Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Gede Putu Ariyadi dalam pertemuan dengan stakeholders terkait. |
MATARAM - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB membangun sinergi dengan BLK Internasional Lombok Timur, BLKDN milik Pemprov NTB dan Kabupaten/Kota bersama seluruh Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) dan para pimpinan asosiasi industri se-NTB. Mereka membangun komitmen yang sama untuk menjamin tersedianya pekerja lokal yang kompeten yang mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja pada destinasi super prioritas nasional, KEK Mandalika.
Sebelumnya, Direktur ITDC telah merilis bahwa pengembangan KEK Mandalika yang berturut-turut akan menjadi tuan rumah perhelatan world super bike pada Nopember 2021, disusul balap motor dunia MotoGP pada tahun 2022 serta event-event bergengsi lainya, akan membuka kesempatan kerja bagi 6.426 orang dalam kurun waktu 1 hingga 5 tahun kedepan. Kwalifikasi Pekerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja terampil dan ahli. Jika tenaga kerja itu tidak tersedia di NTB, maka akan diisi pekerja luar.
Menjawab kebutuhan naker tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos,MH menggelar press conference bertajuk diskusi penyiapan tenaga kerja kompeten bersama Kepala BLK Internasional Lombok Timur, Sabbar S.Pd, Ketua FKJP, Nalatika Sari Dewi didampingi para pimpinan asosiasi industri pariwisata, diantaranya : Syamzul selaku Ketua Mandalika Hotel Asosiation ( MHA). Juga hadir Ketua Asosiasi FB service, Ketua Asosiasi House Keeping; Ketua IHGMA; Ketua Asosiasi Front Office serta Ketua Asosiasi Marketing Manager Hotel bersama puluhan media cetak dan elektronik, di Ruang Rapat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, Senin (31/5).
Pada jumpa pers dengan tema : "Membedah Tenaga Kerja untuk Memenuhi Kebutuhan Pekerja, pada Destinasi Super Prioritas Kawasan Ekonomi Khusus" tersebut, Aryadi menjelaskan bahwa diskusi yang diinisiasinya dimaksudkan untuk mempertemukan Para Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dengan dunia usaha dan dunia industri, sehingga terjadi link and match antara program penyiapan tenaga kerja lokal yang profesional, terampil dan kompeten di wilayah Nusa Tenggara Barat dengan kebutuhan riil dunia industri.
"Kalau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika hanya dibutuhkan sekitar 6 ribu pekerja selama 5 tahun kedepan. Kami tegaskan saat ini saja sudah ada 15 ribu orang Naker lulusan BLK dan LPKS. Terdiri dari 10.750 lulusan pelatihan kerja yang dilaksanakan LPKS dan 4.500 lulusan BLKI dan 7 BLK Binaannya yang ada di NTB," terang Aryadi.
Menurutnya kesempatan kerja tersebut relatif terbatas jika dibandingkan dengan angka pengangguran terbuka di NTB yang mencapai lebih dari 109 ribu orang. Karena itu, pelatihan kerja yang dilaksanakan pemerintah bersama asosiasi industri, bukan hanya untuk mengisi kesempatan kerja yang ada pada perusahaan dan industri saja, melainkan juga pelatihan kerja untuk wira usaha mandiri. Ia menyebut tidak sedikit dari PMI purna, ketika pulang kampung dengan membawa modal, pengalaman kerja di negeri orang dan semangat juang tinggi, mereka saat ini berhasil membangun usaha mandiri.
Kepala BLKI Lombok Timur, Sabbar, S.Pd menyampaikan hal senada. "Kalau menyangkut kesiapan tenaga kerja NTB menyambut KEK Mandalika dan event MotoGP, kami telah mencetak begitu banyak tenaga kompeten dengan beragam kejuruan dan standar kwalifikasi yang dibutuhkan. Seperti yang telah disampaikan Pak Kadisnakertrans tadi," tegasnya penuh semangat.
Namun yang masih menjadi tanda tanya bagi kami adalah spesifikasi atau kwalifikasi kompetensi seperti apa yang di butuhkan. Inilah yang perlu diberikan gambaran konkrit oleh ITDC dan Mitra Usahanya, sehingga calon tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan baik melalui BLK pemerintah maupun LPK diharapkan benar-benar menjadi prioritas perekrutan.
"BLK siap menjawab kualfikasi yang dibutuhkan dalam proyek Super Prioritas Mandalika. BLK punya berlipat tenaga kerja di tiga provinsi binaan, yakni BLK Bali, NTB dan NTT," jelas Sabar.
Kalau ini dianggap belum cukup, maka kami menyiapkan 3 program untuk menjawab kebutuhan kompetensi tersebut, yakni Skilling, Re-Skilling dan Up skilling. "Fasilitas pelatihan dan dananya kami siapkan," tegas Pak Sabbar.
Kebutuhan paling banyak datang dari sektor industri hotel, restoran, hingga pekerja di sirkuit. ”Inilah yang akan jadi pekerjaan rumah terbesar saat ini,” imbuhnya.
Ketua Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) NTB, Sari Dewi yang juga ketua HILSI menyebut 6 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proyek Super Prioritas Mandalika, belum jelas. Karena menurut Dewi, data yang dirilis ITDC tersebut masih data mentah.
"Sehingga perlu informasi riil, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan," ungkap Dewi, yang berjanji akan memediasi antara lembaga pelatihan, untuk link and match dengan dunia industri.
Para pimpinan Asosiasi perusahaan lainnya yang hadir juga memberikan masukannya. Diantaranya, meminta kepada disnakertrans Provinsi NTB agar difasilitasi pengembangan pelatihan SDM perusahaan dibidang digital marketing, penyediaan asessor dan lain-lain. Permintaan tersebut langsung direspon dan ditindaklanjuti dalam bentuk program pelatihan digital marketing dari dana APBN.