Petugas berupaya memadamkan api di bukit Sempana dengan peralatan seadanya. |
MANDALIKAPOST.com - Kebakaran di kawasan hutan bukit Sempana, di kaki Gunung Rinjani, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur sejak Minggu malam (8/8) masih sulit diatasi.
Bukit Sempana berada di wilayah Balai Kesatuan Pengeloaan Hutan (BKPH) Rinjani Timur.
Kepala Seksi Perlindungan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Balai KPH Rinjani Timur, Lalu Iskandar SP mengatakan, kebakaran hutan di bukit Sempana diketahui sekitar pukul 23.00 wita.
"Info tersebut kami dapat dari pengeloa bukit Sempana Minggu malam," terangnya.
Mendapatkan info tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kepala Resort Penglolaan Hutan (RPH) Sembalun, Polsek Sembalun, Koramil 1615 Sembalun dan Kepala Resort TNGR Sembalun untuk memadamkan api tersebut.
Sedikitnya 15 orang tim gabungan TNI-Polri, TNGR dan RPH Sembalun diterjunkan untuk memadamkan kebakaran hutan.
Pantauan di lapangan, hingga Selasa malam (10/8) si jago merah belum bisa dijinakkan oleh tim gabungan.
Hembusan angin kencang, membuat api terus melahap padang savana dan kayu di bukit Sempana, sehingga membuat tim gabungan kesulitan untuk memdamkan api tersebut karena titik api berda di jurang dan medan yang terjal.
Diperkirakan sekitar 100 Hektare kawasan terbakar lantaran titik api yang terus menjalar ke bukit Nanggi dan hutan sekitar bukit Sempana.
"Hingga saat ini, belum kita bisa pastikan luas lahan yang terbakar. Karena api masih berkobar," kata Muzhiril Haqqa SH, Kepala Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Sembalun, Selasa (10/8).
Tim gabungan, lanjutnya Muzhiril, sudah berupaya dengan berbagai cara untuk pemadam api tersebut dengan menggunakan alat seadanya. Namun api terus berkobar terlebih lokasinya sangat sulit dijangkau dan medan yang terjal sehingga membuat tim kesulitan untuk menjinakan si jago merah.
“Tim masih kesulitan memadamkan apinya karena menggunakan alat seadanya. Bahkan sebagian tim kita tarik mundur, mengingat logistik tidak mencukupi dan lokasinya jauh dari jangkauan," kata Muzhiril.
Ia mengatakan, pihaknya juga tengah mendalami penyebab kebakaran itu.
Sementara itu, salah satu founder Sembalun Seven Summits, Rudi Hermansyah menyayangkan kebakaran tersebut. Karena bukit itu masuk di ke tujuh puncak tertinggi di Sembalun yang direkomendasikan oleh komite S7S.
“Kita menyayangkan hal itu terjadi, padahal di setiap kesempatan kami dari komite S7S selalu mengedukasi pengunjung maupun pengelola untuk menjaga lingkungan dan melestarikan hutan, karena itu bagian dari visi misi Sembalun 7 Summit,” kata Rudi.
Kedepan ia berharap kejadian seperti ini jangan terulang lagi. Untuk itu, ia meminta Karhutla tersebut menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan intansi terkait.
“Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di tahun-tahun berikutnya, dan saya harap ini menjadi atensi kita bersama. Bukan hanya pemerintah, tapi semua elemen masyarakat,” kata Rudi.