Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi I Gede Putu Ariyadi Saat Membuka Kegiatan Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kantor LTSA Mataram |
MATARAM- Tenaga kerja atau PMI yang berangkat sesuai prosedur, banyak yang sukses, baik di luar negeri maupun dalam negeri. "Banyak diantara mantan PMI atau yang dikenal sebagai PMI Purna, setelah pulang, mereka sukses menjadi wirausaha mandiri. Inilah yang harus dicontoh," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. NTB I Gede Putu Aryadi, S.Sos,MH di hadapan PMI Purna dari Arab Saudi, Malaysia, Brunei Darussalam, saat membuka Kegiatan Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna Penempatan Paket I dan II Tahun Anggaran 2021 Disnakertrans Prov. NTB di Aula LTSA yang dilaksanakan selama dua hari dari hari Rabu-Kamis (25-26/08/2021).
Salah satu contoh PMI Purna yang berhasil menjadi wirausaha mandiri, sebut Aryadi adalah kelompok PMI Purna yang berasal Dusun Kumbi. Dusun Kumbi sendiri adalah salah satu Dusun kantong PMI di Desa Pakuan, Narmada. PMI purna yang berasal dari Dusun Kumbi merupakan PMI yang pernah bekerja di negara Malaysia, Brunei Darussalam, taiwan, singapore dan Arab Saudi. Kelompok wirausaha mandiri ini mengolah potensi alam yang ada daerah tersebut. Seperti diketahui, Dusun Kumbi memiliki lahan pertanian yang subur sehingga menghasilkan kopi, pisang, talas, durian, manggis dan nangka dengan kualitas yang baik. Sejak tahun 2019, PMI purna laki-laki yang berjumlah 20 orang mengelola 20 hektar kebun kopi, kemudian melahirkan merk "Kopi Kumbi".
Kopi kumbi tersebut, terang mantan irbansus pada Inspektorat NTB itu, bahkan menjadi salah satu UMKM yang akan mensuplai kebutuhan di KEK Mandalika.
Selain ada kelompok PMI Purna yang mengelola Kopi Kumbi di Dusun Kumbi, di Desa Pakuan juga memiliki KWT Bile Maju berisi PMI Purna perempuan yang pernah bekerja di negara Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Singapura Qatar, Abu Dhabi dan Taiwan.
KWT ini membuat olahan keripik dari singkong, talas dan pisang. Hanya saja, kelompok ini meminta kepada disnakertrans untuk bisa diberikan pelatihan skill untuk industri pengolahan hasil pertanian. Sehingga komoditi pertanian yang melimpah di desanya, bisa dipasarkan dalam bentuk produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi.
Mantan Kadiskominfotik Prov. NTB menyampaikan PMI Purna memiliki 3 modal utama untuk menjadi wirausaha mandiri yang sukses. 3 modal itu adalah pengalaman, modal dan jaringan. Orang yang pernah bekerja diluar negeri dengan pahit getirnya kehidupan disana pasti memiliki etos kerja tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja di negeri sendiri.
Pengalaman bekerja di luar negeri harus menjadi spirit untuk menjadi manusia yang lebih baik. Apalagi Desa Pakuan memiliki potensi alam yang bagus, ujarnya
"Pengalaman bekerja di luar negeri mengajarkan anda pintar berinteraksi dengan orang-orang dengan latar belakang pendidikan, bahasa dan asal negara yang berbeda-beda. Pengalaman itu bisa diaplikasikan ketika membangun usaha dan bisa menjadi pegangan dalam upaya mengembangkan potensi yg ada di daerah," himbaunya.
Mantan Irbansus pada Inspektorat Prov. NTB berharap PMI Purna bisa menjadi figur teladan dalam menciptakan usaha-usaha produktif yang ada di daerah sekitar. Kita ketahui bersama, Provinsi NTB memiliki potensi yang besar dalam sektor pertanian, salah satunya adalah kopi. Kopi asal NTB sangat diminati oleh negara lain, seperti negara Timur tengah, Inggris dan Amerika Serikat. Prospek kopi bagus namun masih terkendala belum adanya seritifikat quality control.
Pergelaran event international bisa kita jadikan sebagai ajang untuk mengenalkan kopi dan kuliner khas NTB seperti keripik dari hasil bumi kepada para wisatawan. "Kopi membutuhkan sertifikat mutu agar bisa di ekspor, sedangkan produk-produk khas perlu dikemas dengan baik dan menarik konsumen," jelas Aryadi.
Mengakhiri sambutannya, Aryadi mengingatkan peserta untuk menjadi PMI yang legal. "Kalau ke luar negeri mohon diikuti prosedur yang ada, hal ini penting karena PMI yang bekerja melalui jalur resmi jika mengalami hal-hal yang tidak baik seperti tidak digaji, mengalami perlakuan tidak terpuji, maka pemerintah bisa membantu menyelesaikan masalah tersebut," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Kumbi Saringgih yang merupakan PMI Purna yang pernah bekerja Brunei Darussalam mengatakan bekerja di luar negeri tidak seindah yang terlihat. Menurutnya lebih baik mengolah potensi alam yang ada di daerah sekitar dibandingkan bekerja di luar negeri. Saringgih menyampaikan saat ini kelompoknya akan terus meningkatkan jumlah produksi serta memperbaiki kemasan agar masuk ke pasar ekspor. "Kopi Kumbi dan olahan keripik akan mensuplai kebutuhan kuliner pada event internasional di KEK Mandalika," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Muhairi Isnaeni, SH melaporkan kegiatan ini bertujuan agar peserta bisa menata usahanya dengan baik sehingga dapat menciptakan tenaga kerja baru bagi masyarakat disekitarnya. Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 2 paket dengan total peserta sebanyak 40 orang.