Membuka Banyak Peluang, Perlu Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja di DSP Mandalika

MandalikaPost.com
Jumat, Oktober 22, 2021 | 16.16 WIB Last Updated 2021-10-22T08:16:07Z
FGD sinergitas perkembangan pembangunan destinasi wisata Mandalika. Analisa kebutuhan tenaga kerja di kawasan Mandalika dirasa sangat diperlukan.

MANDALIKAPOST.com - Terpilihnya KEK Mandalika sebagai destinasi wisata dunia, akan memberikan banyak manfaat. Salah satunya muncul banyak peluang dan kesempatan kerja baru yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengembangkan destinasi wisata super prioritas tersebut, hal yang tidak boleh dilupakan adalah penyiapan SDM tenaga kerja kompeten, berbarengan dengan pengembangan wisata medis. 


"Kalau bisa pengembangan DSP KEK Mandalika, didukung wisata medis, sehingga harus ada RS bertaraf internasional yang menyajikan keindahan alam agar keluarga yang menemani pasien merasa terhibur dan tidak stres. Ini sekaligus dapat menambah lapangan kerja dan menyerap calon-calon tenaga kerja baru," ujar Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kemnaker RI, Dr. Nora Kartika Setyaningrum, SE, M.Si saat membuka  Focus Discussion Group ( FGD) Sinergitas Pengembangan Pembangunan Destinasi Wisata Mandalika di Hotel Golden Palace, Kamis (21/10/2021).


Nora menjelaskan seringkali peraturan daerah mengatur tiap perusahaan wajib melibatkan tenaga kerja dari putra daerah sampai 80%. Hal ini dapat terlaksama asal pemerintah daerah bisa mempersiapkan para putra-putri daerah memiliki skill sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.


Ia menyebut pandemi mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat antara lain pada keberlangsungan usaha di hampir semua sektor. Demikian pula pengembangan pembangunan di lima destinasi wisata super prioritas, dimana terjadi pengurangan penyerapan tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam pengembangan di lima destinasi wisata tersebut. 


"Analisis ini akan menyoroti bagaimana perkembangan penyerapan dan kebutuhan tenaga kerja serta kebutuhan pelatihan kerja sebelum dan saat terjadi pandemi," ujarnya. 


Nora berharap dari hasil analisis ini secara umum akan menghasilkan rekomendasi mengenai berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhan dan jenis pelatihan kerja yang sesuai untuk mengisi kesempatan kerja yang ada di lima destinasi wisata tersebut dalam jangka pendek, jangka menegah dan jangka panjang serta strategi yang diterapkan oleh Kementerian/Lembaga dan Stakeholder  terkait untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja.


"Analisis Pasar Kerja ini juga akan memetakan sistem pasar kerja sektor pariwisata, mengidentifikasi jenis dan kualifikasi pekerjaan, mengestimasikan jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan dan memetakan kebutuhan pelatihan," pungkas Nora.


Kepala Dinas Nakertrans Prov.NTB I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH memaparkan berdasarkan data BPS pada bulan Februari 2021 angka pengangguran terbuka di NTB sebesar 3,95% yaitu sebanyak 109.074 orang dengan tamatan Universitas paling tinggi sebesar 7,07%. "Hal ini dikarenakan lulusan Perguruan Tinggi memilih-milih pekerjaan. Padahal skill dan pengalaman kerja masih sangat terbatas," katanya.


Mantan Irbansus pada Inspektorat Prov. NTB menegaskan selain KEK Mandalika  sebagai salah satu Destinasi Wisata Super Prioritas (DSP) dari 5 DSP di seluruh Indonesia, kini  NTB juga sedang proses pengembangan kawasan industri di pulau Sumbawa, terutama dengan segera akan dimulainya pembangunan infrastruktur Smelter di KSB.


Kedua proyek besar tersebut, kata Aryadi membawa berkah tersendiri bagi terbukanya kesempatan kerja yang cukup besar dalam jangka menengah maupun jangka panjang.


Berdasarkan analisa awal yang dilakukannya, di KEK Mandalika akan dibangun  8 hotel bintang lima dengan total investasi mencapai lebih dari Rp. 14 triliun, serta membuka lapangan kerja baru yang mampu menyerap lebih dari 570 ribu tenaga kerja.


"Tugas bersama yang segera kita lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi/skill yang inline dengan   kebutuhan dunia industri. Karena itu, dalam analisis ini, dunia industri harus terlibat aktif memberikan i formasi terkait skill yang dibutuhkan, sehibgga lembaga pendidikan vokasi dan lembaga pelatihan kerja bisa menyesuaikan kurikulumnya," ujar Aryadi. 


Ia menyebut saat ini pihaknya bersama Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dan industri (FKLPKI ) sedang menyusun buku informasi pasar kerja secara detail, termasuk skill yang dibutuhkan dalam 5-10 tahun ke depan.

"Mudahan bisa kita implementasikan secara konkrit dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.


Sub Koordinator Analisis Pasar Kerja Indonesia Citra Anggaraini melaporkan analisis perkembangan pembangunan di 5 (Lima) destinasi wisata super prioritas bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap perkembagan penyerapan dan kebutuhan tenaga kerja, termasuk kebutuhan jenis pelatihan tenaga kerja, serta dampak ketenagakerjaan terhadap pengembangan ekonomi di wilayah masing-masing.


Peserta FGD Analisis Pasar Kerja “Sinergitas Perkembangan Pembangunan Destinasi Wisata Mandalika” Tahun 2021 berjumlah 26 orang yang terdiri dari Direktur PT. Pengembang Pariwisata Mandalika, Kepala Bappeda Prov. NTB, Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata Prov. NTB, Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Prov. NTB, Kepala Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Prov. NTB, Kepala ASPPI Prov. NTB, Akademisi Universitas Mataram, dan Akademisi Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram.


Narasumber berasal dari Peneliti PT. Lintas Nusa Sejahtera, Universitas Mataram, Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), PT. Pengembang Pariwisata Mandalika dan Disnaker Prov NTB.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Membuka Banyak Peluang, Perlu Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja di DSP Mandalika

Trending Now