Pimpinan Yayasan Pengurus Pusat IKA Almansyuriah dan Panitia Pelaksana |
LOTENG - Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Al Manshuryiah Bonder melangsungkan Rapat Kerja Perdana sekaligus konsolidasi Alumni di Kuta Pujut Loteng kemarin. Mereka merumuskan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang bertujuan untuk membangun daerah. Salah satu rekomendasi penting yaitu PP IKA Al Manshuriyah diharuskan menjalin hubungan dengan Pemerintah Daerah dalam berbagai bidang untuk kepentingan umat tanpa menafikan asas kebersamaan dan rasa solidaritas satu sama lain.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Al Manshuryiah, Baiq Mulinah mendorong belasan ribuan Alumni yang tersebar paling besat di tiga kecamatan yaitu Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya agar lebih mengeratkan persatuan sesama alumni. Hal ini dilakukan dengan mengingatkan dan menghidupkan kembali fungsi IKA itu sendiri diantaranya selalu menjaga silaturrahmi yang baik.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB itu merincikan sebagaimana pesan almagfurlah TGH Ahmad Taqiudin Mansyur yaitu silaturrahmi yang perlu terjaga. Pertama silaturrahmi Afkar. Alumni Al Mansyriah harus mampu menungkan ide gagasan pikiran untuk kemaslahatan umat dan daerah. Dengan berbagai latar belakang dan profesi yang ada, alumni dituntut lebih banyak berbuat memberikan kemaslahatan bagi orang banyak.
"Semakin banyak memberikan manfaat maka semakin membuat hidup kita menjadi berkah," papar Mulianah dalam sambutannya.
Silaturrahmi kedua yaitu silaturrahmi Af'al. Seluruh alumni harus mampu melakukan kerjasama yang baik, sinergitas saling mendukung dan merangkul dengan mengacu pada profesi yang ada. Hal ini merupakan bentuk kehadiran antar sesama alumni. Yang tidak kalah penting alumni dituntut untuk selalu menjalin silatutrahmi Ruh. Aktivitas dakwah keagamaan selalu dihidupkan di wilayang masing masing.
Mulianah juga mendorong alumni harus mampu mewujudkan pemerdayaan ekonomi bagi alumni. Persaingan yang cukup keras hari ini eksistensi dibidang wirausaha dan usaha. Untuk terus menghidupkan roda organisasi alumni maka sektor ekonomi menjadi tulang punggung. Dijelaskannya sejumlah peluang menanti didepan. Sebut saja Bisnis Pertashop yang siap dikerjasamakan dengan para alumni. Kedua Tetminal Tabung Gas dikawasan selatan masih belum ada.
"Itu adalah contoh peluang bisnis yang bisa kita lakukan bersama sama," ungkapnya.
Mulianah menegaskan alunni boleh saja miskin harta tetapi tidak boleh miskin jaringan dan peluang. Kesempatan yang ada harus direbut supaya pintu kemaslahatan umat itu terbuka.
"Kita boleh miskin harta tapi tidak boleh miskin jaringan," paparnya.
"Tidak ada kata istirahat untuk terus bergerak," dorongnya.
Sementara itu Ketua Umum PP IKA Al Mansyriah, Haris Arrauf menegaskan komitmennya untuk mengokohkan barisan alumni dengan memperbaharui dan melakukan pembenahan sistem. Lokus alumni di semua titik harus dihidupkan kembali untuk menyongsong kekuatan yang lebih besar dalam pengabdian kepada masyarakat luas dan daerah.
Hal kedua yang ditegaskan Haris yaitu mendorong supaya terbentuk Badan Usaha Milik Pondok (BUMP) dan juga Badan Usaha Milik Alumni (BUMA). Badan tersebut, lanjut Haris merupakan wadah pengembangan ekonomi pesantren dan alumni. Bahkan bagi alumni yang tidak memiliki pekerjaan bisa mengabdi di badan ekonomi tersebut.
"Ini harus kita dorong supaya ada BUMP. Setelah itu nanti baru BUMA," tegasnya.
Haris menyampaikan jumlah cabang yayasan Al Manshuriyah telah mencapai 40 cabang yayasan yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya. Yayasan cabang Alumni tidak hanya di NTB bahkan di luar NTB seperti d NTT.
Ketua Panitia Raker dan Konsolidasi IKA NU Al-Mansyuriah, Jhoni Sutangga menambahkan, kekuatan alumni tidak perlu diragukan. "Kami percaya eksintensi alumni. Sudah banyak yang menjadi orang-orang hebat di wilayahnya masing-masing. Tinggal bagaiaman kehebatan itu dikumpulkan untuk dijadikan satu kekuatan menyongsong kemajuan membangun daerah kedepannya," ujarnya.
Untuk diketahui, itu merupakan raker dan konslolidasi perdana IKA Al-Manshuriyah. Kegiatan tersebut mengangkat tema, "Memperkuat Solidaritas Alumni untuk Kemajuan Nusa Tenggara Barat. Alumni yang hadir mengenakan sarung sebagai identitas santri. Usai raker, kegiatan dilanjutkan dengan ziarah ke makam pengasuh Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta'limushibyan Bonder.
Untuk diketahui Raker dan Konslolidasi itu mengambil tema, Memperkuat Solidaritas Alumni untuk Kemajuan Nusa Tenggara Barat. Pantauan koran ini sebanyak 65 perwakilan alumni di semua desa di tiga kecamatan itu terlihat antusias mengikuti kegiatan perdana itu. Mereka tampak mengenakan sarung sebagai identitas santri dan diakhir acara dilanjutkan ziarah makam ke Pondok Bonder ()