Pendaki Asal KLU Meninggal di Air Panas Gunung Rinjani

Rosyidin
Senin, Juni 14, 2021 | 12.18 WIB Last Updated 2021-06-14T04:18:58Z
Proses evakuasi korban.

LOMBOK TIMUR - Sardin (46), salah seorang pendaki peziarah asal Desa Pansor, Lombok Utara, meninggal di kawasan Gunung Rinjani.


Korban mendaki untuk berobat ke air panas di Aik Kalak, Gunung Rinjani. Namun sepulangnya, Minggu pagi (13/6), kondisi korban memburuk dalam perjalanan pulang menuju Sembalun. Korban diketahui meninggal di jembatan antara pos pelawangan dengan danau segara anak sekitar pukul 09.14 Wita.


Menurut keluarga korban, korban mengalami lemas dan sakit pinggang sehingga mengakibatkan korban sama sekali tidak bisa berjalan maupun melakukan aktifitas. Sehingga dibantu naik oleh rombongannya ke tenda mereka, dari kolam air panas yang biasa tempat orang berendam atau mandi untuk berobat. 


Melihat hal itu, keluarga dan rombongan korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Resort Senaru sekitar pukul 17.00 wita, untuk minta bantuan evakuasi, dimana lokasi korban saat saat itu di sekitar pemandian air panas Danau Segara Anak. 


Kepala Resort Senaru menerima laporan tersebut, langsung berkoordinasi dan melaporkan kejadian tersebut ke Kepala SPTN Wil I sekitar pukul 17.05 wita, kemudian menghubungi pihak EMHC  team evakuasi. 


"Pukul 17.10 wita, kami menghubungi pihak EMHC, karena posisi korban berada di sekitar Danau Segara Anak, maka diputuskan oleh pihak EMHC (Kesehatan) untuk mengirim tim evakuasi via jalur Pendakian Sembalun tadi malam," jelas Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady, Minggu malam.


Team Evakuasi tiba dilokasi korban Danau Segara Anak sekitar Pukul 00.00 wita dan langsung melakukan obervasi awal oleh tim kesehatan EMHC. 


Selanjutnya pukul 08.00 wita, 13 Juni 2021, tim evakuasi berangkat dari danau membawa korban naik ke Pelawangan Sembalun bersama dengan rombongan. 


"Meninggalnya sekitar pukul 09.14 Wita, setelah berjalan selama 1 jam, tim baru sampai di posisi jembatan untuk istirahat,  bermaksud membenahi posisi angkut korban agar lebih memperkuat dan memudahkan proses evakuasi. namun setelah korban diturunkan, Korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia", jelas Dedy. 


Pukul 17.00 wita sambung Dedy, team evakuasi dan jenazah korban tiba di Bawak Nao dan langsung disambut oleh Tim Kesehatan EMHC, Ambulance Puskesmas Sembalun, Polsek Sembalun, Koramil Sembalun, Kepala Resort Sembalun dan Kepala Resort Senaru. Selanutnya jenazah korban dibawa ke Puskesmas Sembalun untuk dilakukan visum. 


"Pukul 18.00 wita, setelah proses visum dilakukan. Jenazah korban diantar ke rumah duka dengan ambulance dan dikawal oleh personil Polsek Sembalun serta di dampingi Kepala Resort Sembalun, Kepala Resort Senaru dan EMHC," kata Dedy. 


Jajaran TNGR bersama Polsek Sembalun dan EMHC, menyerahkan jenazah korban ke Pihak Keluarga secara resmi dan disaksikan oleh Pemdes setempat.


Untuk diketahui, rombongan pendaki peziarah berobat masuk melalui pintu Senange Jalur pendakian Torean pada hari kamis 10 Juni 2021 program tiga hari dua malam. 


Rombongan tersebut berjumlah 17 orang, sebelumnya korban dalam keadaan sehat saat melakukan pendakian dan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya. 


Tujuan korban berendam di air panas (Aik kalak) dikarenakan korban lagi mengidap penyakit kulit berupa gatal-gatal. Dan korban saat mendaki membawa putranya yang masih kanak-kanak bernama Alim.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pendaki Asal KLU Meninggal di Air Panas Gunung Rinjani

Trending Now