi Masyarakat Sesaot mengaku mengalami penurunan hasil penjualan. Ibu empat anak ini mengaku jika dalam kondisi normal dirinya bisa saja memperoleh ratusan ribu rupiah dalam sehari. 


"Ia tentu berkurang, kan Sesaot tutup. Tapi gak apa-apa, kalo emang pemerintah menyuruh tutup, ini kan demi orang banyak lainnya juga," ungkapnya.


Ditemui oleh tim pantau Dinas Pariwisata di lokasi, salah seorang pengunjung bernama Dedi mengaku tidak mengetahui adanya penutupan tempat wisata di Lombok Barat. 


"Saya rencana ke Air terjun Segenter mau foto-foto, tapi malah tutup. Saya lewat Sesaot juga ternyata tutup, tadi saya lewat Tibu Atas tadi juga ditutup, gak dikasi masuk" kata pengunjung asal Mataram ini.


Walaupun terdengar sedikit kecewa karena tidak bisa ke tempat tujuan, Dedi juga merasakan kalau pemerintah sedang berusaha untuk memutus penularan Covid-19. 


"Kita sebagai masyarakat ya memang sebaiknya mengikuti himbauan pemerintah, setelah itu pemerintah juga harus tetap memberikan perhatian kepada teman-teman pemilik tempat wisata yang terdampak," ujarnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Penutupan Destinasi Berjalan Meski Sempat Menuai Protes

Trending Now