Lalu Fauzi Wisna Wijaya bersama dagangan Soto Ayam Kampung miliknya di kawasan jalan HOS Cokroaminoto, Kota Mataram, NTB. |
MANDALIKAPOST.com - Pengalaman pahit kadang berbuah manis pada akhirnya. Ini juga yang dirasakan Lalu Fauzi Wisna Wijaya (35), pria kelahiran Pengembur, Lombok Tengah.
Sempat tertipu ulah calo TKI dan hidup terkatung-katung di Bekasi di tahun 2017. Kini, Faiz - begitu ia akrab disapa -, bisa berdikari dan memiliki usaha kuliner Soto Ayam Kampung di Kota Mataram.
"Sekarang alhamdulillah, berkat berjualan Soto, sudah bisa beli rumah, tanah, dan sepeda motor," ujar Faiz saat berbincang dengan Mandalika Post.
Lapak Dagang Soto Ayam Kampung milik Faiz mudah ditemukan di gerai Zoya, jalan HOS Cokroaminoto Mataram. Tepat di samping barat kantor Gubernur NTB, hanya beberapa meter ke selatan dari Lapas Perempuan Mataram.
Sejumlah ASN Gubernuran dan juga Pemkot Mataram tentu akrab dengan cita rasa khas Soto Faiz. Bagi sebagian mereka, ini menu sarapan. Bisa juga menu santap siang di saat jam istirahat bekerja.
Soto Ayam Kampung buatan Faiz rasanya mirip dengan sajian Soto Ayam Jawa Timur, brand kuliner yang cukup terkenal di sejumlah kota besar.
Ya, suami dari Baiq Martihati ini memang pernah bekerja di salah satu cabang resto Soto Ayam Jawa Timur di Jaticempaka, kawasan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Berniat Kerja di Arab Saudi
Masa depan dan nasib seseorang memang selalu menjadi misteri-Nya. Dan, Faiz memercayai hal itu.
"Saya bahkan nggak pernah berpikir akan jadi pedagang Soto. Niat saya jadi TKI ke Arab Saudi," ujarnya.
Tahun 2017, dengan uang tabungan dan beberapa hasil pinjaman ke kerabat, Faiz mengumpulkan sekitar Rp35 juta sebagai biaya mendaftar rekrutmen TKI.
Melalui seorang calo TKI, Faiz dijanjikan bakal kerja di Arab Saudi sebagai Cleaning Service perkantoran dengan gaji yang lumayan.
Bersama lima orang lainnya dari Lombok, Faiz kemudian diberangkatkan untuk diberi pelatihan di daerah Bekasi, Jawa Barat.
"Tapi sampai di tempat penampungan, saya mulai curiga. Karena di (penampungan) sana ada banyak sekali orang. Jumlahnya sampai ratusan, dari berbagai daerah," katanya.
Sebulan di penampungan tanpa pelatihan dan tanpa penjelasan apapun dari perusahaan yang merekrut, Faiz mulai yakin bahwa dirinya benar-benar telah tertipu.
Apalagi saat itu bersama 30 orang calon TKI lainnya, Faiz dipindahkan ke sebuah rumah kontrakan yang secara ukuran tak layak dibanding jumlah penghuninya.
"Kita satu rumah ada 30 orang, nggak dikasih makan," kenang Faiz.
Tabungan yang menipis dan mulai habis membuat Faiz dan rekan-rekannya bertahan hidup seadanya.
Pernah suatu malam, ada dermawan baik yang memberikan setandan buah pisang.
"Ya Allah, sedih sekali kalau ingat itu. Kita bertahan dengan makan pisang, itu rebutan," ujarnya.
Bekerja Demi Sesuap Makanan
Meski sadar telah tertipu, Faiz bingung harus berbuat apa. Bertanya pada si calo TKI sudah tak mungkin karena putus kontak. Sementara puluhan rekan sesama calon TKI pun dalam kondisi bingung yang sama.
Berkabar ke kampung tak mungkin juga bagi Faiz. Ia malu jika keluarganya nanti tahu bahwa ia telah tertipu dan gagal berangkat ke Arab Saudi.
Hampir tiga bulan berselang, jika tak berbuat sesuatu Faiz pasti bisa mati kelaparan. Naluri bertahan hidupnya muncul, Faiz mulai keluar dari rumah penampungan untuk mencoba cari pekerjaan. Sialnya, hampir semua dokumen Faiz dipegang calo TKI yang merekrutnya.
Ia beberapa kali nekat menjadi juru parkir di depan warung makan padang, di sebuah ruas jalan Bekasi. Namun karena pendatang baru, Faiz terusir warga setempat yang juga mencari ladang hidup di parkiran.
"Waktu saya sudah putus asa, saya nggak sengaja ketemu Resto Soto Jawa Timur cabang Bekasi. Karena sangat lapar, saya masuk dan minta sedikit kasihan untuk dapat makan," kenang Faiz.
Kepada pemilik resto yang biasa disapa Pakde Jo, Faiz menceritakan kisahnya sampai terkatung-katung di Bekasi.
"Saya minta kerja di resto itu, tidak usah digaji tidak apa-apa, asal bisa makan saja sudah cukup," ujarnya.
Resep Soto Ayam Pakde Jo
Tugas pertama Faiz di resto itu sebagai tenaga cuci piring dan perabotan dapur, dan sepekan kemudian ia sudah ditugasi mengantar menu ke pelanggan resto.
"Resto Soto itu sangat terkenal di Bekasi. Sehari pengunjungnya bisa ratusan orang, pagi sampai malam," katanya.
Pakde yang senang melihat kinerja Faiz yang rajin kemudian memberikan kepercayaan pada Faiz untuk tugas tambahan. Faiz mulai dipercaya berbelanja bumbu rempah dan bahan-bahan Soto Ayam Kampung.
"Yang saya juga heran, banyak teman yang lebih lama kerja disana tapi nggak dikasih tau rahasia resep dan bumbu Soto. Saya baru sebulan sudah dipercaya, disitulah saya banyak belajar tentang olahan Soto Ayam ini," katanya.
Resto Soto Ayam Jawa Timur milik Pakde Jo telah menyelamatkan nasib Faiz di Bekasi, Jawa Barat. Ayah dari Lalu Jayan Mutakin (8) ini bukan hanya bisa bertahan hidup, tetapi juga mengumpulkan sedikit demi sedikit uang, dan mendapatkan ilmu memasak yang lumayan, untuk beberapa bulan. (BERSAMBUNG)