Aksi penghijauan di Desa Mambalan didukung Palmtri Foundation, sebuah organisasi peduli lingkungan dari Hungaria. |
MANDALIKAPOST.com - Sejarah Baru Desa Mambalan, telah dimulai. Lima tahun tanpa pemimpin, membuat desa ini mati suri. Ada namun tak hidup.
Belum lagi, kondisi NTB secara Umum juga tengah terpuruk. Pasca gempa bumi dan masa pandemi ini.
Seperti sebagian besar desa desa Lombok di masa pandemi ini, dampak gempa bumi belum sepenuhnya tertangani. Kini, seiring kondisi semua desa di Lombok khususnya, tengah bergegas membenahi kampung halaman masing masing.
Tak terkecuali yang terjadi di Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat ini.
Seiring semangat itu, desa yang berpenduduk 1.137 Kepala keluarga atau sekitar 3.700 jiwa ini menyambut pemimpin baru.
Kades Mambalan terpilih, Sayid Abdollah Alkaff S.Sos. |
Nah, mengawali langkah sebagai Kades Mambalan terpilih, Sayid Abdollah Alkaff S.sos memulai satu gerakan untuk lingkungan yang lebih baik.
Bersamaan dengan perayaan hari Kemerdekaan 17 Agustus lalu, ia mengajak warga Mambalan menanam sekitar 2.500 pohon. Sebanyak 230 diantaranya ada pohon Flamboyan.
Tepat di usia 76 tahun Indonesia merdeka, ratusan warga Mambalan memulai gerakan Menanam Kembali.
Sebagai salah satu desa tradisi yang cukup tua di pulau ini, di hari kemerdekaan 17 Agustus 2021 lalu, desa para datu dan raden inj memasuki usia 350 tahun. Hari Kemerdekaan di masa pandemi ini pun mulai terasa menarik untuk diamati dan dipelajari.
Tanggal itu akan terkenang setiap tahunnya bagi semua warga Mambalan dari Dusun Lilir Barat sampai Batu Riti. Atau dari Dusun Buwuh hingga Mambalan. Moment hari kemerdekaan ini pun akan menjadi sejarah bagi warga Mambalan khususnya.
"Kita mulai gerakan ini dengan investasi oksigen untuk bumi. Kita sadar, kita dan bumi tidak dalam kondisi yang baik baik saja. Tapi kita juga meyakini, setelah gempuran badai bencana dan gelombang pandemi ini, akan ada pelangi di tanah ini," ungkap Apink Alkaff, sapaan akrab Kades Mambalan periode 2021-2027 ini.
Untuk itu, ratusan warga Mambalan menanam sekitar 1500 pohon. Ratusan diantara nya jenis Delonix Regia (bunga api) Flamb. Gerakan penghijauan ini juga ditujukan untuk mengenang hari jadi Desa Mambalan ke-350 tahun.
Berbagai pihak datang berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon yang dilakukan di hampir seluruh wilayah Desa Mambalan, mulai dari pinggir jalan raya, sepadan sungai, hingga ke kebun-kebun dan halaman warga tersebut. Mulai dari Pemerintahan Desa, TNI AD, TNI AU, Ibu-ibu PKK, Karang Taruna, beserta seluruh elemen lembaga desa dan masyarakat Mambalan. Selain itu hadir pula komunitas-komunitas pecinta lingkungan dari dalam maupun luar negeri.
Komunitas-komunitas tersebut di antaranya Palmtri Foundation, Pawang Rinjani, Matakali, Kalpa Saga, Lombok Ocean Care, Persatuan Alumni Sarjana Hukum Universitas Muhammadiyah, Komunitas Yuk Ngaji Lombok, Komunitas Sholawat Al-Muhajir, hingga Komunitas 10 Millio FA dari Hungaria.
Masih menurut Apink, penanaman pohon ini adalah sebagai titik navigasi untuk pulang. Atau juga menjadi fondasi pembangunan desa ke depan. Menurutnya ini hanya letupan kecil sebagai pemicu yang kemudian ke depan akan aterus dilakukan penanaman maupun pemeliharaan secara berkelanjutan.
"Kita kembali ke akar, menanam semangat. Insyaallah kelak kita akan memetik bunga dan buah di halaman sendiri," ujar mantan wartawan Jawa Pos Group ini.
"Flamboyan ini adalah langkah awal sebagai letupan yang kemudian akan kita lakukan secara berkelanjutan," ujarnya
Kedepan, Apink Alkaff memiliki cita-cita untuk melihat mambalan sebagai desa konservasi. Melakukan berbagai pembangunan dengan konsep berbasis konservasi alam. Ia mengatakan, pohon sebagai sumber oksigen sehingga penanaman pohon yang dilakukannya ia sebut sebagai investasi nafas masyarakat.
"Ke depan pembangunan apa pun di desa harus berdasarkan kajian dan berbasis konservasi. Kita menanam pohon untuk menghasilkan oksigen, oksigen untuk bernafas, sehingga sederhananya kami sedang melakukan investasi nafas bagi anak cucu kita di masa mendatang," jelasnya.
Sambutan hangat dari berbagai pihak menyambut kegiatan penanaman tersebut, di antaranya dari Mark Gauder, perwakilan dari 10 Millio FA Hungaria tersebut menyatakan ini adalah langkah awal yang menjanjikan, sebagai komunitas lingkungan internasional ia menyatakan akan merangkul desa mambalan sebagai objek konservasi.
"Nanti kami yang akan membantu mencarikan dana, teman-teman di sini tinggal menanam saja, lalu hasilkanlah oksigen dari pohon-pohon tersebut. Langkah awal yang baik dan menjanjikan," ujar Warga Negara Hungaria yang telah fasih berbahasa Indonesia tersebut.
Penanaman ribuan bibit Flamboyan di Desa Mambalan. Menuju Desa Konservasi berbasis kearifan lokal masyarakat. |
Selain itu, sambutan hangat datang pula dari TNI Angkatan Udara Letnan I Elektronika Edi Ismanto, PGS Kabinpotdirga Lanud Zam. Melihat giat masyarakat bersemangat dalam penanaman pohon ini, ia optimis Mambalan akan menjadi Desa hijau yang dikenal akan kelestariannya suatu saat nanti.
"Saya optimis, Mambalan ke depan akan dikenal sebagai desa hijau nan lestari," paparnya
Berbagai elemen masyarakat pun memberikan dukungan serta komentar positif terkait kegiatan ini. Fatimah Azzahra dan Baiq Filla, yang merupakan unsur pemuda Desa Mambalan mengaku girang mengikuti kegiatan tersebut. Pasalnya ini pertama kalinya bagi mereka dan merasa hal-hal semacam ini harus dilakukan lebih intensif.
"Ini kali pertama penanaman pohon massal di sini, kami sangat senang, sebagai pemuda kami memiliki kesadaran tentang lingkungan, sehingga nanti penanaman ini harus dilakukan lebih intensif lagi," ujar mereka.
Acara penanaman berjalan sukaria dan meriah, dengan sajian jajanan lokal dan iringan sholawat serta musik hadroh. Namun tentu saja kegiatan berlangsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.